Last {Lamaran JTPH 1}

4 0 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Reader's tercinta.....
Ini adalah part terakhir dari JTPH.... Hayooooo...
Cerita ini sesuai ekspektasi kalian gak sih....
Ok guys sebelum baca ending ceritanya.... Ada satu pertanyaan nih.....
Kira" siapa orang yang melamar Defita.... Daaaannnn siapa orang yang Defita pilih....? Udah segitu aja....
Jawabannya bakal kalian dapat setelah baca part di bawah ini ▶️⏩⏩↘️↕️

↕️

⏬⏬↕️↘️

JTPH 1 🍁
Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi ku. Hati dan pikiran ku seakan tengah melakukan peperangan bukan pertumpahan darah yang terjadi melainkan air mata yang coba ku bendung. Aku tak menyangka jika Naufal bisa setia dan menepati janjinya seperti ini, ku pikir itu hanyalah cinta monyet masa SMK. Ternyata dia sangat manis hingga jam tangan ku ini masih sempat ia simpan. Meskipun jam tangan ini sudah tak berfungsi lagi, aku sangat berterima kasih pada Naufal atas semua pengorbanan yang ia lakukan.

Seharusnya hari ini aku bahagia, cinta yang selama ini aku dambakan telah datang, cinta yang dulu hanya menjadi angan kini telah bermetamorfosa menjadi sebuah kenyataan. Jika dulu aku hanya menyaksikan kisah cinta orang lain, maka saat ini aku sendiri yang mengalaminya disaksikan langsung oleh semua teman masa SMK ku. Cinta itu kini hadir senyata imajinasi yang selama ini ku harapkan, namun mengapa perasaan ku tak karuan seperti ini.
Saat tadi aku memberitahu Abah dan mamah bahwa akan ada yang melamarku mereka terlihat sangat bahagia. Ini adalah momen perdana aku mengatakan perasaan ku pada Abah dan mamah, dari dulu hanya pendidikan dan karir yang selalu ku ceritakan pada mereka. Mendengar berita ini orang tuaku sangat bahagia, karena akhir-akhir ini mereka memang selalu bertanya perihal jodoh ku. Dari pada memikirkan hal yang aneh-aneh lebih baik aku mempersiapkan pakaian untuk acara besok, Naufal pasti membawa keluarganya.

Puk.....

Sebuah buku terjatuh, ternyata ini adalah buku perjanjian laptop ku bersama bang Raka beberapa tahun lalu yang aku selipkan di tumpukan pakaian.

"Oh ya aku lupa, sekarang kan bang Raka udah pulang dari Dubai. Harusnya kan aku segera melunasi cicilan laptop itu, sebaiknya aku tanya kak Tian aja deh kira-kira berapa harga laptopnya dia pasti tau soal harganya" Aku meletakkan buku itu dimeja dan bergegas menemui kak Tian di kamarnya.

"Jang aku mau tanya sesuatu bo--leh" aku menghentikan ucapan ku saat sampai diambang pintu kamarnya. Aku terkejut saat kak Tian membanting sesuatu, dan ternyata itu adalah kotak cincin yang kutemukan tempo hari.

"Jang ....? Kenapa kamu melemparnya?" Aku memungut benda yang tergeletak di lantai itu. Ku tengok kak Tian memasang wajah murung dan sepertinya dia tengah bersedih.

"Dia nolak lamaran aku, Alisha bilang kalo dia masih memiliki perasaan pada kekasihnya yang dulu"

Aku meremas kuat kotak cincin itu setelah mendengar perkataan kak Tian. Kurang ajar ......
Alisha melakukan hal yang sama pada kak Tian, dia berani menyakiti hati kak Tian......

"Lupain perempuan itu kak masih banyak diluar sana yang lebih baik dari dia" aku mencoba menguatkan perasaan kak Tian.

"Buang cincin itu De, aku muak ngeliatnya" Kak Tian sepertinya sangat kecewa.

"Aku gak bakalan buang cincin ini Jang"

"Apa maksud kamu?"

{JTPH 1} Janji Tak Pernah HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang