Say goodbye Adefita!

4 0 0
                                    

'Rasa cinta bukanlah sebuah kesalahan.
Cinta adalah anugerah dari Allah SWT..... Namun Jangan pernah kamu nodai kesucian cinta itu dengan menjalin hubungan yang belum halal...'

💕 JTPH 1 🍁

Raka memukul mejanya dengan kuat, tak peduli tangannya akan terluka. Hari ini ia telah menghadiahkan sebuah kemarahan pada adik yang paling ia sayangi. Selama ini ia tak akan pernah membuat gadis itu meneteskan air matanya karena terluka oleh orang lain. Tapi dirinya malah menorehkan sebuah kekecewaan pada Defita. Dia memang tak pantas menjadi seorang kakak bagi Defita. Raka telah menyadari bukan rasa kasih sayang persaudaraan yang Raka miliki untuk Defita. Rasa itu adalah 'cinta'. Kata cinta itu tersembunyi di balik sandiwara hubungan persaudaraan yang dirancang sehingga terlihat indah. Padahal di sanalah hawa nafsunya berperan dalam hati mereka. Apapun hubungan yang mereka jalani tetaplah itu sebuah kemaksiatan yang mendekatkan keduanya dalam Zina'. Raka menyadari semua dosa yang pernah ia lakukan. Menatap Defita dengan perasaan menganggapnya sebagai adik. Duduk berdua dibalik kursi penumpang, meski mang Udin menjadi orang ketiga dalam mobil. Memikirkan keadaan Defita. Dulu Raka anggap semua itu hanyalah bentuk perhatiannya pada seorang adik. Raka lupa jika tak ada ikatan darah diantara keduanya. Lalu perasaan apa yang Raka rasakan untuk Defita. 'Cinta'. Semua itulah yang membuat Raka hampir terjerumus dalam dosa besar itu, secara tak langsung ia telah berzina mata, zina tindakan, dan zina hati karena terus memikirkan Defita.

Rasa cinta yang Raka miliki bukanlah sebuah kesalahan, cinta itu anugrah dari sang maha pencipta. Raka tak ingin menodai kesucian cinta yang ia miliki dengan membuat dirinya dan Defita berdosa karena menjalin ikatan yang belum halal. Untuk itulah Raka merencanakan semua ini. Kemarahannya pada Defita hari ini sebenarnya adalah kemarahan bagi dirinya sendiri. Raka marah pada dirinya yang terkecoh oleh godaan syaitan. Raka memanfaatkan kesalahan Defita agar dia bisa memarahinya, sebenarnya jika Defita bersalah pun Raka akan membantunya tapi keadaan telah berbeda Raka harus membuat Defita kecewa pandanya, agar jika Raka meninggalkan gadis itu, Defita tak akan bersedih karena harus kehilangan sosok Raka dalam kehidupannya.

"Maafkan aku De, harus membuatmu kecewa. Semua ini kulakukan agar aku bisa meninggalkan mu tanpa harus mendengar Isak tangis karena kepergian ku, aku tak sanggup jika harus melihat mu menangis karena aku tak bisa berada di sisi mu lagi" Lirihnya.

"Ente yakin, mau jalanin rencana untuk buka cabang perusahaan di Dubai" Adrian menghampiri Raka yang tengah membereskan beberapa file.

"Hanya ini jalan yang bisa ana tempuh, orang bilang cinta itu tak harus memiliki kan" Raka kembali memasukan filenya dalam tas.

"Ini, Defita nitipin ini sama ane" Kata Adrian sembari menyerahkan paper bag dengan warna biru muda.
-
-

Kemarin Adrian bertemu Defita saat ia akan memberitahu tentang file milik Naufal yang tertukar dengan file milik Defita.

"Defita file laporan prakerin milik kamu mana?" Tanya Adrian saat keduanya bertemu di lobby.
"Laporan saya ada di pak Raka, kemarin saya menyerahkannya kepada beliau" Balas Defita.

"Saya pikir laporannya ada di kamu sekalian saya mau periksa, soalnya kata Naufal file dia ketukar dengan punya kamu pas saya lihat laporannya ternyata bener laporan ini punya kamu" Jelas Adrian yang membuat Defita terperangah.

"Jadi laporan saya tertukar dengan milik Naufal" Defita membelalakkan matanya tak percaya.

"Maaf pak saya gak bisa ambil laporan itu dari pak Raka, soalnya beliau telah melarang saya untuk datang ke ruangannya--"

"Raka marahin kamu?"
Defita mengangguk kelu, hatinya lebih hancur ketika mendengar kenyataan bahwa ia tak bersalah atas kemarahan yang ia dapat dari Raka.

"Pak Adrian, saya boleh nitip ini gak untuk pak Raka barang kali pak Adrian akan menemui pak Raka hari ini" Defita menyerahkan bingkisan yang berisi sebuah benda sebagai bukti permintaan maaf dan ucapan terimakasih dari Defita untuk Raka. Adrian mengambil paper bag itu.

"Ana akan berangkat ke Jakarta besok" Ucap Raka setelah semua berkas yang ia bereskan ia masukkan dalam tasnya. Perkataan Raka sontak membuat Adrian memfokuskan perhatiannya kembali pada Raka.

"Kapan ente balik ke sini lagi?" Adrian mencoba menahan langkah Raka yang akan keluar.

"Ane belum pergi Dri, ente udah nanyain kapan pulang--"
"Kemungkinan ane gak akan pernah balik kesini lagi" Lirihnya, diakhiri senyuman getir yang menyimpan banyak rasa penyesalan dalam hatinya.
.
.
.
Ini adalah hari terakhir bagi Defita dan Naufal menjalani prakerinnya di perusahaan Rafiq group. Mereka berdua berpamitan pada semua karyawan yang di kantor.

"Mbak Mei makasih ya udah bimbing aku selama prakerin disini" Ujar Defita, mereka pun bercipika- cipiki ria.

"Kita berdua minta maaf sama Mbak kalo selama kita prakerin di sini banyak ngerepotin mbak" Sambung Naufal.

"Kalian berdua itu anak cekatan, rajin lagi mbak seneng. Jangan lupain mbak ya, maafin mbak juga kalo semisal mbak pernah bentak kamu, nyuruh-nyuruh kamu. Semua itu semata karena mbak pengen kalian itu bisa mempersiapkan diri untuk menjadi karyawan yang baik. Siap kerja bagaimana pun kondisi kantor yang nanti akan jadi tempat kerja kalian" Nasehatnya.

"Terimakasih mbak Mei" Ucap keduanya dibarengi ulasan senyuman.

Pak Taufik selaku guru pembimbing menjemput keduanya untuk kembali ke sekolah.

"Pak saya ingin bertemu seseorang terlebih dahulu, bapak duluan saja bersama Naufal. Nanti saya ke sekolahnya naik angkot saja" Ujar Defita meminta izin pada gurunya.
Naufal hanya menatap Defita penuh tanya siapa lagi yang ingin Defita temui di kantor ini. Sementara itu pak Taufiq mengijinkan permintaan Defita.

"Pak Adrian" Seru Defita di depan kantin tempat biasa mereka menghabiskan waktu makan siangnya.

Adrian yang mendengar panggilan Defita melambaikan tangannya sebagai tanda untuk meminta Defita mendatanginya.
"Defita hari ini hari terakhir kamu prakerin, Naufal kemana kok gak di ajak?"

"Iya pak, Naufal udah pulang duluan sama pak Taufik, oh ya pak hadiah kemarin yang saya titipkan untuk pak Raka sudah bapak kasih" Tanya Defita mengenai benda itu.

"Jangan panggil saya pak! Kemarin Raka udah terima hadiahnya lagian kenapa gak kamu kasih sendiri sama Raka"

" Maaf... Mas Adrian kan tau sendiri kalo aku sama bang Raka udah gak kaya dulu lagi, selama seminggu terakhir ini bang Raka masuk kantor gak sih mas, soalnya aku gak ketemu sama dia lagi"

Adrian sempat bergeming sesaat ternyata Raka tak memberi tau Defita soal kepergiannya ke Jakarta. " Memangnya Raka gak ngasih tau kamu kalo dia pergi ke Jakarta"

"Oh jadi bang Raka pergi ke Jakarta pantesan aku gak lihat dia di kantor, bang Raka berapa hari disana"

Adrian menghentikan aktivitasnya mengunyah bakso yang sejak tadi ia santap. " Dia gak akan kembali, dia ke Jakarta bukan untuk pekerjaan tapi dia mau ke bandara"

"Maksud mas Adrian?" Defita menautkan kedua alisnya.

"Dia akan ke Dubai untuk membuka cabang perusahaan For4A Corp disana. Sehari setelah dia marahin kamu, besoknya Raka berkemas untuk pergi beruntung saya masih sempat kasih hadiah kamu sama dia"

"Jadi bang Raka gak akan pernah kembali lagi sini" Ucapnya. Adrian hanya bisa menggeleng, ia tak tau apakah sahabatnya itu akan kembali atau tidak.

Hari ini bukanlah Defita yang akan meninggalkan kantor tapi Raka yang meninggalkannya. Defita setelah prakerinnya ia tak  akan bisa bertemu Raka lagi. Ia berharap momen itu akan tetap sama seperti dulu. Saat Setiap pagi kala Raka mengantarkannya ke sekolah, setiap sore kala Raka menjemputnya pulang. Namun semua harapan itu hanya akan menjadi skenario angannya saja. Cerita itu tak akan ada lagi. Warna kehidupannya akan kembali seperti semula, tak akan ada Raka yang akan selalu menghawatirkanya, tak akan ada suara rempong yang akan mengingatkannya untuk minum obat dan makan. Kisah itu telah berakhir saat Raka pergi tanpa pamit di hari terakhir Defita menjalani prakerinya.

Assalamu'alaikum reader's

Inikah akhir cerita JTPH tentu bukan reader's.
Nantikan akhir dibalik janji sebenarnya.....
Terimakasih 📔 📕

{JTPH 1} Janji Tak Pernah HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang