Adnan mencoba membolak-balik buku. Baru kali ini ia penasaran dengan jurusan yang diambil Nila.
Nila mengambil jurusan psikolog, namun cita-citanya jauh dari kata psikolog. Ia memiliki niat menjadi pilot sejak kecil, dan Adnan pramugarinya. Haha, lucu memang aduan mulut mereka berdua saat kecil.
Lembar per lembar, video per video, dan artikel semua membuatnya pusing bukan kepalang.
"gesture, gaya bicara, sikap..? Aaahhh!!!" ia mengerang mengingat ribetnya calon bu psikolog itu belajar.
"gue gabisa ya lord!! Gue harus gimana.. Gue malu.. Gue gabisa gini-ginian!! Naudzubillah minzalik!" lanjutnya.
Ting, tong..
Alarm rumah alias bel bersuara tanpa disuruh. Adnan mencoba mengangkat bokongnya yang kini sudah susah sekali diangkat karena istilah 'pewe' itu.
Sekali dua kali benda itu berbunyi lagi.
"iya, iya, ah! Sabar apa yak! Buru-buru amat! Bukan malaikat izrail juga sih" umpatnya.
Adnan meraih pagar dan grepp,
Morena memeluknya cepat.
Adnan mengangkat sebelah alisnya, hatinya berbicara 'excuse me, what the f*ck?'.
Morena menengadah kepala, melihat morning face Adnan yang manis.
Gadis itu tertawa bahagia.
"ihhihihi.. Kamuuu.." pipinya memerah.
"apaansi anjir? Baru dateng udah tawa-tawa?! Merinding gue"
Morena mencolek hidung Adnan dengan telunjuk kirinya.
"kamu mimpiin aku ya? Hayo ngaku! Kontras banget tau, mau bohong juga tetep keliatan! mukanya manis.. Kalo udah kaya gini pasti deh, kebiasaan kamu tuh! Dibilang jangan suka mimpiin aku. Akunya gabisa tidur, boi! Gemesh ih pengen gigit!" tebaknya manja. Bukan menebak sih, tingkat percaya diri si jenius ini sudah bukan main.
Adnan geleng-geleng kepala dan menghembuskan napas pelan.
"ni bocah halu-nya bener-bener ih, heran gue bisa sebel amat ama ni monyet"
Morena menunduk malu dan mengubah arah bicara kembali.
"kamu tuh! Dari kemarin aku ajak ngomong juga!" ambeknya.
"ohh.. Lo ngajak ngomong?" Adnan terus bicara dalam hati.
"mm.. Ngomong-ngomong.. Kamu udah ngasih tau mama kan? Aku udah balik? Udah doongg! Yakan? Hehe" gadis itu celingak-celinguk.
"lah? mak gue aja ga nganggep lo ada njir!"
"eh! Jawab dong!" ia memukul pelan perut Adnan. "ga boleh gini, nanti disangka orang aku ga ngajarin yang baik-baik sama pacarnya." Morena kembali mengerucutkan bibirnya.
Adnan menatap dingin plus sebal dan segera membalikkan badan.
"mama gue lagi keluar, udah kan? Oke lo boleh pergi"
Lengan Adnan ditahan keras.
Terdengar dari arah dalam suara wanita paruh baya samar-samar namun masih bisa tertangkap telinga.
"Adnan, siapa?" wanita di dalam rumah itu bertanya-tanya.
Morena membulatkan matanya sempurna. "MAMA?!" monyet betina itu langsung berlari kencang ke dalam rumah Adnan tanpa mengucapkan apapun.
Ia merengut menekuk wajahnya, mamanya itu tidak bisa diajak kompromi!
Mama Adnan yang memiliki nama Nadia pun langsung menoleh mendapati seorang gadis yang berpakaian rapi, cantik, dan terlihat manis.
![](https://img.wattpad.com/cover/167022853-288-k622578.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT - destiny
Teen FictionAntara cinta dan kebutuhan. Mana yang harus dipenuhi? Murni cinta, atau membutuhkan "cinta"? Mengenal cinta, mengapa begitu sulit? Di satu sisi, Nila sangat mencintai seseorang yang sudah lama menjadi sahabatnya, dan Nila memerlukan cinta itu. Di...