Psikolog

4 0 0
                                    

مَثَلُ اْلأَخَوَيْنِ مَثَلُ الْيَدَيْنِ تَغْـسِلُ إِحْدَاهُمَا اْلأُخْرَى

Perumpamaan dua saudara adalah seperti dua tangan yang saling membasuh satu dengan yang lain.

Setelah memberikan laptop yang ku beli kemarin pada Ade, aku berencana akan mengajaknya untuk bertemu seseorang. Mbak Hana, dia adalah seorang psikolog. Aku ingin mempertemukan mereka karena aku merasa Ade harus mulai membuka hatinya untuk meluapkan perasaannya pada orang lain. Kata Tian setelah kejadian kecelakaan kemarin Ade mengalami trauma, meskipun dia tidak memperlihatkan rasa kecemasan dan ketakutannya namun aku tau jika ia mengalami trauma berat dan ia sangat pintar menyembunyikan perasaannya. Aku khawatir jika kondisi seperti ini dibiarkan maka akan berdampak buruk bagi kesehatan psikisnya.

Me:
"Assalamu'alaikum
De hari ini kamu bisa ikut saya untuk bertemu seseorang?"

Ku kirim sebuah pesan pada Ade untuk menemaniku menemui Mbak Halma.

Ade:
"Wa'alaikumsalam.
Ngapain Bang Raka ngajak Aku
  :-\"
 

Dasar gadis ini tinggal bilang iya aja apa susahnya, memang dia orang sibuk apa, sampai tak bisa menemaniku?

Me:
"Cuma sebentar kok De, orang jomblo kaya kamu mah pastinya juga gak sibuk-sibuk amat"

Ade:
"Ok... Tapi bisa  gak mintanya baik-baik? Dan gak perlu bawa titel jomblo juga"

Aku sedikit menahan tawa ketika  membaca balasan chat darinya. Kalau orang jutek diajak chating-an emang rada aneh.

Me:
"Baiklah Adefita yang manis...... Maukan temenin saya hari ini untuk bertemu dengan seseorang"

Ade:
"Lebayyyyy... Ok."

Heran gadis jaman sekarang dikata jomblo marah, dikasih kata gombalan dibilang lebay... Mungkin hanya Ade gadis aneh yang pernah aku temui.

*Cafe

Aku dan Ade telah sampai di sebuah cafe, seorang wanita melambaikan tangannya. Kami pun membalas lambaianya.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" Balasnya.

"Ini yang namanya Adefita ya" Mbak Hana beranjak dari tempat duduknya, menyambut kedatangan kami.

Ade hanya menatap ku, menampakkan raut wajah kebingungan. Ekspresinya berubah kala memberikan senyuman lesung pipinya pada Mbak Halma.

"Mbak kok tau?" Tanyanya.

"Raka sudah banyak bercerita tentang kamu, oh ya kenalin saya Halma" Kata mbak Hana dengan ramahnya.
Melihat interaksi mereka, aku berharap Mbak Hana bisa memberi motivasi bagi Ade.

"Mbak Hana calonnya Bang Raka?" Tanya Ade, terlintas dari mana pertanyaan konyolnya itu.
Mbak Hana hanya menautkan kedua alisnya.

"Kamu itu jangan bercanda, haha.. orang seperti Raka mana mau sama saya" Mbak Hana memang orang yang rendah hati. Dan satu hal lagi mana mungkin aku sama Mbak Hana.

"Aku hanya berteman saja, Raka sering curhat sama suami aku. Ya akhirnya jadi aku yang kasih solusi buat dia" Tambah mbak Hana lengkap dengan seringai kecil dari bibirnya.

"Mbak Hana udah nikah maaf mbak" Ade hanya nyengir, mendengar perkataan Mbak Hana barusan.
.
.
.
.
Sudah satu jam lebih kami saling bercerita sebenarnya, Ade yang lebih banyak curhat aku hanya jadi cicak yang menyimak obrolan mereka.

"Bang makasih ya udah temuin aku sama Mbak Hana, aku tau kok kalo bang Raka emang sengaja rencanain semua ini" Kata Ade saat kami sedang dalam perjalanan pulang.

"Sejak kapan kamu jadi paranormal" Seharian tak membuatnya kesal rasanya tak seru.

"Aku serius Bang" aku hanya tersenyum melihat wajah jutek yang gadis itu perlihatkan. Namun senyum itu seakan lenyap jika aku mengingat apakah semua ini akan bertahan lama.

"Kok bengong sih" Ade menggoyangkan bahuku.

"Nggak..saya melakukan semua ini agar hubungan kamu dan kakak kamu itu normal, bukan kaya robot" Memang itu yang menjadi alasan ku untuk mempertemukan Ade dengan Mbak Hana.
"Aku harap sekarang kalian bisa akur, bukan kamu atau Tian yang mulai tapi kalian yang harus mengakhirinya"

"Makasih bang aku janji akan memperbaikinya"
#######

Adefita POV

"Defita, persaudaraan kalian itu bukan benang yang bisa putus begitu saja, bukan telur yang bisa pecah jika diinjak. Persaudaraan itu hubungan darah yang terus terjalin, yang tak akan rapuh diterjang masa. Persaudaraan itu seperti kedua anggota tubuh yang saling melengkapi. Ketika kaki kiri kita terluka akan ada kaki kanan yang menopang tubuh kita. Juga seperti kedua tangan yang saling membasuh satu sama lain. Seburuk apapun saudara mu dialah orang pertama yang akan kita temui saat kita membutuhkan seseorang untuk menolong kita."

Itulah perkataan yang ku dengar dari Mbak Hana, saat kami saling berbincang di cafe tadi siang. Seorang psikolog yang telah memberikan pencerahan pada ku untuk memperbaiki hubungan ku dengan kak Tian. Tak hanya itu saja dia juga memberikan beberapa tips agar aku mudah berinteraksi dengan orang lain, supaya aku tidak jadi orang yang individualisme.

Dia juga sempat mengatakan sebuah hadits padaku.
“Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, walaupun sekadar bertemu saudaramu dengan wajah ceria.” (HR. Muslim)

"Rubahlah sikap dingin kamu terhadap kakak mu" Itu pesan mbak Hana.

"Bang Raka aku janji akan menjaga hubungan ini"

Halo reader's ....
Ada yang masih suka baca cerita ini.....
Harap tinggalkan jejak kalian di kolom vote and coment ya biar jadi motivasi buat author lanjutin ceritanya lagi ..

*Terimakasih....

Next to the story'guys ➡️➡️🔜🔛

{JTPH 1} Janji Tak Pernah HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang