Eunwoo membawa Yoojung entah kemana, dan gadis itu lebih memilih diam. Ia membiarkan Eunwoo mengambil alih segalanya, otaknya terlalu lelah bahkan sekedar berpikir.
"Eunwoo, aku lapar", ucapnya pada Eunwoo yang tengah menyetir dengan satu tangan nya. Sedangkan tangannya yang lain, menggenggam erat jemari mungil Yoojung.
Eunwoo menoleh pada Yoojung, ia tersenyum getir melihat gadis itu.
"Ingin makan sesuatu?", Eunwoo menggunakan ibu jarinya untuk mengelus jemari Yoojung. Yoojung menoleh padanya, ia menatap Eunwoo sendu.
"Aku ingin sesuatu yang pedas, hidungku terasa tersumbat. Aku perlu sesuatu yang bisa membuatnya terasa lapang"
"Baiklah", Eunwoo mengangguk menyetujui, lalu ia kembali fokus pada jalanan.
Tak butuh waktu lama, Eunwoo akhirnya memberhentikan mobilnya di sebuah restoran Jjampong sederhana yang dulu sering mereka berdua datangi ketika masih menjadi sepasang kekasih.
Tempat tersebut adalah tempat favorit mereka, bahkan sang nenek pemilik sangat mengenal mereka berdua. Sang nenek tidak memiliki cucu, maka dari itu Eunwoo dan Yoojung sering mampir sekedar untuk melihat nenek pemilik restoran.
Keduanya turun dari mobil, mereka berdua secara bersamaan masuk kedalam restoran itu, dan sudah lama sekali mereka tidak mampir. Sejak mereka putus.
"Permisi... Nek??!", Panggil Eunwoo, ia menarik tangan Yoojung agar segera masuk kedalam tempat tersebut.
"Hei,, kalian kembali?! Aku kira kalian melupakanku", sang Nenek muncul dari bilik lainnya, wajah keriputnya makin berkerut kala sebuah senyuman terukir di bibirnya.
"Nenek, kami merindukan mu", Eunwoo melebarkan kedua tangannya, ia memeluk nenek tersebut.
"Kalian anak-anak nakal, kemana saja selama ini?", Nenek itu memukul bokong Eunwoo, membuat sang pemilik tertawa. Yoojung yang melihat itu tersenyum. Kini gantian dirinya yang memeluk nenek pemilik restoran.
"Maafkan kami nek, kami tidak pernah mengunjungi mu", ucap Yoojung. Melihat nenek pemilik restoran ini, mengingatkan nya pada neneknya.
"Aku sering kali melihat mu muncul di televisi, kau begitu tampan Eunwoo", nenek melepaskan pelukannya dengan Yoojung, ia lalu duduk bersamaan dengan kedua anak muda itu.
"Aku memang selalu tampan", ujarnya percaya diri, dan nenek hanya tertawa melihat kenarsisan Eunwoo.
"Oh, ya. Apakah kalian telah putus? Beberapa waktu lalu aku melihat mu diberita, kau akan menikah dengan seorang pemuda tampan. Kau tau, banyak orang yang membicarakan mu", nenek bertanya pada Yoojung, dan Yoojung langsung tahu pemuda tampan mana yang dimaksud.
Ia diam, tak tahu harus mengatakan apa. Dan yang ia lakukan hanya tersenyum getir.
"Nenek, aku ingin makan jjampong seafood buatan mu, aku ingin yang lebih pedas dari biasanya", tidak berniat menjawab, Yoojung mengakhiri permintaan nya dengan senyum yang begitu lebar. Sepertinya, sang Nenek tak perlu penjelasan lebih jauh. Biarkan itu jadi masalah para anak muda.
"Baiklah, dan kau nak?", Tanyanya pada Eunwoo.
"Yang biasanya saja Nek,, buatkan yang enak ya" sang nenek mengangguk lalu berdiri. Ia berjalan ke bilik tempat awalnya muncul tadi. Dan menghilang disana meninggalkan Yoojung dan Eunwoo yang di selimuti keheningan.
"Kau tidak bisa makan pedas Jung, kau yakin tak apa jika lebih pedas. Biasanya saja kau akan menangis bahkan pada suapan perta--"
KAMU SEDANG MEMBACA
So I Married My Anti-Fans [END] (✔)
Fanfiction(Choi Yoojung x 97 lines) Seperti kebanyakan orang mengatakan "Jangan terlalu membenci seseorang, jika kau tidak ingin berakhir jatuh cinta padanya"