Part 12

11.7K 943 21
                                    

Seminggu sudah Zala tinggal bersama orang yang mengaku orang tuanya, walau pun Zala masih ragu akan hal itu namun entah kenapa hatinya mengatakan bahwa dia harus tetap disini dan entah sampai kapan.

Sedangkan Farah dan maycel memahami keraguan Zala, mereka membiarkan Zala berkalut dengan pikirannya dan juga kesendiriannya.

Sekarang Zala duduk termenung di mejanya, dengan kedua tangannya memangku dagunya. Dia menatap kosong kedepan, sedangkan alunan musik di telinganya menggema mengiringi lamunannya.

Entah apa yang dia pikirkan hanya dia dan tuhan yang tau, namun tiba-tiba saja ada yang menepuk bahunya membuat dia menoleh.

"Jangan ngelamun dikelas ini banyak penghuninya" ucap wanita yang kini tersenyum ramah dengannya.

Sedangkan Zala malah mengangkat alisnya sebelah dan menatap bingung wanita itu, sedangkan wanita itu malah terkekeh kecil. Dia gemas sendiri melihat ekspresi Zala yang lucu menurutnya.

"Nama gue Vika" ucap wanita itu sambil mengulurkan tangan kanannya.

Lagi-lagi Zala memasang raut wajah lucu membuat Vika tak kuasa menahan tawanya, sebenarnya sudah lama Vika memerhatikan Zala namun baru sekarang dia berani menghampiri bocah penyendiri itu.

Sedikit ragu Zala menyambut tangan Vika, lalu menyebut namanya.

"Gazala" ucap Zala kiku.

Sedangkan bila tersenyum.

Nama yang aneh tapi lucu pikir Vika

"Jadi sekarang kita teman nih" ucap Vika dengan senyum di wajahnya, membuat Zala mengerjakan matanya beberapa kali.

Otaknya mendadak eror mendengar kata teman, selama dia hidup belum ada yang mengatakan hal itu padanya.

Melihat Zala diam, dengan beraninya Vika Manarik tangan Zala. Dia pikir Zala butuh melihat keluar jangan mendep dikelas Mulu, sedangkan Zala hanya diam.

Dia sedikit kaget dengan perlakuannya Vika, sambil menundukkan kepalanya dia mengikuti kemana Vika akan membawanya.

*****

Gazala POV

Gue cuman diem doang, ngikutin cewek yang nyeret gue paksa. Ternyata gue dibawa sama dia ke kantin, akhirnya kita berhenti disalah satu meja yang kini udah ada dua cewek yang senada sama Vika.

Mungkin temannya pikir gue.

"Elah, Lo berdua makan gak ngajak-ngajak gue dah" ucap Vika lalu duduk di didepan kedua wanita itu.

Begitu juga gue karena tangan dia masih ngenggam tangan gue erat banget lagi.

"Salah sendiri lama banget keluar, eh siapa nih yang Lo aja" tanya temen dia, gue cuman bisa nunduk doang.

Gue gak terbiasa berada di tengah keramaian dan duduk sama orang, sekarang gue yang ngenggam tangan dia erat. Gue gugup sekaligus canggung.

"Ah, kenali ini gazala. Dia satu kelas sama gue, sekarang dia bagian dari kita" jawab Vika tanpa beban.

Gak tau aja dia kalau gue udah kena serangan jantung pas denger dia bilang gitu, berarti gue bakal sering sama nih cewek terus berada di tengah keramaian. Oh gosh apa gue sanggup.

"Ga, kenalin ini sahabat-sahabat gue. Yang di depan Lo itu namanya yuni dan yang disampingnya itu Mida" ucap Vika memperkenalkan teman-temannya.

Gue hanya diam, gue sedikit takut juga gugup.

Jodoh Pemberian AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang