Arumi POV
Namaku Arumi lengkapnya Arumi Nurhaliza, namaku seperti layaknya nama-nama Yang umum di Indonesia.
Saat ini umurku baru 15 tahun, namun aku sudah di tuntut untuk mandiri. Semua pekerjaan sudah aku lakukan, dari jadi tukang cuci piring, pembantu dan lainnya.
Sekarang aku kerja pada keluarga yang kaya raya, disini aku jadi seorang pengasuh.
Beruntung aku punya pengalaman mengurus balita, karena dulu di panti aku sering melakukannya.
Yab, aku merupakan anak yatim piatu. Orang tuaku meninggal dunia saat terjadi bencana longsor di daerahku, yang selamat hanya aku.
Namun itu tidak menjadikan aku anak yang selalu larut dalam masalalu, aku di ajarkan untuk ikhlas.
Kalian pasti bingung bukan kenapa gadis berumur 15 tahun seperti aku sudah bekerja?, Padahal usia-usia seperti diriku masih duduk di sekolah.
Itu karena keterbatasan biaya, panti asuhan yang mengurusku gak lagi mampu membiayai sekolah yang makin mahal.
Terpaksa aku harus putus sekolah, padahal aku sangat menyukai yang namanya belajar dan sekolah.
Dimana aku bisa mengetahui segelas hal dan juga mempunyai banyak teman serta berbagi pengalaman, aku mulai sekolah saat umurku masih 4 setengah tahun.
Masih belia untuk sekolah bukan?, Apalagi untuk ukuran sekolah dasar dan umur minimal untuk masuk sekolah dasar adalah 6 tahun, namun karena dulu aku sangat ingin sekolah bahkan menangis berhari-hari karena ingin sekolah akhirnya bunda yang merawatku mendaftar aku ke salah satu sekolah dasar di daerahku.
Beruntung aku diterima jadi jangan heran jika saat ini umurku masih 15 tahun padahal aku sudah menganggur selama dua tahun.
Keinginanku untuk mandiri begitu kuat, hingga akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari panti namun namaku masih tertera di sana karena batas umur untuk bisa keluar dari panti adalah 18 tahun.
Sebuah keberuntungan bagiku bertemu dengan kak Zala dan Desta serta Rara yang manis, gadis kecil itu tak pernah rewel bahkan merepotkan diriku
Dia gadis yang penurut walau sedikit nakal, ya untuk ukuran anak seusia dia adalah normal.
Mereka sangat baik padaku, tak hanya mereka namun keluarga mereka juga begitu.
Bahkan mereka menganggap aku sebagai bagian dari mereka, namun aku terlalu minder dan merendah.
Aku merasa tak pantas untuk jadi bagian dari mereka, namun akhirnya aku harus menerimanya juga karena om Leonel dan Tante Venusa mengadopsi diriku.
Tentu saja aku sangat tak terbiasa akan hal itu, memanggil mereka Daddy dan mommy serta anak sulung mereka dengan sebutan Abang.
Namun tidak dengan kak Zala dan Desta karena mereka sering mengingatkan diriku agar memanggil mereka dengan sebutan kakak.
Tak hanya mengangkat aku sebagai anak, mereka juga membuat aku kembali sekolah aku sangat senang.
Sayangnya senyumku langsung sirnah ketika tau dimana aku sekolah, Tentu saja di sekolah swasta dan terfavorit tak hanya itu ternyata sekolah tersebut merupakan milik dari bibik kak Zala.
Aku gak tau siapa dia namun yang jelas beliau adalah salah tau jejeran orang kaya raya, bukan aku gak bersyukur hanya saja aku tidak yakin masuk ke sekolah tersebut.
Tentu saja karena statusku sebagai anak angkat dari orang kaya raya, namun kak Zala meyakinkan diriku jika aku akan di perlakukan sama seperti saudara angkatku lainnya.
Di hormati oleh siapa saja, akhirnya aku mencoba percaya dengan kata-kata kak Zala.
Ternyata benar, selama aku sekolah di sekolah elit itu tak ada satu pun anak yang bersikap buruk, aku pun memiliki banyak teman disana.
Namun yang paling dekat adalah Alia, dia merupakan teman sebangku ku.
Tanpa terasa sekarang dua bulan telah berlalu, aku tak lagi jadi pengasuh dan tinggal bersama kak Zala dan Desta, lalu Rara? Gadis itu sudah memiliki pengasuh baru. Namun kami sering bertemu begitu juga dengan kak Zala dan kak Desta, karena mereka serang datang kerumah.
Tapi sebenarnya ada satu hal yang mengganjal tentang keluarga baruku, terutama tentang kak Zala dan kak Desta.
Aku gak tau hubungan apa yang di jalin keduanya, awalnya aku pikir mereka itu teman namun lama kelamaan mereka terlihat seperti saudara, tapi pemikiranku tentang mereka bersaudara terbantahkan saat kak Zala dan kak Desta memperkenalkan orang tua mereka masing-masing padaku.
Apa mereka pacaran? Ya hanya yang satu itu yang masuk akal, karena gelagat keduanya terlalu berlebihan jika dibilang bersahabat.
Tapi itu sangat tidak akal bagiku, karena mana mungkin sesama jenis menjalin hubungan layaknya pasangan pada umumnya.
Maksudnya pria dan wanita, ah kepalaku pusing mikirinnya. Apa sebaiknya aku tanya saja dengan mommy? Ya, dari pada aku mati penasaran kan?.
******
Malam ini Arumi bertekad untuk bertanya tentang hubungan Zala dan Desta, cukup sudah dia menerka-nerka selama setengah tahun lebih.
Arumi bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar dari kamar, gadis itu terlihat berlari kecil saat menuruni tangga.
Gadis itu tersenyum kiku saat beberapa pelayan dan bodyguard yang berpapasan dengannya menyapa, dia belum terbiasa dengan yang satu itu.
Gadis itu pergi ke ruang keluarga, karena biasanya Leonel dan Venusa ada di sana. Bersantai ria sambil menonton TV, namun kali ini hanya ada Venusa yang membaca majalah sedangkan Leonel entah kenapa.
"Mommy" seru Arumi dengan nada canggung, sontak membuat Venusa mendongakkan kepalanya.
Lalu tersenyum lembut saat tau siapa yang memanggilnya.
"Iya sayang, ada apa?" Tanya Venusa sambil menutup majalah yang dia baca lalu meletakkannya sebarang.
Arumi hanya diam lalu duduk di samping Venusa.
"Itu, hemz boleh aku nanya?" Jawab Arumi meminta izin, Venusa berdenyit lalu tersenyum dan menggelengkan kepalanya samar.
"Ya boleh, emang kamu mau nanya apa? Tapi lain kali kalau mau nanya langsung aja gak usah minta izin lagi" Ucap Venusa lalu menegaskan pada Arumi jika gadis itu tak perlu canggung.
Arumi tersenyum kiku lalu menganggukkan kepalanya.
"Begini, aku sangat penasaran dengan hubungan kak Zala dan kak Desta. Apa mereka bersahabat atau pacaran?" Tanya Arumi dengan nada kiku.
Dia sedikit merasa tidak enak karena menanyakan hal pribadi seperti itu, tapi dia juga tidak bisa menahan lama lagi rasa ingin taunya.
Venusa tersenyum.
"Kamu jangan syok ya, mereka itu ya mirip sepasang suami istri." Jawab Venusa, tentu saja membuat Arumi melongo.
Otaknya mendadak eror, apa maksudnya itu. Apa Zala dan Desta sudah menikah ? Atau bagaimana pikirnya bingung.
Arumi masih juga belum bisa mencerna apa yang Venusa katakan, otaknya mendadak macet seperti jalan di Jakarta.
"Maksudnya mereka itu sudah menikah gitu ?" Tanya Arumi, Venusa menganggukkan kepalanya.
Tentu saja hal itu membuat jantung Arumi hampir copot, ah otaknya tak bisa mencerna hal-hal seperti itu.
"Panjang ceritanya, ada alasan kenapa mereka di nikahkan. Dulu Zala itu gadis yang normal tapi kalau sekarang mah mommy udah ragu, mereka di satukan karena permintaan almarhum ayah zala" jelas Venusa agar Arumi tidak salah paham, dia juga menjelaskan alasan-alasan di balik pernikahan Zala dan Desta.
Tentu saja hal-hal tersebut terlalu rumit untuk Arumi, apalagi saat ini otak gadis itu tak bekerja dengan baik
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pemberian Ayah
RandomTolong kalau gak suka bacanya jangan nyampah di colom coment karena cerita ini tentang gxg. ~Kenyataann akan terus menamparmu dengan segala hal yang harus kamu telan bulat-bulat walau rasanya pahit~ Happy reading 😍😘 Cerita ini merupakan versi Pert...