Tugas makalah

5 0 0
                                    

"nih jangan pernah diulangi lagi" Bang Raka menyodorkan makalah itu pada.

"Makasih Bang" Balasku.

"Iya aku janji gak akan ulangi hal ini lagi" Tambahku sembari menyunggingkan senyum.

"Apa kamu bisa janji buat jauhin Naufal?" Bang Raka menantapku penuh harap.

"Maaf aku gak bisa, gak ada alasan pasti buat aku jauhin Naufal"

Ku lihat raut wajahnya berubah, apa aku mengecewakan bang Raka. Tapi aku gak bisa jauhin Naufal gitu aja, semua melarang ku tanpa alasan.
Aku mencoba mengalihkan perhatian pada makalah yang tadi bang Raka berikan, aku sedikit mengernyit, bagian penutupnya berbeda dengan semalam.

"Kok bagian penutupnya berubah sih bang?"

"Oh itu saya edit sedikit, biar lebih rapih"

Halaman demi halaman ku buka, bang Raka nyebelin dia bukan hanya mengubah bagian penutupnya tapi hampir semuanya berubah.

"Bang Raka kenapa edit semua makalahnya, kalo isinya beda gimana? Nanti aku gak bisa lagi presentasinya" Pekik ku padanya.

"Ya udah maaf, sini saya kasih tau mana aja yang saya ganti"

Bang Raka mengajarkan ku apa yang tak ku mengerti dari isi makalah ini. Dari mulai pengadaan sarana dan prasarana, pemeliharaan sampai inventarisasi ia jelaskan dengan detail. Aku jadi  semakin tau, jika hanya membahasnya sekilas sekarang aku semakin memahami tentang materi sarana dan prasarana ini.

Terkadang aku berfikir siapakah orang di samping ku ini, sekuat apapun aku bersikap jutek padanya tapi ia selalu saja mengetahui isi hatiku yang sebenarnya. Bang Raka, dia selalu datang tanpa ku undang. Memberi semua yang ku butuhkan tanpa memintanya, dia tau tentang semua isi hati ku tanpa harus aku mengungkapkannya.
Pantaskah aku untuk menjadi saudaranya????

"Aku berangkat sekolah dulu ya bang, assalamu'alaikum" Ucap ku saat keluar dari mobil.

"Wa'alaikumsalam, semoga presentasinya lancar!!!" Teriaknya.

Aku mengulas senyum, dan mengamini perkataannya dalam hati.
Aku berlari di tengah lapangan menuju ruang guru, lima belas menit lagi bel masuk berbunyi. Jangan sampai aku telat ngumpulin tugas ini.
.
.
.

"Ala jamiitullab, ikhtiraman asyatid ista'id duudun" Alfa mengomandoi kami semua saat pak Surya memasuki kelas.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" Ucap kami serentak.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh--"

"Selamat pagi semua!!!!" Sapa pak Surya.

"PAGI... PAGI... PAGI... Semangat pagi"

"Apa kabarnya semua sehat?" Tanyanya.
"Alhamdulillah luar biasa... Allahuakbar"

"Alhamdulillah, sesuai perjanjian Minggu lalu, tugas makalah harus sudah ada di meja bapak tepat pukul 07:00. Setelah bapak cek hanya ada tujuh belas orang yang mengumpulkan!"

Mendengar perkataan pak Surya, seisi kelas gaduh. Ku pikir semua orang telah mengumpulkan tugasnya, nyatanya hanya sebagian siswa saja yang mengumpulkan.
Desas-desus di bangku belakang sangat riuh, entahlah mereka membicarakan tentang apa. Aku tak bisa menyimaknya dengan jelas karena tempat dudukku tepat dihadapan meja guru. Melek dikit bisa kena damprat aku.

"Diam jangan berisik bapak belum selesai bicara...! Bagi siswa yang tidak mengumpulkan tugasnya tepat waktu, nilai tugas kalian kosong. Dari ketujuh belas orang yang mengumpulkan tugas hanya tiga orang yang nyaris sempurna, yang lainnya harus mengulang dari awal"

Sontak semua terbelalak mendengar penuturan pak Surya, kami semua harap-harap cemas menanti nilai yang kami dapat.

"Alfa!!" Sang ketua kelas Alfa, sedikit tersentak ketika namanya di panggil oleh pak Surya.

"Bagikan makalahnya!" Titah pak Surya.

Alfa mulai menyusuri setiap kursi untuk menyerahkan tugas makalah yang telah pak Surya nilai.

"Bagi yang makalahnya mendapatkan coretan merah, kalian harus mengulanginya lagi" Sarkas pak Surya.

Jantungku semakin Dag Dig Dug ser kayak gini, Alfa kenapa belum ngasih makalahnya ke aku sih.

"Fa punya aku mana?" Tanya ku pada Alfa saat ia melewati meja ku.

"Gak ada" Balasnya, sembari menggelengkan kepalanya.

Lho kok gak ada padahal tadi pagi aku udah pastiin kalo makalah itu tersimpan di meja pak Surya.

"Adefita Nadhifah!" Aku terlonjak kaget saat namaku disebut pak Surya, gimana nih jangan-jangan pak Surya tau kalo makalah punya aku dibantuin orang lain. Lagian bang Raka pake edit segala sih makalahnya jadi berabe kan.

"Maju ke depan, presentasikan tugas kamu kepada teman teman kamu" jleebbb.... Kalo udah kaya gini, udah pasti aku bakal demam panggung tingkat akut.

Fiuhhhh

Akhirnya aku telah menyelesaikan tugasnya, meski sedikit keteteran. Saat presentasi semua orang memberondongiku dengan berbagai macam pertanyaan. Masih mending Bang Raka tadi sempat menjelaskan materi ini padaku kalo enggak bisa mati berdiri aku dihadapan mereka semua.

"Sial..." Dari belakang aku mendengar Naufal mengumpati sesuatu. Aku pernah melihat Naufal seperti itu, kala dia kalah tanding bola Voli. Jadi kemungkinan saat ini pun dia tengah marah.

"Maafin aku Cha, coba kalo aku gak copy tugas kamu pasti kamu gak ngulang makalahnya" Ternyata Naufal mengcopy paste makalah milik Alisha.

"Eh Fe, itu makalah punya siapa, aku liat dong" Kata ku pada Fera. Aku tau itu pasti bukan makalah Fera, mana dia ngerjain tugas Minggu kemarin aja dia gak  sekolah. Boro-boro buat bikin makalah diingetin sama temennya aja gak pernah ia respon.

"What...." Aku sedikit berteriak ketika melihat sampul makalah itu, disana tertera nama Naufal Azhar H. Shania, yang lebih membuat ku terbelalak adalah seluruh isi makalah di penuhi oleh coretan bola kusut merah. Pantas saja pak Surya semarah ini, copas-an Naufal ketahuan karena ada nama Shania.
Shania itu kan nama belakangnya Alisha.

Saat melihat ini kenapa aku jadi teringat tentang perkataan kak Tian dan Bang Raka ya.

"Jauhin Naufal, karena cowok itu gak baik buat kamu"

Assalamu'alaikum reader's...
Let's go to ' konflik yang sebenarnya'.....
Terimakasih 📔📕

{JTPH 1} Janji Tak Pernah HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang