Part 13

11.2K 900 10
                                    

Malamnya....

Zala menatap dirinya di kaca, dia menghela nafas berat. Dia sangat tidak suka memakai pakaian terbuka seperti ini, bagaimana bisa ibunya membelinya pakaian kurang bahan seperti ini.

Zala membuka kasar dress yang di belikan Farah, sungguh dia jijik melihat pakaian itu. Apa ibunya tau kalau sekujur tubuhnya penuh dengan bekas luka akibat ulah kakaknya sendiri, ah apa Zala sudah percaya prihal tentang siapa ibunya sebenarnya? Entahlah dia tidak terlalu memusingkan hal itu.

Dia mencari baju yang lebih baik dari itu, di raihnya kemeja merah marun yang di pilih oleh Bianca untuk dirinya. Ah dia rindu kakaknya yang posesif itu, dia rindu suara teriakan Bianca.

Disini dia merasa sepi hanya ada dia dan kedua orangtuanya saja.

Sekarang dia merasa lebih baik, saat ini dia mengenakan kemeja merah marun berpadu dengan celana jeans putih dan sepatu kets hitam putih. Rambut panjangnya dia kuncir setengah dan wajahnya dia poles sedikit dengan bedak dan juga bibirnya dia oleskan lipstik namun tipis sangat tipis.

Tubuh mungilnya dia banjiri dengan parfum, sekarang penampilannya sudah perfeck menurut dia, dia turun kebawah yang kini sudah ramai.

Dengan cool dia menuruni satu persatu anak tangga, lalu berjalan menuju Farah dan maycel. Kedua sejoli itu tengah berbincang dengan rekan kerjanya mungkin, Farah dan maycel memang mengundang beberapa rekan kerjanya sekaligus sahabatnya dan sanak keluarganya.

Namun langkah zala terhenti karena ada yang memanggil.

"Gazala" pekik Mida membuat semua orang menoleh padanya.

Sedangkan mida malah nyengir polos, lain halnya dengan dua wanita di sampingnya yang menunduk karena malu. Malam ini ketiga wanita itu terlihat cantik dan anggun dengan balutan dress yang mereka kenakan.

"Eh kalian, gue kira gak Dateng" ucap Zala berjalan menghampiri ketiga temannya.

"Tentu saja kita Dateng ya gak guys, eh mana bonyok Lo kita mau kenalan nih" ucap Yuni

"Oh bonyok gue noh disana, yuk gue kenalin sama mereka" ucap Zala sambil menunjuk kearah Farah dan maycel.

Ketiga temannya menoleh mengikuti arah jari zala, tanpa banyak bicara mereka langsung menghampiri Farah dan maycel.

"Ma, dad" pekik Zala membuat kedua orang itu menoleh.

"Eh, sayang. Kok kamu gak pakek baju yang mama beli sih" ucap Farah bingung karena penampilan zala jauh dari apa yang dia harapkan.

"Gak mau ah pakek baju kurang bahan gitu, lagian pakek baju gitu bikin aip aku keliatan" jawab Zala datar, sedangkan Farah hanya diam dan mengerti apa yang di maksud zala.

"Udah, gak usah ributin tentang Zala pakek baju apa. Sekarang Daddy mau Zala ngenalin ketiga cewek yang ada di belakang Zala itu, apa mereka teman kamu" unjar maycel tidak mau memperpanjang masalah sepele.

Baginya pakai apapun Zala dia tatap terlihat cantik dan keren, sedangkan Zala tersentak sadar jika ada yang dia lupakan.

"Eh iya, oh ya dad ma kenalin ini teman-teman aku. Yang pakek dress biru itu yuni, yang orange itu Mida dan yang samaan sama aku itu Vika" ucap Zala memperkenalkan ketiga temannya pada orang tuanya.

Jodoh Pemberian AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang