Mingyu menatap datar pada Jungkook yang kini benar-benar bukan seperti 'Jungkook' biasanya.
Pemuda bergigi kelinci itu kini tengah berguling di lantai kamarnya berulang kali layaknya idiot. Yah, idiot sudah menjadi nama tengah nya sekarang. Jungkook tampak seperti orang bodoh yang kehilangan otaknya. Mingyu yang melihatnya merasa antara kesal dan kasihan.
Mingyu mungkin akan membiarkan jika tingkah Jungkook itu hanya berlangsung selama satu atau dua hari saja. Namun, ini sudah satu minggu sejak kejadian dimana ia bertengkar dengan Yoojung. Dan beginilah jadinya.
"Demi Tuhan Jungkook, berhentilah bersikap bodoh. Kita harus bekerja", ingin sekali rasanya Mingyu membenturkan kepala Jungkook dengan palu agar pemuda segera sadar. Selama seminggu ini ia tampak seperti orang linglung. Miris memang.
"Apa yang harus aku lakukan?", Jungkook entah bertanya dengan siapa itu masih berguling-guling, dan Mingyu muak dengan pertanyaan yang dilontarkan Jungkook itu entah sudah berapa kali banyaknya selama satu minggu ini.
"Dia masih bertingkah idiot?", Mingyu menoleh pada asal suara, ia mendapati Eunwoo berdiri diambang pintu sambil bersidekap memandang Jungkook.
"Seperti yang kau lihat, dia benar-benar kehilangan akalnya. Dia termakan omongannya sendiri", Mingyu menghampiri Eunwoo, ia ikut memandang Jungkook yang tentu saja masih betah dengan kegiatan anehnya.
"Kau tahu, Tuhan ternyata tidak main-main dengan karma nya. Dasar idiot", Eunwoo menghampiri Jungkook, mencoba menyadarkan pemuda itu. Walaupun Eunwoo marah pada Jungkook, tapi si gigi kelinci tetap masih sahabatnya.
"Hei bodoh, kau masih ingin bertingkah seperti ini? Yang kau lakukan sekarang ini benar-benar tak ada manfaatnya", Eunwoo berjongkok didepan Jungkook, mendengar suara Eunwoo Jungkook otomatis menghentikan kegiatannya. Ia menatap Eunwoo seperti seekor anjing.
"Lalu aku harus apa? Dia pasti sangat membenciku. Dia telah menulis namaku dengan tinta merah di black list nya. Aku harus apa?", Jika tidak ingat Jungkook benar-benar sedang kesulitan, mungkin Eunwoo akan muntah melihat Jungkook yang benar-benar berlebihan ini.
"Dengar bodoh! Kau hanya perlu menemuinya dan minta maaf. Jangan berlarut-larut seperti ini"
"Semua karena mulutku yang luar biasa ini, sialan! Andai saja waktu itu aku tidak berbicara seperti itu padanya. Dasar gila kau Jungkook!", Jungkook merutuki dirinya sendiri, dan Eunwoo yang melihat itu tersenyum.
Eunwoo tidak bodoh untuk tidak mengetahui jika sahabatnya ini menyukai mantan kekasihnya, dan haruskah Eunwoo merelakan? Sepertinya iya, setidaknya ia tahu jika Jungkook lebih baik darinya.
"Kau memang gila, dan baguslah kau menyadarinya. Kau harus bergerak cepat Jungkook, saat ini bukan hanya kau yang menginginkannya. Sainganmu bukan hanya aku", Eunwoo berdiri, setelah berucap seperti itu ia segera pergi. Tak peduli dengan Jungkook yang kini kembali termenung.
"Kau dengar itu bodoh? Sainganmu bukan hanya satu orang. Selamat berjuang idiot gila", Mingyu pun mengikuti Eunwoo meninggalkan ruangan Jungkook. Membiarkan pemuda itu bertarung dengan otak juga hatinya. Jungkook harus segera memutuskan.
Jari telunjuknya sejak beberapa jam lalu hanya sibuk membuat gerakan memutar pada meja kaca hingga menimbulkan suara yang sangat tidak enak didengar. Membuat pemuda yang duduk didepannya yang sedang fokus dengan berkas yang ia baca terganggu untuk kesekian kalinya.
Ia melepas kacamata bacanya, lalu memperhatikan anak buahnya itu datar. Sudah sejak tadi seonggok daging itu tak beranjak dari tempatnya, bertindak seperti orang gila.
"Serius Jung, aku akan baik-baik saja jika kau meminta untuk libur hari ini. Kau ingin libur selamanya pun akan aku izinkan. Tapi aku mohon, berhentilah bertingkah bodoh", Jaehyun semakin kesal kala orang yang ia omeli malah menatapnya datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
So I Married My Anti-Fans [END] (✔)
Fanfiction(Choi Yoojung x 97 lines) Seperti kebanyakan orang mengatakan "Jangan terlalu membenci seseorang, jika kau tidak ingin berakhir jatuh cinta padanya"