Night

174 9 0
                                    

Alda memicingkan matanya saat berjalan dengan Nila, banyak orang yang melihatnya risih seakan Nila lah orang yang merusak hubungan Morena dan Adnan.

Disela-sela itu, Alda sempat berkata kasar demi membela sahabatnya.

"cukup, Da." ucap Nila datar.

"tapi orang-orang gila itu maki Nila seenaknya! Nila mau digituin terus? Kan itu bukan kenyataannya. Alda sedih."

"biar aja orang-orang jenius itu bilang Nila apapun. Asal Nila gamau Alda dibenci juga gara-gara temenan sama Nila. Nila minta maaf."

Alda mengerti, ia menghela napas panjang. "ya udah, ke Althair yuk?"

Dibalas anggukan oleh Nila. Kedua gadis itu pun menapaki tangga dan mulai berjalan menganggap semua orang adalah kilat yang menyambar.

                                  🍒

Sepanjang perjalanan, pertama kalinya ia mendapat tepukan keras dibahunya.

"heh! Rachel! Lo nyadar ga sih? Semenjak lo disini, Adnan kena sial tau gak?! Lo gausah ngusik Adnan lagi karena dia udah mau nikah sama Morena yang which is pacarnya sendiri! Literally lo ga boleh ngacauin semuanya dong! Lo kan bisa cari cowok lagi yang SEDERAJAT sama lo!" bentak wanita yang menepuknya beberapa menit yang lalu.

Althair geleng-geleng kepala dan tersenyum smirk.
"gini nih, anak alay kalo lagi ngomel."

Virgin dan Alda tertawa puas.

"aduh, ya lord!! Lo muncul dari mana coba? Wah jangan-jangan.." Virgin menggantungkan kalimatnya.

"..jangan-jangan nih, ahhaha!" Alda melanjutkan.

Gadis yang dihadapannya pun wajahnya memerah dan membela dirinya kembali.

"heh! Jangan salah ya! Gue Monica, Monica Rabella Denyra, Sohibnya Morena dari smp! Lo kalo mau ngusik hubungan mereka, siap-siap wajah lo terpampang di mading. Jangankan mading sih, gue juga bisa masang wajah lo ke seluruh indonesia hanya dengan jentikan jari!" ancamnya.

"ah? Kebanyakan suntik rubella nih kayanyaa.. Sampe maminya aja namain Rubella." Althair berbicara layaknya profesor.

"RABELLA, oncom!" tekannya, namun Althair, Alda, dan Virgin terus-terusan menertawainya.

"ohh.. Nama lo ada unsur 'oncom'nya? Rabella oncom, gitu?" seru Althair polos.

Wajahnya kembali memanas.

Virgin menghela napas sembari tersenyum.

"kok gue heran ya? Lo nyuruh jangan ngusik hubungan mereka, tapi lo terus-terusan nyari kesalahan yang bahkan ga Nila lakuin. Lo ngusik Nila, itu sama artinya lo ngusik Adnan tau ga?! Lebih baik lo diem aja, ikutin jalan yang Allah kasih! Beres kan? Ini bukan urusan lo juga." tatapan Virgin penuh selidik seakan tengah menganalisa makhluk menjengkelkan yang tengah bersidekap di hadapannya ini.

"ya.. yaudah, gue mau ke Morena, ngucapin selamat karena dia satu-satunya perempuan yang bikin Adnan luluh!" ia menghentakkan kaki sebelum pergi.

Lagipula, niatnya kemari ingin merendahkan Nila, malah ia yang direndahkan. Rabella, oh, Rabella.

"gelo sia!" jerit Alda pada orang yang sudah terlanjur pergi.

Nila menunduk merutuki dirinya.
"Althair.." ucapnya lirih.

Althair menghampirinya. Kali ini, Alda memakluminya. Karena sekarang Nila terjerat masalah hanya karena salah paham, dan karena Adnan juga ia dibenci. Adnan tidak mau menceritakan yang Sebenarnya pada mahasiswa lain disana. Lagipula, Althair itu bukan seutuhnya milik Alda, jadi mungkin kali ini Alda tidak boleh egois.

INTROVERT - destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang