Mati Konyol

63 8 0
                                    

Rumah bantaran sungai milik keluarga Sutejo terlihat sepi. Hanya suara televisi yang terdengar, menandakan penghuni rumah itu ada di dalam. Maman, anak lelaki Sutejo duduk manis di depan televisi. Matanya tak berkedip menatap layar televisi. Sesekali ia menggeleng, lalu bergidik, dan diakhir acara ia berdecak kagum.

"Maaan, Mamaaan," Tumini, ibunya Maman memanggil anak lelaki itu. Tak ada jawaban. Sebab Maman yang tengah fokus pada televisi tidak mendengar jeritan ibunya.

Konon, begitulah semua lelaki diciptakan Tuhan. Hanya bisa fokus pada satu jenis pekerjaan pada satu waktu. Berbeda dengan makhluk yang bernama wanita. Wanita memiliki kemampuan multitasking yang luar biasa. Menonton televisi sambil dibarengi update social media, menggoreng kepuk, ngemil bakwan jagung, dan momong anak, bisa mereka lakukan sekaligus. Malahan masih sempat ngerumpi bersama tetangga kontrakan yang kebetulan dapurnya dempetan. Tidak usah takjub. Itu belum seberapa. Jangan heran kalau si wanita itu kini sedang memeras otak supaya bisa ikut update komentar buat sebuah grup kepenulisan. Haha!

Karena tidak ada jawaban, Tumini hilang kesabaran. Bakul jamu yang sedang digendongnya ia hempasan ke tanah. Tadinya, ia ingin agar Maman menyambutnya pulang, mengambil alih bakul jamu di gendongannya dan mencuci semua botol kosong bekas jamu itu di sumur. Wanita empat puluh lima tahun itu murka. Segera ia masuk ke rumah tanpa melepas sandal. Dilihatnya bujang pengangguran itu asik saja menonton televisi.

"Suparman! Dipanggil dari tadi ngga dengar! Rupanya senang-senang kowe nonton tipi. Ngga dengar Mamakmu ini manggil-manggil dari tadi!"

"Iya, Mak. Sorry Mak, ngga dengar."

"Sori, sori, nganggo boso Inggris segala. Sekolah dulu nilai bahasa Inggris mu blasss, empat paling tinggi." Tumini bersungut-sungut pada bujangnya itu.

"Pilem apa yang kowe tonton, sampai ngga mudeng dipanggil?"

"Limbat, Mak. Berendam di air es dua hari, keluar dari sana sehat-sehat saja. Terkenal, dapat duit pula. Rasanya kalau cuma kayak gitu, aku yo iso. Ben terkenal, jadi artis, duite akeh."

"Halah! Arep jadi artis segala. Macem-macem aja!"
***

Dua hari kemudian, surat kabar lokal mengabarkan seorang pemuda pengangguran tewas mengenaskan setelah berendam air es selama tiga jam. Sang ibu menangis dan histeris selama proses pemakaman anak lelakinya. Korban berinisial "S" terobsesi ingin menjadi artis terkenal sekelas Limbat setelah melihat tayangan televisi yang menayangkan aksi pesulap itu. Diduga, korban tidak membaca peringatan diawal acara, "jangan meniru adegan ini di rumah tanpa pengawasan orangtua. Adegan ini dilakukan oleh profesional."

***

My Short Story (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang