Perusahaan & Amanah

24 2 0
                                    

Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-sekali tidak ada pilihan bagi mereka (apabila Allah telah menentukan). Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. Dan Tuhamnu mengetahui apa yang disembunyikan dalam dada mereka dan apa yang mereka nyatakan. Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagiNyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagiNyalah segala penentuan dan hanya kepadaNyalah kami dikembalikan (Al-Qasas 68-70).'

Langkah Raka menuju kamarnya, seperti biasa setelah kepulangan dari masjid ia segera bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Menjalankan rutinitas sehari-harinya sebagai pewaris perusahaan sang kakek.
Setelah merapikan kemeja Raka lalu menenteng tas menuruni anak tangga. Mang Udin tengah memanaskan mobil di garasi, sementara bisa Atik belum datang ke rumahnya. Sebelum ia menuju dapur yang bersebelahan dengan ruang makan tampak pandangan matanya menangkap sebuah ruangan rahasia. Disana terpajang foto pria lansia lengkap dengan seragam peteran dengan gagahnya, disampingnya juga terdapat foto sepasang suami istri yang tersenyum. Itu adalah Foto keluarganya, orang-orang yang pernah hadir dalam hidupnya. Meski saat ini mereka telah tiada.

"Maaf kan Raka karena belum bisa memenuhi janji Raka untuk menghitbah bidadari surga Raka" Ucap Raka ketika mengelus bingkai foto kayu itu.

Selama ini Raka memang terlalu sibuk dengan kehidupannya, ralat bukan kehidupannya melainkan pekerjaannya, karena Raka hidup sendiri. Hidupnya hanya sebatas kerja, kerja, dan kerja. Ia harus bisa membagi waktu untuk mengurus dua perusahaan yang tengah ia geluti. For4A Corp merupakan perusahaan yang ia rintis di daerah Jakarta.  Sementara Rafiq group adalah perusahaan peninggalan mendiang almarhum kakeknya.

"Hufssss...." Raka menarik nafas dalam-dalam mengusap wajahnya gusar.
Meratapi nasib terus menerus itu tidak baik, hal itu sama saja dengan kufur nikmat.

Empat bulan yang lalu tepatnya saat pengacara kepercayaan sang kakek menemuinya di Jakarta, Raka mendapat kabar bahwa sang kakek mewasiatkan perusahaan ini padanya setelah Raka berusia 21 tahun. Saat Raka datang ke perusahaan ini, ia harus tabah menerima kenyataan bahwa perusahaan ini nyaris bangkrut. Jika disuruh memilih Raka lebih baik melanjutkan karirnya dengan perusahaannya di Jakarta yang tengah naik daun, tapi tidak perusahaan Rafiq group yang hampir bangkrut ini adalah amanah dari mendiang kakeknya. Baginya amanah lebih penting dari kesuksesan karir yang tengah ia capai.

Tok tok tok...

"Masuk" Balas Raka.

"Assalamualaikum Ikhwan" Ujar seseorang yang memasuki ruangan Raka.

"Wa'alaikumsalam" Balas Raka yang masih fokus pada layar laptopnya.

"Ente tuh kerja Mulu sih kapan cari zajwaty nya" Celetuk orang itu, yang ternyata sahabatnya sendiri Adrian.

"Apaan sih Dri...bahas itu mulu" Balas Raka dengan tetap pada aktivitas nya.

"Oh ya gimana keadaan cewek itu sekarang?" Tanyanya.

"Cewek yang mana?" Kini Raka mulai menutup laptopnya itu.

"Ente sih gak peka peka sama tu cewek, kasian tau dia tuh udah nungguin ente" Cerocosnya.

Sementara Raka masih tak bergeming, ia hanya mengusap wajahnya sedikit gusar.

"Ente kenapa sih" Tanya Adrian, yang kebingungan melihat keadaan sahabatnya.
Tak biasanya Raka murung seperti ini, justru dari Raka lah Adrian selalu mendapatkan pencerahan saat ia menghadapi masalah yang sulit. Bahkan ketika dulu saat kuliah Adrian adalah seorang pria playboy cap marmut yang sering ngecengin cewek cewek di kampus, saat bertemu Raka ia mulai bertaubat dari kelakuanya itu.

"Gue bingung-- apa yang harus gue lakuin sekarang?" Raka mulai membuka suaranya.

"Hahahaha...." Tawa Adrian menggelegar di ruangan ini.
Raka mengernyit heran kemudian menyentuh jidat Adrian.

Sementara Adrian masih tetap tertawa.
"Ente sakit ya..?" Raka mengangkat salah satu alisnya.

"Enak aja ente pikir ane gila apa" Adrian mendengus kesal.

"Bukan Ana yang ngomong lho" Balas Raka, dengan menenggelamkan kedua tangannya di saku.

"Ya ane heran aja sama ente-- sekolah ente lompatin kaya kancil dikejar harimau, sekarang kerjaan ente udah mapan malahan perusahaan klien bentar lagi ente embat... Tapi masalah cinta yaelah ....ribet banget sih masalah hati ente" Cerocosnya lagi dengan tanpa memberi kesempatan Raka untuk bicara.

"Ente pikir masalah hati tu gampang apa" Raka mulai menghentikan ocehan sahabatnya itu.

"Astagfirullah...ka--ka ente tuh gimana sih ceramah dari masjid satu ke masjid lain, kasih masukan Sanah sinih, pencerahan lah apalah...dan sekarang buat nanganin satu masalah cewek aja Lo keleyengan kaya gini gimana kalo di hadepin sama dua pilihan"

"Ana udah beberapa kali sholat istikharah Dri, tapi hasilnya...." Raka menghentikan ucapannya, keluh rasanya bagi Raka untuk menjelaskannya. Ada satu jawaban yang Raka terima dari doa'nya sungguh sebuah jawaban yang diluar ekspektasinya selama ini. Kebingungan seakan melanda hati Raka saat ini bagaimana ia harus menjelaskan pada gadis itu.

Tok tok tok...
"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" Balas keduanya.

Seseorang mendongak di balik pintu.
"Pak ada seseorang yang ingin bertemu?" Kata salah seorang resepsionis bernamtag Meilani.

Raka mengangkat salah satu alisnya.
"Suruh masuk aja" Titah Raka.

"Ente ada janji sama seseorang?" Tanya Adrian.
Sementara yang ditanya hanya mengangkat bahunya.

Kebingungan dari keduanya seakan hilang ketika seorang wanita berdiri diambang pintu dengan mengenakan dres pink pastel yang berbalut Khimar panjang dengan warna senada di tambah tas selempang berwarna hitam. Wanita itu begitu cantik di tambah dengan polesan make up yang tidak terlalu tebal, bulu mata lentik dengan pipi yang merona membuat setiap kaum Adam dibuat tak berkedip menatapnya. Tak terkecuali Raka ia hanya menatapnya datar.

"Cieeee yang baru di omongin udah nongol aja. Panjang umur nih..." Ujar Adrian yang mulai kumat lagi penyakit godain ceweknya.

"Aamiin mas.... Emang kalian ngomongin aku apaan nih" Balasnya dengan membentuk lengkungan di bibirnya.

Halo Reader's
Ada karakter baru nih, siapa dia ya ...
Penasaran...?????
Next to the story'guys ➡️🔜🔛
Terimakasih

{JTPH 1} Janji Tak Pernah HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang