Jungkook yang masih lengkap mengenakan tuxedo yang tadi dia pakai untuk konferensi pers itu kini sedang duduk sambil berulangkali membenturkan kepalanya ke meja yang ada ditengah-tengah antara sofa dan televisi dormnya.
"Aku gila..wah aku benar-benar gila..", racaunya berulang kali dengan mata memandang kosong entah kemana.
Saat kepalanya kembali mengingat adegan dimana dia dengan gampangnya mencium gadis yang begitu ia benci, Jungkook reflek berteriak dan mengacak frustasi rambutnya.
"Akhhh!! Kau bodoh Jungkook! Kau gila!! Kau idiot!!", Teriakan kebodohan nya itu mendapat tatapan miris dari Mingyu dan Yugyeom yang sejak tadi menonton dirinya.
"Kau memang gila idiot! Kenapa kau menciumnya?", Eunwoo yang duduk di sofa, dibelakang Jungkook menatap pemuda itu tajam. Jungkook menoleh pada Eunwoo, lalu ia menatap aneh pada Eunwoo.
"Dia kekasihku", Eunwoo berdecih mendengar itu, masih menatap tajam Jungkook. Sedangkan Mingyu dan Yugyeom memilih tidak ikut campur, mereka akan terlihat bodoh jika ikut beradu mulut.
"Aku tidak bodoh, kalian bukan sepasang kekasih", kali ini Jungkook yang tertawa sarkas. Ia tak peduli.
"Terserah", ucapnya lalu segera berdiri sambil melepaskan jasnya, setelah itu ia berjalan ke tangga berniat untuk masuk ke kamarnya.
Namun saat ia baru menaiki satu tangga, Jungkook berhenti dan kembali menoleh pada ketiga temannya yang masih duduk di sofa.
"Persiapankan diri kalian, nanti malam kita akan kedatangan upik abu", sedikit senyum ia perlihatkan sebelum benar-benar pergi menuju kamarnya.
"Hei, bisakah kalian tidak mengerumuni ku? Aku merasa seperti maling yang tertangkap basah", Yoojung yang kini sudah memakai seragam kerjanya tertawa kikuk kala timnya sedang menatapnya aneh.
Ia sedang berada di dalam ruangan Jaehyun, karena untuk sekarang tempat itulah yang paling aman untuknya. Karena di luar itu para roperter dari tim lain juga sedang berusaha mengerjakannya akibat kejadian yang belum lama terjadi pada dirinya.
"Kalau begitu bisa kau jelaskan semua ini? Kenapa kau menyembunyikannya dariku? Maksud ku dari kami", Eunha yang notabene nya adalah orang terdekat dengan Yoojung setelah Younghoon itu sebenarnya merasa frustasi atas berita itu. Bagaimana tidak, baru beberapa hari lalu Yoojung menyatakan perang atas pemuda bernama Jungkook itu tapi kenapa mereka sekarang terikat dalam sebuah hubungan?
"Ini tidak penting, oh ayolah haruskah aku menjelaskan kehidupan pribadiku pada kalian? Ini hanya rumor kencan biasa, dan tidak akan merubah apapun", Yoojung tentu saja tidak akan mengatakan sejujurnya pada semua orang yang ada di ruangan itu. Mungkin ia akan memberi tahu Eunha, Suyeon, Chris, dan Younghoon tapi tidak sekarang.
"Ini penting!", Seru kedua pemuda berbeda usia yang sejak tadi diam bersamaan, Yoojung menatap bersalah pada mereka.
Sedangkan, kedua pemuda itu - Jaehyun dan Younghoon - saling menatap sebentar karena mereka berbicara serentak sebelum Jaehyun dengan segera mengalihkan pandangan kembali pada Yoojung
"Ini sangat penting, mulai sekarang kau pasti akan dikejar-kejar oleh media. Dan kau akan mendapatkan kesulitan dimasa depan, kau harus memberitahu kami agar kami bisa membantumu", ujar Jaehyun, Younghoon yang sejak tadi diam sambil memandang tajam pada Yoojung seakan bola matanya itu akan keluar mengangguk menyetujui.
"Jika sudah saatnya nanti, pasti akan aku beritahu", Seluruh orang yang mendengar itu hanya mampu menghela nafas mereka. Yoojung memang orang yang keras kepala.
"Baiklah, aku akan tidur disini saja", Yoojung yang sudah jengah atas perdebatan antar dirinya juga ke empat laki-laki yang mengerumuninya itu menepuk sofa yang pada saat ia mabuk ia gunakan untuk tempat tidur itu.
"Tidak, diluar dingin. Tidurlah dikamarku", Eunwoo lagi-lagi melarang, dan Yoojung tentu saja menolak. Bunuh diri namanya jika ia harus berdekatan dengan Eunwoo. Bahkan saat ini saja tangannya berkeringat saat mendengar suara Eunwoo atau saat matanya tak sengaja bersitatap dengan netra coklat Eunwoo.
"Tidak, tidak akan pernah", Yoojung menjawab tanpa memandang Eunwoo. Dan Jungkook melihat itu, ia lalu berdehem pelan.
Sebenarnya sejak tadi Mingyu juga Yugyeom menawarkan kamar mereka, namun semua itu langsung ditolak mentah-mentah oleh Eunwoo. Sedangkan Jungkook, pemuda itu hanya diam mendengarkan. Walau sesekali mencuri-curi pandang pada gadis yang kini tengah meremas ujung pakaiannya erat. Keringat tanpa orang lain sadari turun ke pelipis gadis itu, Jungkook lagi-lagi berdehem. Mencoba menyadarkan dirinya sendiri.
"Baiklah, kau tidur dikamarku", ujar Jungkook mutlak, dan baru saja Yoojung ingin protes Jungkook mengangkat sebelah tangannya.
"Aku akan tidur dibawah", finalnya. Yoojung menatap tak percaya pada Jungkook walaupun sebenarnya ada sedikit rasa lega dalam hatinya. Namun raut wajah cemas yang ia tunjukkan begitu kentara dimata Jungkook. Dengan segera pemuda itu berdiri, lalu meraih koper juga tas Yoojung.
"Hey,, kenapa kau boleh sedangkan aku tidak?", Protes Mingyu pada Jungkook.
"Dia kekasihku, kau lupa", Jungkook mengangkat alisnya, lalu menatap Eunwoo sombong. Eunwoo hanya bisa diam, memangnya ia bisa apa, melarang? Tidak, Yoojung bukan lagi hak milik nya. Ia tak punya kuasa.
Jungkook mengulurkan tangannya pada Yoojung, dan gadis itu tampak ragu. Ia tahu Yoojung sedang tidak baik-baik saja, apakah harus ia akui kalau ia hampir tahu segalanya?
"Cepatlah pendek", Jungkook berinisiatif meraih tangan Yoojung yang tadi sibuk meremas ujung pakaiannya, lalu membawa gadis itu ke kamarnya. Tak memperdulikan tatapan tajam dari seseorang. Dan tatapan iri dari dua orang lainnya.
"Kau ketakutan kan?", Saat mereka sampai didepan pintu Jungkook - masih dengan berpegangan tangan - pemuda itu akhirnya menanyakan apa yang ada di kepala nya.
"Takut untuk apa? Aku tidak takut akan apapun. Lebih menakutkan saat bersama denganmu seperti ini idiot", seperti sebelumnya, Yoojung tak menyadari jika ia berubah baik-baik saja saat didekat Jungkook.
Jungkook membalikkan tubuhnya, lalu mengangkat tangannya yang sedang menggenggam tangan Yoojung tepat didepan wajah Yoojung.
"Lalu, ada apa dengan keringat ditanganmu ini?", Yoojung terkejut, bagaimana bisa Jungkook tahu. Dengan segera Yoojung mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Jungkook, namun pemuda itu terlalu erat.
"Ini bukan urusanmu! Cukup diam dan ikuti saja alurnya", ucap Yoojung sedikit kesal karena Jungkook tak berujung melepas tangannya, malah semakin digenggam erat oleh pemuda itu.
"Hey, soal aku akan membantu mu. Aku serius", Jungkook tersenyum, membuat Yoojung tertegun sesaat. Bukan senyum tengil atau sombong yang Yoojung lihat. Senyum Jungkook kali ini berbeda, dan tanpa sadar Yoojung malah balik menautkan tangannya pada Jungkook. Tanpa ia sadari, ia nyaman.
Tbc.....
Yawlah,, kalian bosen kah? :').
Saya ini gabut kalo misal hari Sabtu atau Minggu, jadi ya gini :')Maaf kalo ngebosenin, banyak typo juga :')
20 Januari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
So I Married My Anti-Fans [END] (✔)
Fanfiction(Choi Yoojung x 97 lines) Seperti kebanyakan orang mengatakan "Jangan terlalu membenci seseorang, jika kau tidak ingin berakhir jatuh cinta padanya"