Dua puluh dua

731 100 26
                                    

Kaki Jungkook yang berada dibawah meja tak berhenti bergerak gugup kala gadis yang duduk dihadapannya hanya menatapnya datar. Sudah hampir seperempat jam mereka saling diam, dan Jungkook merasa risih akan hal itu. Semua kata-kata yang ia persiapkan sebelum menemui gadis itu kini meluap semua bersamaan dengan rasa gugupnya.

"Ak-aku..ekhmm..."

"Aku minta maaf", Jungkook berbicara dengan tergagap, ia tampak seperti seorang pencuri yang tertangkap basah. Tenggorokan nya terasa kering.

Yoojung tampak menurunkan pundaknya, gadis menghela nafas panjang dengan tetap mempertahankan wajah datarnya.

"Tidak ada yang perlu aku maafkan. Kau tidak salah apa-apa", bahkan perkataan Yoojung lebih datar dari raut wajahnya, membuat Jungkook makin takut. Dan kenapa pula ia merasa takut, ini bukanlah sifatnya.

"Aku tau aku salah, aku melukai mu. Aku benar-benar minta maaf, sungguh"

"Tidak, aku melukai diriku sendiri. Kau tak perlu khawatir, masalah kita ini akan aku selesaikan. Untuk masalah kontrak, aku akan menemui si tua itu nanti"

Jungkook membulat kan matanya mendengar perkataan Yoojung, ia dengan cepat menggeleng tidak setuju.

"Tidak-tidak, jangan bertindak gegabah. Aku janji tidak akan berkata kasar padamu lagi. Berikan aku satu kesempatan"

"Jungkook, lama kelamaan orang akan tahu kalau ini hanya pura-pura. Lebih baik kita akhiri sekarang, agar kau bisa bebas. Kau tidak perlu lagi terikat padaku, dan kau bisa dengan mudah menikah dengan tunanganmu itu"

"Lucy bukan tunanganku! Dia akan me--"

"Aku tidak peduli", Jungkook menghela nafasnya berat.

"Percayakah kau jika aku bilang aku menyukai mu Jung?", Jungkook menatap dalam pada Yoojung. Kedua pasang manik cokelat bening dan hitam pekat itu saling adu pandang untuk beberapa saat.

Hingga Yoojung dengan segera memalingkan wajahnya yang memerah.

Tak bisa Yoojung pungkiri, ia tak bisa marah pada Jungkook. Bahkan benci saja tidak bisa, namun ia takut. Takut jika pria dihadapannya itu hanya mempermainkan nya.

"Tidak! Aku bukan lagi gadis bodoh yang kau maksud itu", Jungkook merasa tertampar karena perkataan Yoojung. Ia kembali merutuki mulutnya yang sangat licin ketika berbicara kasar itu.

Helaan nafas dari tempat lain terdengar, bukan satu tapi dua. Membuat Yoojung dan Jungkook menoleh pada dua pemuda yang kini bersidekap sambil memandang mereka dengan jengah.

"Maaf menganggu, tapi kalian ini terlalu bertele-tele sungguh. Kau idiot, kenapa kau tidak yakin pada dirimu sih? Kemana perginya mulut tengil mu itu!", Jaehyun yang sudah jengah melihat drama gila dihadapannya itu mengutarakan kekesalannya.

"Dan kau bocah, kau lupa kalau nenekmu menunggu? Sudah bosan hidup kah dirimu?", Jaehyun menunjuk pada Yoojung, dan Yoojung tampak memberi gestur jari telunjuk di depan bibirnya pada Jaehyun. Memperingatkan atasannya itu untuk diam.

"Kenapa dengan nenek Yoojung?", Eunwoo yang berada di samping Jaehyun mengerutkan alisnya bingung. Darimana pula Jaehyun kenal nenek Yoojung.

"Dia meminta Yoojung untuk membawa Jungkook padanya. Dan harus hari ini", Eunwoo beralih pada Yoojung yang kini tengah menatap kesal pada Jaehyun.

"Sialan kau Jae!! Sudah kukatakan kau akan jadi kekasih ku menggantikan Jungkook. Lagipula Jungkook juga bukan kekasih ku yang sebenarnya!!", Yoojung berujar kesal pada Jaehyun. Namun sang atasan hanya menatap datar. Namun didalam hatinya bersorak.

"Lalu aku kekasihmu yang sebenarnya?"

"Kau tidak mau jadi kekasihku? Ayolah Jae, demi nenekku. Dia akan memperlakukan mu dengan baik. Sudah kukatakan kau itu lebih tampan dari dua manusia lainnya di ruangan ini", Jungkook sebenarnya tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Yoojung dan Jaehyun. Namun, mendengar Yoojung membandingkan antara dirinya dan Jaehyun juga Eunwoo tentu saja ia tak terima.

Apalagi ketika mendengar Yoojung akan menjadikan Jaehyun kekasihnya, oh tidak bisa dibiarkan.

"Tidak-tidak, kau itu kekasihku" Yoojung beralih pada Jungkook, menatap pemuda itu tajam.

"Baiklah, kekasih kontrakku", ralatnya segera ketika melihat Yoojung yang sepertinya siap menerkam nya.

"Ah, terserah! Kalian bertiga saja yang ikut denganku. Itu akan membuat nenekku bingung lalu ia akan mengusirku segera. Sekarang lebih baik kita pergi sebelum ia membunuh ku", Yoojung mengacak rambutnya frustasi, ia mengambil tas nya yang ada di meja Jaehyun.

Ia lalu berjalan dengan menjambak rambutnya kesal melewati tiga pemuda yang kini tengah memandangnya bingung.

"Apa gadis itu berencana menikahi kita bertiga? Sial", Jaehyun mengikuti Yoojung keluar dari kantornya dengan cepat, menyamai langkahnya dengan gadis itu.

Begitupun Eunwoo dan Jungkook.






Perjalanan menuju kediaman nenek Yoojung itu tidak begitu jauh, dalam waktu dua jam bisa mereka capai dalam kecepatan rata-rata. Namun, bagi dua pemuda yang kini tengah muak melihat pemandangan menyakitkan dari jok pengemudi itu merasa dua jam bagaikan dua abad lamanya.

Kini Yoojung tengah menyuapi Jaehyun yang tengah mengemudi dengan makanan ringan yang tadi sempat ia beli di minimarket sebelum berangkat.

"Aku butuh minum, makanan ini terlalu asin", ujar Jaehyun setelah mengunyah snack yang ada di dalam mulutnya.

"Apakah aku berganti profesi menjadi pesuruhmu? Jika aku tidak ingat kau adalah atasanku, akan aku makan kepala mu bulat-bulat", Yoojung mengambil air mineral dari dalam kantong plastik bersama makanan lainnya. Ia membuka tutupnya, lalu meletakkan sedotan di botol tersebut. Agar memudahkan Jaehyun untuk minum.

"Kalau aku tahu aku akan jadi seekor nyamuk, lebih baik aku tidak ikut", perkataan Eunwoo mendapat kekehan penuh kemenangan dari Jaehyun yang melirik nya dari kaca yang berada diatasnya.

'Jung, tidak seharusnya kau melakukan itu", Yoojung menoleh pada Jungkook yang kini menatapnya dalam. Bukan tatapan kesal, Yoojung tidak tahu apa arti tatapan itu.

"Apa? Apa yang aku lakukan memangnya?"

"Jangan menyuapi Jaehyun, jangan memberikannya minum, jangan tertawa dengannya", Jaehyun dan Eunwoo kompak melirik Jungkook yang kini tengah menunjukkan ekspresi aneh.

"Apa urusannya dengan mu, itu hak ku. Lagipula atas dasar apa kau melarang ku?!", Sengit Yoojung, ia tak terima dengan perkataan Jungkook yang tak masuk akal.

"Kekasih Jung, kekasihmu"

"Kekasih kontrak lebih tepatnya", koreksi Eunwoo segera.

"Diam kau sialan"

"Apa idiot?! Kau tak punya hak untuk marah", Kini giliran Jungkook menatap kesal pada Eunwoo. Keduanya yang duduk bersebelahan itu kini saling melempar tatapan benci. Yoojung semakin pusing dibuatnya.

"Kau juga tidak punya hak apapun! Ingat, kau hanya seekor mantan! Kau barang bekas!!",

"Bisa tidak kau urusi statusku? Kau lebih tak punya hak untuk marah karena kau bukan siapa-siapa!!", Eunwoo berteriak didepan wajah Jungkook, seakan ia bisa saja menelan Eunwoo saat itu juga.

"Jae, bisa kau tenangkan mereka sebelum mereka aku lempar ke tengah jalan", Yoojung memijit pelipisnya frustasi, ia memilih memejamkan matanya daripada harus melihat dua manusia gila yang tengah bertengkar.

Jaehyun menghembuskan nafasnya pelan, pundaknya nampak turun kala ia membuka mulutnya untuk melerai Eunwoo dan Jungkook.

"Tenanglah! Kalian berdua sama-sama tidak mempunyai hak apapun! Jadi tak perlu bertengkar, sialan!"

Dan keduanya kompak mengatupkan bibir masing-masing.



-To Be Continued-

So I Married My Anti-Fans [END] (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang