Yoojung meletakkan kepalanya yang terasa berat itu dimeja kerjanya. Dia baru saja menyelesaikan satu dari sekian banyak pekerjaan menumpuk yang dia punya dan sekarang sudah hampir tengah malam. Yoojung kelelahan tentu saja, bukan hanya fisiknya yang lelah namun hatinya juga. Pertemuan tak terduga antara dirinya dan Eunwoo membuat Yoojung mau tak mau harus kembali mengingat kenangan pahit yang sebenarnya memang tidak dia lupakan itu.
Jika ditanya apa dia masih menyukai Eunwoo maka jawabannya 'Ya'. Namun, sebenarnya Yoojung tidak benar-benar setuju dengan jawabannya itu, ada perasaan dimana sebagian hatinya membenarkan dan sebagian lagi menolak. Yoojung tidak tau persis seperti apa perasaan pada Eunwoo saat ini, dia akan mencari tahu.
Tapi sebelum itu, Yoojung harus mengistirahatkan tubuhnya dulu, mata nya perlahan mulai terpejam dan dia tidur berposisi duduk dan berbantal lengannya sendiri.
"Hei, nona Choi", Yoojung benar-benar baru saja akan mengistirahatkan dirinya, tapi entah kenapa suara seseorang yang paling menyebalkan baginya terdengar mengusik jam tidurnya.
"Aku belum sepenuhnya tidur, tapi kenapa sudah bermimpi buruk dengan mendengar suara Jaehyun menyebalkan itu", ucap Yoojung masih memejamkan matanya, dia mengira dirinya sedang bermimpi dan tidak sadar jika orang yang dia pikir ada didalam mimpinya itu tengah berdiri didepannya.
"Nona Choi", Yoojung menghela nafas kala suara itu kembali terdengar. Dengan kesal dia segera mengangkat wajahnya dengan rambut yang benar-benar berantakan.
"Ah yang benar saja, berhentilah menganggu tidurku dan masuk ke dalam mimpi ku Jung Jae---", Yoojung hampir berteriak kesal dan segera membuka matanya.
"---hyun".Namun saat melihat sosok didepannya itu membuat Yoojung tiba-tiba bungkam. Matilah dia kali ini. Jaehyun berada didepannya sekarang.
"Oh, apakah aku menganggu mimpi indah mu nona Choi?", Jaehyun dengan wajah datar nya menatap Yoojung yang kini sedang merutuki kebodohannya.
"Maafkan saya Pak", Yoojung menundukkan wajah lelahnya, sungguh dia sedang membawa nyawanya berada diujung tanduk sekarang. Baginya Jaehyun itu sama saja Malaikat kematian.
"Cepat panggil seluruh anggota tim A, semuanya berkumpul diruangan ku", titah Jaehyun dan langsung di balas anggukan oleh Yoojung.
Tapi sebelum itu, Yoojung mengikat rambutnya dengan menggulung ribuan helai berwarna hitam legam itu ke atas kepalanya lalu memakai kacamatanya. Karena sebelumnya Yoojung melepas kontak lensa nya karena mata terasa sakit sebab terlalu lama memakai kontak lensa itu.
Jaehyun masih berdiri ditempatnya, memperhatikan Yoojung dari mengikat rambutnya ke atas secara sembarangan walaupun tidak seberantakan sebelumnya sampai gadis itu memakai kacamata bulatnya.
Jaehyun tertegun beberapa saat melihat Yoojung dengan 'poop hair'nya, tidak lupa poni nya yang hampir menutupi kedua matanya dan kaca mata bulatnya yang sedikit merosot karena hidung mancung tapi ratanya itu tidak mampu menopang.
Tak memperdulikan Jaehyun, Yoojung dengan setengah berlari meninggalkan bos nya itu untuk memanggil kru tim nya yang lain. Yah, begitulah pekerjaannya.
"Kenapa aku mempekerjakan anak SD disini, dan kenapa terlihat lucu Ya Tuhan" Jaehyun menggaruk tengkuknya seperti orang bodoh lalu berbalik dan berjalan menuju ke ruangannya.
Tak butuh waktu lama sebenarnya untuk Jaehyun melakukan evaluasi pada tim-nya, karena sesungguhnya perkejaan mereka selalu baik. Walaupun terkadang ada kesalahan kecil, Jaehyun memaklumi. Hanya 15 menit, dan pertemuan mereka itu selesai.
"Aku akan pergi membeli kopi, ada yang mau menitip?", Tanya Yoojung saat Jaehyun mengakhirinya pertemuan mereka.
"Belikan saja kami semua sama denganmu, ini", ucap Jaehyun sambil memberikan kartu kredit nya pada Yoojung. Anggota tim nya langsung memandang aneh pada bos mereka yang kenapa tiba-tiba menjadi aneh begini.
"Kau serius Pak?", Tanya Chris, menatap tak percaya pada bos nya itu.
"Memangnya kenapa? Kalian tidak mau? Ah baiklah", Jaehyun akan menarik kembali kartu yang tadi dia serahkan pada Yoojung namun dengan cepat gadis itu merampasnya dari tangan Jaehyun.
"Ah, tidak pak. Terima kasih", Yoojung tersenyum penuh arti pada Jaehyun lalu selanjutnya memandang Chris yang tampaknya akan melayangkan pertanyaan lagi.
"Diam saja kau!", Desis Yoojung pada Chris dan langsung membuat pemuda yang lebih tua darinya itu meringsut takut ke belakang Bambam.
Yoojung segera mengambil sweater nya dan memakai scrafnya "aku pergi", ucap Yoojung, namun baru beberapa langkah dia berjalan Jaehyun menahannya.
"Kau tidak memakai jaket? Diluar sedang turun salju dan cuaca dingin", pertanyaan Jaehyun membuat Yoojung memicing kepada bos nya itu.
"Tidak, aku lupa bawa", jawab Yoojung sambil menatap curiga pada Jaehyun.
Jaehyun diam dan langsung berbalik pergi kembali kemejanya, tangannya mengambil jaket tebal nya dan kembali kedepan Yoojung lalu memberikan nya pada gadis itu.
"Pakai ini, aku tidak mau jika salah satu anak buahku membolos kerja karena sakit", Yoojung menerima jaket dari Jaehyun itu dengan masih memicing curiga pada atasannya itu.
Jaehyun kembali ke tempat duduk nya semula, tidak peduli dengan tatapan anak buahnya yang sedang terheran-heran itu.
"Baiklah, aku pergi", selanjutnya setelah memakai jaket milik Jaehyun itu Yoojung benar-benar pergi untuk membeli kopi ke Starbucks didepan kantornya.
Setalah kepergian Yoojung, masing-masing anggota tim A yang berjumlah 10 orang itu mulai pergi dari ruangan Jaehyun. Hingga tersisa Younghoon yang menatap tajam Jaehyun yang sedang membaca sebuah dokumen ditangannya.
"Kita harus bicara Pak", Jaehyun mendongak, dan mengernyitkan dahinya ketika melihat Younghoon masih berada disana.
Jaehyun mengangguk menyetujui, lalu mempersilahkan Younghoon untuk duduk didepannya.
Yoojung benar-benar bersyukur karena tadi Jaehyun meminjaminya jaket tebal, karena diluar benar-benar sangat dingin apalagi ini sudah cukup malam.
Yoojung berhenti saat dirinya akan menyebrang menunggu lampu merah.
Yoojung menggosok tangannya yang terasa dingin, dan sesekali menyedot ingusnya yang mulai turun dari hidungnya.
"Hei anak kecil", sebuah suara terdengar memanggil, namun tidak Yoojung acuhkan karena mungkin bukan dia orang yang dipanggil itu.
"Hei kau anak SD!", Lagi, sebuah suara yang terasa tak jauh dari Yoojung kembali memanggil. Yoojung seperti tidak asing dengan suara orang tersebut.
"Heh pendek!", Yoojung terlonjak kaget saat suara tersebut berada tepat ditelinga nya.
Yoojung bingung, siapa sebenarnya orang yang seenaknya saja memanggil nya pendek. Apalagi laki-laki itu memaki topi juga masker hitam untuk menutupi wajahnya. Dan apa-apaan kacamata hitam nya itu. Kenapa pula dia menggunakan kacamata gelap dimalam hari. Orang gila pikir Yoojung.
"Kau siapa seenaknya saja memanggil ku pendek?", Tanya Yoojung tak terima karena sebelumnya dipanggil pendek itu.
"Tebak siapa", laki-laki membuka kaca matanya dan membuka sedikit maskernya. Lalu menyengir ke Yoojung.
"Kau...?",
Tbc....
So,, saya tidak mau bikin konfil berat disini. Cukup lapak yang satu aja yang ribet,, disini jangan :')
Voment ✔✔🌚🌚
Dan spoiler untuk book ini,, chapter paling panjang itu 12-13. Jadi mungkin chapter ke 10 bakalan tamat. No gumoh-gumoh kleb
24 Desember 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
So I Married My Anti-Fans [END] (✔)
Fanfiction(Choi Yoojung x 97 lines) Seperti kebanyakan orang mengatakan "Jangan terlalu membenci seseorang, jika kau tidak ingin berakhir jatuh cinta padanya"