Pondok ronda kampung Judi geger. Amin dan rekan-rekannya tertangkap tangan disana. Beberapa orang polisi menggerebek mereka ketika tengah asik main kartu. Tidak ada alasan lagi buat berkelit. Barang bukti jelas-jelas terpampang di meja, kartu dan uang beberapa puluh ribu rupiah.
"Ampun, Pak... Saya ngga lagi-lagi deh, bener, ini yang terakhir." Amin berlutut pada salah seorang polisi.
"Minta ampun sama Allah, Pak."
"Kalau gitu saya minta maaf, Pak. Bener deh, ngga lagi-lagi, janji saya Pak, huhuhuu... Saya jangan dimasukin penjara, Pak," raungnya.
"Minta maaf sama anak istri aja, Pak. Bukan sama saya."
"Buk, Buk e.. Buk...," Amin merengek kepada Sumi, istrinya. Tidak ada jawaban. Sumi memasang wajah datar yang sulit untuk diterjemahkan. "Buk, Buk e, Buk. Maaf, Buk, huhuhuu..."
"Embuhlah, Paaak, Pak! Karepmu!" Sumi ngeloyor pergi.
***
😁😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
My Short Story (Lengkap)
Historia CortaHai, selamat membaca kumpulan cerpen ini. Click lanjutkan ya..