because i like you!

119 9 4
                                    

Ku tak percaya
Kau ada disini
Menemaniku, di saat dia pergi..
Sungguh bahagia
Kau ada disini
Menghapus semua, sedih yang kurasa..

Mungkin kah kau merasakan
Semua yang ku rasakan,
Kenanglah kasih...

Ku suka dirinya,
Mungkin aku sayang
Namun apakah mungkin, kau menjadi milikku?

Kau pernah menjadi
Menjadi miliknya..
Namun salahkah aku, bila kupendam rasa ini..

Jemari Nila lihai memetik senar gitar yang ada di ruang musik, sungguh menakutkan suasananya, namun tempat inilah satu-satunya tempat dimana yang berguna untuk meluapkan emosi tanpa ada yang mendengar.

Gadis itu terus mengulang baris pertama lagu dan kembali lagi tanpa penat atau pun suaranya bisa habis.

Dikala Nila mulai berdiri, suara yang membuat bulu kuduknya berdiri karena telinganya tak sengaja mendengar suara bunyinya piano bersamaan dengan jatuhnya angklung.

Dengan masih percaya diri tanpa menunjukkan rasa takutnya, Nila berjalan ke pintu keluar dengan lambat dan perlahan berlari sejauh mungkin dari sana.

Napasnya memburu, sangat menyeramkan, pikirnya.

Nila mengontrol napasnya dan kembali bersikap seperti semula. Nila mulai berjalan dan,

"dor—"

"HIYAHIYAHIYA,BISMIKA ALLAHUMA AHYA, ALLAHUMA BARIKLANAA.." latah Nila saat ada yang menepuk pundaknya kencang dari belakang.

Orang yang mengagetkan menyipitkan mata sekaligus memasang wajah ingin tertawa.

"apasiii!" Nila memukul bahu orang itu balik.

Orang itu yang sekaligus mahasiswa di kampus ini pun meletakkan jari telunjuknya di depan bibir tanda tidak boleh berisik. Nila reflek menutup mulutnya dengan sebelah tangan serta membesarkan matanya.

Mahasiswa yang bernama Aran, teman satu genk Adnan yang sudah berteman baik dengan Nila pun menjelaskan tentang tempat yang barusan Nila tempati sendirian.

Aran bercerita dengan nada horor terlebih suaranya yang bass sangat menyeramkan. Aran sedikit berbisik membuat Nila semakin mendempetkan tubuhnya menuju Aran yang semakin mengembang senyum jahilnya.

"2 tahun lalu mahasiswi kampus ini pernah jadi korban, dulu dia sama kayak lo, Chel.. Suka nyanyi-nyanyi lagu sedih, apapun masalahnya pasti pelampiasannya itu tempat ini. Diputusin pacar, NANGESSHH..NYANYEEY.. Maen PHHIYANOWW.. Menyendiriiy.. TSAHH!!," Aran menekankan kalimat terakhirnya sehingga semburan 'hujan' keluar dari mulutnya.

Nila mengelap basahan di wajahnya, "terus kenapa? Apa hubungannya sama angklung yang jatoh?" gadis itu semakin penasaran.

"mau tau?" Aran berbisik horor, Nila mengangguk ragu.

"karena dulu tuh dia ditikung sahabatnya sendiri, pacarnya lebih milih sahabatnya karena emang sahabatnya itu lebih cantik daripada dia. Yah, sayang sih, masa udah punya suara bagus ditolak? Lah itu cuma modal cantik doang? Ckckck.. Naah, dari situ dia mulai sakit hati, karena dia masih labil antara milih bunuh diri atau engga. Kan dia juga mikir, kalo ga bundir dia makin sakit, kalo bundir, ya dia ngerasain sakitnya doang tapi tetep aja pacarnya itu sama cewek lain."

"terus?"

"akhirnya dia mengunci diri di ruang musik ini sendirian TIGA HARI TIGA MALAM! Dia main gitar sampe jari-jarinya keritinggg.. Abis itu goyang-goyangin angklung sendirian karena dia pikir dia itu paling terpencil dan ga punya temen, sedangkan sahabatnya itu udah ga peduli dan sekarang malah lebih banyak temennya. Kalo dia bosen main piano, dia main angklung. Kalo bosen angklung, ya main gitar lagi. Begitu aja terus-terusan sampe akhirnya pak OB disana denger ada yang janggal beberapa hari itu, eeeeeh.. Pak OB dengan beraninya pecahin kaca jendela dan nemuin tu cewek dengan keadaan kuku tangan yang berdarah-dara—"

INTROVERT - destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang