Two Heart

129 14 0
                                        

Kalian tahu? Hal apa yang paling mengesalkan ketimbang melihat Adnan dan Morena saat sedang akrab?

Menunggu mereka dan sialnya Nila tidak dianggap disini.

Adnan menggoda Morena dengan wajahnya yang imut, Nila menyimpulkan pasti itu kata-kata manis yang membuat lawan bicaranya itu tersipu malu.

Nila ingin sekali pergi dari tempat yang namanya cafe ini, sayang, Adnan menahannya dengan segala raut wajahnya yang amat sangat meyakinkan. Nila bisa lihat, raut wajah dan sorot matanya yang berbinar pasti tidak ingin Nila pergi dari sana, tapi tidak ingin juga Morena ditinggalkan, atau bisa dikatakan "Labil". Yah, memang tidak heran sih. Untuk apa cemburu? Tidak ada gunanya, lagipula Adnan itu hanya sebatas temannya kok.

Hingga senggolan datang dari arah belakang, "eyy" seru seseorang dari belakang hingga Nila tersentak kaget.

Gadis itu menoleh, matanya mendapati seorang cowok yang memakai hoodie sembari kedua tangannya memegangi dua gelas vanilla latte.

"Althair?"

Yap, Althair orangnya. Althair membelalak menatap Nila aneh, wajahnya seakan berbicara "ngapain disini?", dan uniknya Nila juga memasang wajah persis seperti Althair.

"Althair ngapain disini?" seru Nila memasang tampang bodoh miliknya.

Althair mengangkat sebelah alisnya, "harusnya aku yang nanya tau! Nila ngapain disini?"

Nila hanya merespon samar. Matanya terarah ke bawah sembari dibulatkan, enggan melempar ke arah Adnan.

Belum menjawab, Althair justru inisiatif melempar pandangan ke sekeliling cafe, dan sontak ia langsung mengerti.

Althair mengepal kuat tangannya, matanya memicing tajam. Kedua tangannya seakan mengajak Nila untuk duduk.

Morena memasang wajah manis di depan Adnan seakan dia tersipu malu karena ucapan Adnan.

Mendadak Adnan menoleh mendapati Althair tengah menggoda Nila. Adnan menautkan alis dan berdiri. Dari tampangnya sih, biasa saja, tapi jangan harap bisa terbebas dari ekspresi Adnan yang satu ini. Adnan mendekat ke arah mereka yang tengah duduk santai di meja yang jauh dari Adnan dan Morena.

Ditariknya tali hoodie Althair hingga bangkit dari kursi dan,

Bugh.

Kepalan tangan sebesar bola dunia mendarat mulus tepat di pipi Althair. Nila yang melihatnya hanya membesarkan matanya. Ini perrama kalinya ia melihat kejadian seperti ini secara langsung. Semua orang disana menyita perhatian pada Althair yang wajahnya kini memar merah-merah hanya karena satu pukulan.

"NGAPAIN LU ANJ*NG!" cecar Adnan. Mata Nila sudah terlanjur menangkap semuanya, dari mulai godaan Adnan pada Morena hingga Althair yang dipukuli saat tidak salah apapun dan Nila sudah lama menunggu, apa ini hasilnya? Sungguh triple happiness.

Althair tidak menyerah begitu saja, ia berusaha meraih kerah baju Adnan dan berhasil mendapatkannya.
"YANG ADA ELU YANG NGAPAIN LAH GOBS! NGAPAIN LO DEKET-DEKET ALIEN! GA NGERTI GUE SAMA SELERA LO! TEMEN GUE GA CUKUP?! YANG DI DIDIK BENER-BENER LO SIA-SIAIN, APASIH MAU LO?!" balas Althair.

Adnan memajamkan matanya sejenak, mengendurkan cengkeramannya "gue mau, lo enyah. Bisa? Jangan deket-deket cewek gue, paham ga?"

Morena memasang wajah polos ala Nila dan mengedipkan matanya beberapa kali seakan dia sedang dibicarakan dan tidak tahu apa-apa.

"oh, cewek lo yang mana ya? Yang depan apa belakang nih—"

Bugh.

"mulut lo!"

INTROVERT - destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang