Dinner Romantis

224 15 3
                                    

Romantis itu menurut kamu gimana sih? Ngasi bunga, ngirimin surat yang alay bikin klepek-klepek, setor uang tambahan 😂. Macem-macem deh ye.. Nih ada kisah romantis buat kamu.
***

"Mas, aku gendut nggak?" Perempuanku mematut diri di kaca sambil meremas bagian lengan dan perutnya. Tuhan, ini pertanyaan yang paling sulit kujawab. Aku jujur, salah. Aku tidak jujur, salah.

"Ehm ... kamu montok," ucapku sambil mengacungkan jempol dan mengerling nakal padanya.

"Iiih ... apa sih, aku gendut nggak?" ulangnya.

"Dikit. Tapi kamu cantik kok! Suer!" Aku mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah tanda yakin.

"Tuh kaaan, aku harus gimana ..." Perempuanku merengut, menjatuhkan dirinya kesampingku. Kuulurkan tangan untuk merengkuhnya, kuhujani keningnya dengan kecupan. Biasanya dia akan segera tersenyum dan kegelisahannya mereda. Tetapi kali ini tidak. Air mata meleleh dikedua pipinya yang menggemaskan itu. Aku memilih diam.

Pagi ini perempuanku masih saja merengut dan matanya bengkak. Semalam dia tidak tidur, dan menghabiskan malamnya dengan menangis. Kulihat kalender, masa pms nya masih satu minggu lagi.

Aku berangkat bekerja tanpa sarapan. Kopi juga kuseduh sendiri. Aku paham, Hani sudah lelah mengurusi tiga buah hati kami. Dan aku sama sekali belum pernah memberikan liburan padanya. Bukan aku tak mau, tapi dengan pekerjaanku yang sekarang, tak cukup uang gajiku untuk membawa kekasihku itu berlibur barang satu dua hari. Makan saja sudah alhamdulillah. Kami juga harus membayar sewa rumah, tagihan listrik, BPJS, dan uang sekolah si sulung. Jadi aku sangat mengerti kenapa Hani terkadang galau seperti itu.

Hari ini seorang kawan lama mencariku ke kantor. Dia sudah sukses sekarang.

"Mas, ini hutangku dulu padamu, terimalah, maaf lama sekali baru kubayar," ucapnya sambil mengulurkan amplop coklat yang lumayan tebal.

"Apa ini?"

"Ah, dulu kau pernah membayarkan uang semesterku. Aku sudah berjanji mengembalikannya."

Sore menjelang. Kubuka amplop coklat itu. Masyaallah, sepuluh juta rupiah. Uang yang banyak sekali. Kubuka ponsel dan segera menelpon Hani.

"Dandan yang cantik. Tunggu aku ya, anak-anak titipkan ke rumah bibinya sebentar."

Makan malam romantis di sebuah restoran. Hanya aku dan Hani. Terlihat rona bahagia diwajahnya. Ada live musik di restoran itu menyanyikan lagu 'bukti' dari Virgoun. Kugenggam tangannya seolah menyiratkan, seperti itulah dirimu, Sayang.

Kamu adalah bukti
Dari cantiknya paras dan hati.
***

My Short Story (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang