Diandra beranjak pelan dari ranjang, itu karena dia tidak mau Zala terganggu. Sedangkan Zala terlelap dengan pulasnya, bahkan dia sama sekali tidak terusik oleh pergerakan Diandra.
Lalu berjalan keluar dari kamar Zala secara perlahan dan ditutupnya pintu kamar Zala dengan hati-hati, dia bernafas lega karena bayi besar itu sudah tidur.
Dia berjalan turun menuju berniat mencari ibunya yang tadi pergi bersamanya namun anehnya semua tampak sepi, semua tamu sudah tidak ada. Hanya ada ibunya dan orang-orang yang menatapnya aneh dan diantara mereka ada satu wanita yang cukup dia kenal namun dia pikir itu bukan wanita yang dia maksud karena mereka terlihat berbeda walau sama.
Aura yang terpancar dari wanita itu sangat beda dengan wanita yang dia kenal, wanita itu memiliki lebih positif dan dia yakin jika wanita itu adalah sosok yang lembut dan hangat.
"Apa hubunganmu dengan putri kami?" Tanya pria yang ada disamping wanita yang familiar dimata Diandra.
"Hah? Maksudnya?" Bukannya menjawab Diandra malah berbalik bertanya, dia sama sekali tidak mengerti maksud pria parubaya itu menanyakan prihal hubungannya dengan putrinya? Ah putrinya yang mana yang pria itu maksud.
Apakah Zala? Ah dia tidak mengerti sama sekali.
"Saya kan sudah bilang kalau anak saya dengan Zala itu hanya sebatas adik kakak, apa kalian masih ragu dengan jawaban saya" No! Itu bukan berasal dari mulut Diandra melainkan ibunya yang kini menatap sepasang suami istri mungkin? dengan tatapan Jenah.
Sedangkan Diandra masih saja belum mengerti apa yang terjadi, lihat saja wajah bodohnya itu.
"Kalau tidak ada apa-apa mana mungkin Zala begitu manja dengan putri anda, ibunya saja tidak pernah dia perlakuan seperti itu" ucap wanita parubaya mungkin seumur dengan ibu Diandra, tidak bukan wanita yang familiar dimatanya melainkan wanita lain yang begitu mirip dengan wanita cantik di samping suaminya. Mungkin.
"Sebenarnya kalian ngomongin apa sih, dari tadi gak jelas banget. Pakek bawa-bawa nama Zala segala, terus ngomongin ibunya gak segitu dekatnya? Ibu siapa dan dekat sama siapa sih?" Tanya Diandra bingung, Fitri ibu Diandra memutar matanya malas.
Selalu saja lemot pikirnya.
"Mereka semua menuduh kamu punya hubungan lebih kayak pacaran gitu sama Zala, mama udah jelasin sama mereka kalau kamu sama Zala itu cuman adik kakak saja. Terus mereka juga menyalahkan kamu prihal Zala menolak untuk tunangan karena dia milih untuk sama kamu dari pada melakukan hal gila" jelas Fitri, Diandra mengangguk paham.
Tapi tunggu dulu, apa hak mereka memaksa Zala untuk bertunangan. Siapa mereka? Ah dia baru ingat jika adik kecilnya tadi cerita kalau ada orang yang mengaku-ngaku sebagai orang tuanya.
Apa mereka adalah wanita yang familiar di matanya dan juga pria di sampingnya itu karena tidak mungkin jika ketiga orang di sebelah ibunya itu adalah keluarga Zala karena sama sekali tidak mirip.
Wajah Zala itu wajah Asia bukan wajah-wajah Eropa seperti ketiga orang itu.
"Maaf om Tante, kalian salah paham. Saya dengan Zala itu hanya adik kakak, bagi saya dia sudah sering adik saya sendiri begitu dengannya. Dia menganggap saya sebagai kakaknya sendiri jadi tidak aneh jika dia bermanja-manja dengan saya dan saya pikir bukan salah saya jika dia menolak pertunangan ini" ucap Diandra terpotong karena dia menarik nafasnya lalu menghelanya pelan. Sedangkan Farah dan maycel hanya diam, tidak ada satu patah kata yang keluar dari mulut mereka.
"Saya sangat tau bagaimana Zala karena saya sudah sangat lama bersamanya, mungkin saya lebih tau dia dari pada kalian. Dia tidak akan mudah menerima orang baru dalam hidupnya kecuali jika dia memang yakin jika mereka adalah keluarganya dan dia merasa nyaman" sambung Diandra sontak membuat farah dan maycel terpohok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pemberian Ayah
De TodoTolong kalau gak suka bacanya jangan nyampah di colom coment karena cerita ini tentang gxg. ~Kenyataann akan terus menamparmu dengan segala hal yang harus kamu telan bulat-bulat walau rasanya pahit~ Happy reading 😍😘 Cerita ini merupakan versi Pert...