Cinta Alea

70 6 0
                                    

"Aku rasa, kita akhiri saja pernikahan ini. Aku..."

"Alea, please..."

"Aku capek, Mas."

Rey merengkuh Alea dalam pelukannya. Tangis wanita itu pecah. Rey menghela napas panjang. Lagi. Kejadian ini lagi yang pasti terjadi setiap kali Bunda Rey berkunjung ke rumah mereka. Anak.

Bunda selalu saja mempermasalahkan kenapa hingga kini Lea tak kunjung hamil dan memberinya cucu. Ini tahun ketiga pernikahan mereka. Buat Rey, tentu saja bukan masalah besar jika Lea belum hamil. Mereka masih menikmati manisnya pernikahan. Rey merasa hidupnya baik-baik saja. Karir, pernikahan, lingkungan yang menyenangkan, semua sempurna.

Alea menjauhkan dirinya dari dekapan Rey. Kini dua insan itu saling bertatap. Mata Lea terlihat membengkak setelah puas menangis di pundak suaminya itu.

"Mas," Lea menyusut ingus dengan ujung lengan bajunya.

"Hmm..." Rey menjawab sambil menyibak rambut wanitanya itu ke salah satu sisi. Memainkan anak rambut lalu menyelipkannya ke tepi telinga Lea.

"Atau, bagaimana jika Mas menikah lagi? Aku ikhlas, Mas. Bunda benar. Mas harus punya keturunan." Kini air matanya mulai merembes kembali. Sesungguhnya tentu Lea tidak menginginkan "berbagi suami" dengan wanita lain. Ia rela menukarkan semua miliknya asal jangan Reyhan, kekasihnya. Tetapi, Lea tidak mau egois, demi Bunda.

"Lea sayang... Berhentilah berpikir macam-macam. Sudah. Aku hanya mencintaimu, dan kau mencintaiku. Kita bahagia. Masalah Bunda, kita serahkan pada Tuhan. Biarlah Tuhan yang menentukan, oke."

Lea mengangguk. Senyum terukir pada wajahnya meski air mata itu masih mengalir. Dalam hati ia berdo'a, "Tuhan, tolong jangan jauhkan aku darinya. Kuatkanlah ikatan pernikahan kami. Hanya padaMu, Tuhan, aku berserah. Mas Rey, kau lelakiku, selamanya."

Lamat-lamat terdengar alunan musik dan suara Virzha menyanyikan lagu "Aku Lelakimu" dari tv yang mereka biarkan menyala tanpa ditonton. Dua insan itu kini larut dalam perasaan mereka masing-masing. Menautkan tangis dan tawa dalam sebuah ikatan atas nama cinta. Tidak peduli apa kata dunia, mereka bahagia dengan caranya sendiri.

aku lah yang tetap memelukmu erat
saat kau berpikir mungkinkah berpaling
aku lah yang nanti menenangkan badai
agar tetap tegar kau berjalan nanti

***

My Short Story (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang