Part 10

12.4K 984 16
                                    

Zala berdiri kaku, tubuhnya dingin dan beku. Matanya membulat, dia tidak percaya apa yang dia lihat di depannya. Bagaimana bisa wanita di depannya begitu mirip dengan ibunya, wajahnya bentuk tubuhnya namun sayangnya mata milik wanita itu terlihat sendu sedangkan punya ibunya tajam menusuk.

Kalau di depannya adalah ibunya, kenapa dia menatap Zala penuh cinta juga kerinduan yang selama ini dia dambakan. Namun jika bukan ibunya kenapa terlihat sangat mirip dengan ibunya, ah dia bingung dengan kenyataan yang kini menikam nalarnya.

Semua terasa memusingkan.

"Kamu mau makan atau mau berdiri di sana saja" tanya maycel membuat Zala tersentak.

"Ah, eh em gak usah om saya masih kenyang. Saya mau pulang saja" jawab Zala kiku.

Sedangkan maycel dan Farah tersenyum miris.

"Kamu mau pulang kemana? Sekarang ini rumah kamu Daddy gak bakal ijinin kamu ke rumah wanita busuk itu lagi" ucap maycel, Zala hanya diam namun pikirannya melayang-layang entah kemana.

Apa maksudnya semua ini? Kenapa pria asing ini mengaku sebagai ayahnya? Dan melarangnya untuk kerumah kakak ayahnya sendiri. Kenapa semua ini semakin membingungkan? Pikir Zala.

"Ah maaf om, saya gak kenal sama anda dan jangan mengaku-ngaku sebagai ayah saya karena ayah saya sudah meninggal. Kalau anda tidak mau mengantar saya tak apa, saya bisa pulang sendiri" ucap Zala datar namun masih sopan.

Lalu langsung melangkah pergi tidak perduli jika ada wanita yang kini manangis karenanya, sedangkan maycel dengan cepat memerintahkan para bodyguardnya untuk menahan bocah keras kelapa itu.

Sedangkan Zala berontak dan berteriak-teriak minta di lepaskan, namun nihil. Dia malah di seret masuk ke kamar tadi.

"Maaf nona, kami terpaksa mengurung anda agar tidak kabur" ucap salah satu bodyguard lalu mengunci pintu kamar Zala tanpa perduli suara teriakkan Zala.

Setelah itu pergi, sedangkan maycel mencoba menahan istrinya yang kini ingin melepaskan zala. Menjelaskan perlahan alasannya mengurung Zala di kamar.

"Dengar aku dulu" ucap maycel namun Farah tak bergeming dia masih berusaha lepas dari cengkraman suaminya agar dia bisa melepaskan anaknya yang kini terus berteriak-teriak ingin di lepaskan.

"FARAH! TENANGLAH. DENGARKAN AKU DULU" Bentak maycel membuat Farah terdiam dan menunjukkan kepalanya sambil terisak.

Maycel menghela nafas pelan.

"Maafkan aku, aku gak bermaksud untuk membentakmu. Aku hanya ingin kamu mendengar alasanku mengurung Zala, aku tidak ingin dia kabur dari sini dan kamu bisa menjelaskan sedikit demi sedikit pada putrimu." Ucap maycel lembut.

Farah hanya mengangguk pelan lalu membenamkan wajahnya di dada bidang suaminya, menghirup aroma tubuh maycel yang maskulin dan juga memenangkan.

"Tunggu dia tenang dulu, setelah itu kamu masuk dan jelaskan semuanya perlahan. Umurnya sudah dari cukup mencerna apa yang kamu ucapkan" ucap maycel lagi.

Sedangkan disisi lain Zala bersandar di pintu kamar, dia menghela nafas kasar. Dia sangat bingung, takut, cemas semuanya bercampur jadi satu membuatnya kacau.

Dengan gontai dia jalan menuju ranjang yang tak jauh dari tempatnya berdiri lalu duduk di tepi ranjang, sambil menatap kosong kakinya.

Namun tiba-tiba saja dia mendengar suara pintu terbuka tapi Zala tetap saja diam, lalu ada yang duduk di sampingnya. Zala masih saja diam dan tak merasa terusik, dia terlalu nyaman dalam bisunya.

"Maaf, Daddy kamu gak bermaksud ngitung kamu. Dia hanya tak ingin kamu kembali kerumah penuh dusta itu lagi" ucap Farah lembut, ya Farah yang masuk ke kamar Zala dan duduk di samping putrinya itu.

Jodoh Pemberian AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang