Dua

1.8K 164 8
                                    


Yoojung membuka matanya pelan saat deringan smartphone nya berbunyi. Berusaha menyesuaikan cahaya ruangan yang sebenarnya tidak seberapa terang itu, Yoojung mengucek matanya pelan. Jam pada ponselnya baru menunjukkan jam 06.15 KST masih sangat pagi, dimana bahkan sebagian besar orang-orang masih betah meringkuk di atas ranjang dengan kasur empuk juga selimut tebal mereka. Namun, kegiatan itu mungkin adalah sesuatu hal yang langka bagi Yoojung.

Sudah sejak 3 bulan lalu, atau lebih tepatnya setelah kepulangannya dari Australia. Yoojung benar-benar menyibukkan dirinya dengan bekerja. Jika orang lain menjadikan kantor mereka sebegai 'rumah kedua' maka berbanding terbalik dengan Yoojung. Flat nya adalah 'rumah kedua' nya yang hanya dia datangi sekitar 3 minggu sekali atau bahkan kurang, sedangkan kantornya adalah rumah utamanya.

Tidak, Yoojung tidak akan mengeluh akan hal itu dirinya justru malah senang bisa disibukkan dengan sesuatu. Dan sepertinya hari ini adalah satu dari sekian hari sibuk yang dia miliki.

Yoojung kembali melipat sebuah selimut kecilnya kembali ketempat sepeti yang biasa diletakkan, lalu menuju ke toilet kantor nya untuk membersihkan diri.







"Selamat pagi", sapa Yoojung ramah pada setiap orang dia dia temui pagi itu. Kini dirinya sudah lengkap memakai seragam kerjanya. Siapa sangka jika seragam kerja itu dapat membuat dirinya lebih terlihat dewasa daripada saat dia hanya memakai pakaian biasa. Penyebab nya adalah karena tubuh kecilnya yang menyerupai bocah sekolah dasar itu membuat beberapa orang menyangka jika Yoojung adalah anak kecil yang 'tersesat' disebuah stasiun televisi.

"Selamat pagi nona Choi, bagaimana perasaan mu?" Tanya Suyeon, salah satu seniornya juga salah satu tim kreatif.

"Masih sama seperti biasa, melelahkan", jawab Yoojung setelah meletakkan bokongnya dikursi meja kerjanya.

"Aku merasa kasihan padamu, oh Tuhan lihatlah lingkaran hitam dibawah matamu. Demi Neptunus aku akan menendang kaki Jaehyun kalau dia terus-menerus membuatmu bekerja keras. Kau masih baru disini", Suyeon menunjukkan raut wajah ibanya pada Yoojung, dan gadis itu hanya tersenyum menanggapi seniornya.

"Memang begitulah tugasnya, justru karena dia masih baru dia harus bekerja lebih keras", Yoojung hampir tersedak kopinya saat mendengar suara orang paling menyebalkan baginya. Siapa lagi kalau bukan PD-nim nya, Jung Jaehyun.

"Jadi kau mendengar ku? Baguslah, aku tidak perlu susah-susah meneriaki mu lain waktu saat kau kembali membuat anggota termuda kita kelelahan", Suyeon mendelik tajam pada Jaehyun, namun pemuda itu tetap memaku pandangan nya pada anggota termuda nya.

"Aku menunggu itu nona Ji, dan kau maknae, panggil semua anggota Tim 1, kita akan rapat pagi ini, cepat. Kau tau membuang-buang waktu bukan gayaku!", Dan akhirnya tanpa peduli dengan wajah kesal sang maknae, Jaehyun pergi begitu saja menuju ruangannya.

"Baiklah tuan pemuja waktu, cih", Yoojung beranjak dari kursinya kesal, namun dia tetap mengikuti apa yang seniornya itu katakan.










4 orang pemuda tampan yang akan melaksanakan debut mereka saat ini sedang melakukan banyak hal di sebuah ruang tunggu. Tidur, bermain game, makan dan bermain dengan pikirannya.

"Eunwoo, kau dan Jungkook akan jadi spesial MC kan hari ini?", Tanya Mingyu yang sedang memakan kotak salad keduanya pagi itu. Ini masih terlalu pagi untuk makan sebanyak itu, namun bagi pemuda jangkung itu bahkan belum ada apa-apa nya.

"Ya begitulah, ini bukan pertama kalinya bagiku namun kenapa selalu saja gugup. Bagaimana dengan mu, Kook?", Eunwoo menoleh pada Jungkook yang sejak tadi fokus pada ponselnya.  Mendapati dirinya tidak direspon apapun oleh Jungkook, Eunwoo melempar sebuah botol air mineral yang isinya tinggal setengah itu pada Jungkook, alhasil pemuda bergigi kelinci itu mendapati kepalanya terasa berdenyut setelahnya.

"Hei! Kenapa denganmu? Apa salahku sampai membuatmu melempar ku dengan benda ini hah?", Jungkook mengambil botol yang terjatuh ke lantai setelah  mengenai kepalanya itu, lalu melemparkannya kembali pada Eunwoo. Tentu saja dengan mudah ditangkap oleh pemuda bermata sipit itu.

"Lain kali dengarkan orang yang mengajakmu berbicara bodoh", Eunwoo berdiri dari duduknya, lalu berjalan menuju pintu ruangan tersebut.

"Kau mau kemana?", Tanya Jungkook saat Eunwoo memegang kenop pintu tersebut.

"Ke toilet! Kenapa? Kau mau ikut? Kebetulan aku butuh pendamping", goda Eunwoo dengan wajah datar nya.

"Mati saja kau bangsat!",  melempar botol lainnya ke arah Eunwoo dan secepat kilat pemuda itu menghilang dari balik pintu sebelum dirinya terkena lemparan botol tersebut.

Tak lama kemudian, suara ketukan dari arah luar terdengar. Disambut suara seorang wanita membuat orang-orang yang berada diruangan itu mengalihkan atensi mereka pada pintu yang masih tertutup.

"Permisi, apakah aku boleh masuk? Aku adalah staf", Seru sebuah suara diiringi terbuka nya pintu tersebut dan memperlihatkan siapa pemilik suara lembut itu.

"Perkenalkan aku adalah Choi Yoojung, asisten produksi yang akan mengurus segala sesuatu yang kalian butuhkan. Senang bertemu dengan kalian", Gadis itu, Yoojung membungkuk kan tubuhnya sopan, lalu kembali mengangkat tubuhnya dan tersenyum manis.

"Oh, jadi kau asisten produksinya. Bagaimana dengan panggungnya? Tapi apakah kau benar-benar seorang asisten produksi? Kau lebih terlihat seperti seorang bocah iseng yang sedang berkeliaran", ucap Jungkook sambil memperhatikan Yoojung dari atas kepala sampai kaki. Lalu kembali pada wajah imut Yoojung.

Yoojung merasa risih dipandang seperti itu oleh Jungkook benar-benar merasa kesal, namun dia harus menahannya.

Hei, mereka baru saja bertemu dan Jungkook sudah menjejalinya dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat jengkel.

"Yah, seperti yang kau lihat. Bocah seperti ku ini adalah asisten produksi. Dan tunggu dulu, jadi kau yang meminta untuk merenovasi panggung?" Tanya Yoojung dengan pandangan kesal, entah kenapa kesan pertama pemuda ini sangat menyebalkan baginya. Bahkan lebih menyebalkan dari mulut tajam Jaehyun.

"Yah, tebakan mu benar nona Choi, dan memangnya kenapa? Kau terlihat sangat keberatan sepertinya", Yoojung memutar bola matanya malas, keinginannya untuk mencekik orang didepannya itu semakin besar.

"Kau benar. Lain kali, jika kau menginginkan sesuatu, mintalah hal yang masuk akal dan tidak merepotkan orang lain. Kau tahu, tingkah mu itu membuat seseorang harus merelakan tidur nyenyak mereka", Yoojung berkata sinis, namun sepertinya pemuda bernama Jungkook tidak peduli.

"Oh, apakah aku menganggu tidurmu? Pantas saja tubuhmu sangat pendek. Apa itu karena kau kekurangan tidur?", Satu kata yang menggambarkan pemuda itu di kepala Yoojung.

Benci. Yah, Yoojung benar-benar benci dengan pemuda bergigi kelinci itu. Saking benci nya Yoojung merasa ingin menyedot isi kepala nya sampai habis lalu menggadaikannya ke pasar loak.

"Terserah apa katamu, lebih baik kau katakan padaku siapa yang akan menjadi MC hari ini. Aku membawa naskahnya", ujar Yoojung berusaha menetralkan rasa kesalnya.

"Aku dan--", perkataan Jungkook terpotong saat pintu kembali terbuka. Menampakkan sosok pemuda tampan yang baru saja kembali dari toilet.

Yoojung yang tidak tahu apa-apa langsung memutar tubuhnya dan melihat siapa yang datang.

Namun, Yoojung kemudian menyesali perbuatannya itu. Bibirnya terkatup rapat saat tahu siapa orang yang berada diambang pintu itu.

Tidak jauh berbeda dengan Yoojung orang itu, Eunwoo  bereaksi hal yang sama seperti Yoojung. Mata sipitnya membulat saat manik cokelatnya mendapati siapa gadis yang saat ini tengah menatapnya.

Kedua pasang manik cokelat bening itu saling terpaku satu sama lain. Sejenak waktu seakan berhenti, kedua manusia berbeda jenis kelamin itu masih saling diam.

Sebelum sebuah suara membuyarkan lamunan mereka.

"... Eunwoo"






Tbc guyss...

Kalian tahu mungkin ini akan pendek chapter nya. Tapi tidak tahu jugaa.

Voment ✔✔🌚🌚🌚

12 Desember 2018

So I Married My Anti-Fans [END] (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang