19. Me After You

857 94 8
                                    

Now playing : 00:00 (Zero O'clock) - Bts




Semuanya membaik.

Setidaknya itu yang Kenzo tau, ini adalah hari dimana hasil operasi mata Nayla keluar. Pemuda itu menemani kakaknya saat sang dokter membuka perbannya pelan pelan.

Iya, gadis itu sudah mendapatkan donor mata. Mata milik Raynald, malaikat tanpa sayap yang memberinya kesempatan melihat dunianya lagi. Ia sempat menangis histeris bahkan menolak saat dokter yang kini merawatnya memberitau surat wasiat milik pemuda itu. Sungguh.. Nayla tidak tau lagi bagaimana caranya bisa membalas semua kebaikan Ray. Terlalu banyak yang telah pemuda  itu berikan padanya.

"Silahkan buka matamu pelan pelan.."

Buram. Semuanya masih gelap, sampai gadis itu kembali mengerjapkan matanya pelan lagi dan lagi.

"Bagaimana?"

"D-dokter.. saya bisa-"

"Kak"

"Hiks.. dok, hiks s-saya bisa. Kenzo kakak bisa lihat kamu lagi" ujarnya lalu beralih menatap pemuda itu sambil tersenyum

Kenzo mendekat pada kakaknya lalu memeluknya erat sekali.

Brak!
















"KAKAK!!!"

Suara itu berasal dari arah pintu yang dibuka dengan cepat. Dan entahlah apa ini hanya mimpinya atau memang benar, disana berdiri papa dan mamanya bersama Yassmine yang didorong diatas kursi roda.

Lalu sebuah pelukan hangat melingkupi tubuhnya. Sebuah pelukan teramat nyaman yang bahkan beberapa waktu ini Nayla tidak berani membayangkan bagaimana rasanya.

Pelukan milik papanya.

"Nak.. sungguh maafkan papa"

"Pa-"

"Papa pantas dibenci Nayla. Kesalahan papa terlalu banyak sama kamu. Bundamu bahkan tidak akan memaafkan papa disana. Maaf nak.. maafkan papa"

Nayla menghapus airmata dikedua pipi papanya. Mengusap pelan wajah pria yang teramat dicintainya itu, sambil memberi sebuah senyum tulus yang begitu menenangkan.

"Enggak. Nayla tidak pernah membenci papa, sampai kapanpun nggak akan pernah. Nayla juga sudah maafin papa.."

"Nak-"

"Nayla sayang sekali sama papa"

Pria itu kembali menarik puteri sulungnya dalam dekapannya. Memeluk erat gadis itu, menyesali betapa bodohnya dia selama ini sudah mengabaikan Nayla. Bahkan beberapa kali sering melontarkan kalimat yang menyakiti hati puterinya.

Pria itu menghela nafas lalu mengecup pelan pucuk kepala puterinya. Diam diam berjanji pada dirinya sendiri, untuk tidak lagi membuat senyuman tulus itu luntur untuk alasan apapun.

Suasana diruangan itu diselimuti aura penuh haru yang kini begitu menyesakkan. Sampai akhirnya Rena yang sedari melihat Yassmine menangis tanpa suara kemudian mendorong kursi roda puterinya untuk ikut mendekat kesana.

"Yassmine, mama.."

Papanya mengangkat Yassmine untuk duduk ditepi ranjang miliknya.

Nayla mengusap pelan rambut panjang adiknya "Jangan menangis.."

"Kak Nayla.. hiks hiks a-aku hiks-"

Gadis itu menarik Yassmine kedalam pelukannya membiarkan sang adik menangis keras disana.

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang