PART 6

217 20 0
                                    

Malam Hari

Hening tak ada suara dan tak ada percakapan. Hanya saja suara denting sendok yang berpaduan dengan piring. Lama berkutik dengan makanan. Selesai makan aku membantu ibu membereskan piring kotor dan mencucinya. Selesai mencuci aku berniat pergi ke kamar tapi Karna Ayah memanggil nya dan mengajak duduk di sebelah nya akhirnya aku pun tak jadi ke kamar dan langsung menuju ke Ayah.

"Iya Yah,,Ada apa" tanya ku dengan langsung duduk di sebelahnya.

"Gimana"

"Hemm" aku pun mengerutkan kening ku dengan sedikit bingung apa maksud nya.

"Jawaban kamu Zahra"

"Emmmmm" jawab aku dengan sedikit gugup dan menunduk aku mengerti apa yang di maksud ayah

"Cepat lah Zahra jangan bikin ayah mu ini bingung. Kasian pak Fahmi menunggu jawaban dari ayah mu ini" Ucap ayah dengan suara yang sedikit keras sehingga Bunda ikutan bicara.

"Jangan paksa yah, Mungkin zahra bimbang, beri Zahra waktu lah yah. Agar nanti dia tidak salah jawaban" Ucap umi dan langsung duduk samping Ayah.

"Tapi Ayah yakin Keluarga Pak Fahmi itu keluarga baik baik bun"

"Tapi Ayah seengga nya jangan paksa Zahra"

"Ayah bukan nya paksa,  Zahra,  hanya saja Ayah ingin tau jawaban Zahra secepat nya"

"Itu sama saja Ayah"

"Bunda" Aku menatap nya sama  bunda pun sama menatap ku dengan penuh kasih sayang dan aku pun langsung memulai percakapan.

"Ayah" Panggil aku, "Bissmillahirrohmanirrohim" ucap batin ku.
"Zahra Menerima perjodohan ayah" Dengan menunduk.

"Zah" Belum selesai bunda berbicara Aku memotong percakapan Bunda.  Aku tau apa yang ada di fikiran Bunda.  Aku tau bunda  ingin yang terbaik dari ku. Tapi aku sudah memutuskan matang matang untuk menerima perjodohan ayah dan bukan karna terpaska awal nya iyah berat dan bimbang  untuk Menerima nya tapi sekarang Alhamdulillah tidak ada lagi rasa bimbang.

"Bun" potong aku dengan sedikit melirik lalu menunduk kembali

"Alhamdulillah" Jawab ayah dengan rasa senang dan mengusap puncak kepala Aku.
"Kalo gitu Ayah akan segera menghubungi keluarga Pak fahmi dan nanti pernikahan akan segera di percepat"

Aku melihat Ayah sangat seneng entah apa Aku menerima perjodohan  nya atau mungkin ayah seneng karna nanti aku akan secepet nya punya Anak dan Ayah punya cucu.

"Zahra ke atas dulu..Asslamualaikum" langsung berlalu meninggal kan Ayah dan bunda.

"Waalaikumsalam" Jawab mereka serempak

Di Kamar

Aku duduk di tepi ranjang entah apa yang sekarang aku Fikirkan aku hanya memandang ke depan Fikiran berkecamuk sehingga air mata menetes pun tidak terasa dan ada Ketukan puntu pun aku tak mendengar nya.

"Zahra" panggil bunda dengan memeluk dari samping. Aku tersentak kaget. Gimana engga Kaget coba Aku kan melamun dan tiba tiba ada yang memeluk.

"Bunda" jawab ku dengan masih kaget dan suara serak,  Aku Kenapa? Kenapa suara ku serak,  padahal aku tidak sedang Menangis Atau pun Sehabis menangis.

"Kamu kenapa" Tanya bunda dengan masih posisi memeluk.

"Zahra engga papa" jawab ku biasa.

"Kamu habis nangis?.."

"Nangis?  Engga kok Zahra engga nangis!! Liat ni bun Mata Zahra engga kan"
Jawab ku dengan melepaskan pelukan Bunda dan Memposisi kan duduk di depan bunda.
Pasti kalian tau lah aku begitu karna ingin menunjuk kan Mata dan muka. lucu bukan?  Mana mungkin lucu, yaaah kalo lucu pasti kalian ketawa lahhh ini kalian kan kagak ketawa Owalahhh kog Autornya nya ngomong Dewek, Tanya sendiri jawab sendiri kan kan aneh.

"Ada apa toh Sayang.  Kamu nangis tapi tidak merasakan nya" Ucap Bunda dengan meraih pipi ku entah apa yang ia buat.
"Liat tuh Air mata mu masih tersisa" lanjut umi dengan sedikit tertawa.

"Air mat? Berarti aku tadi nangis, tapi kok aku seperti biasa dan engga merasakan nya, Ada apa Dengan Ku?.." Ucap batin ku dengan Bertanya tanya.
"Tuhkan Melamun, Ada apa sayang emmm,  ceritalah,  Apa karna Perjodohan Ayah?.."

"Bukan kok Bun"

"Lah terus Apa?.." Tanya Bunda.

"Zahra Juga engga tau bun" Ucap ku dengan merubah posisi duduk di samping Bunda lebih tepat aku Di tengah ranjang karna tadi aku sedikit bergeser setelah kedatangan Bunda.

"Lah kok Engga tau Aneh deh kamu nih, yowes lah kalo gitu kamu tidur wes malem Bunda juga mau ke kamar"

"Emmm yaudah bun"

"Asslamualaikum" Berlalu keluar.

"Waalaikumsalam" Jawab ku dengan sedikit memanyunkan bibir ku, yah yang aku harap kan Bunda menemani ku sebentar dan Bertanya Apa Alasan aku Menerima perjodohan Ayah tapi nihil itu tidak akan terjadi Toh bunda nya pun sudah pergi ke kamar nya. Mending Aku tidur meskipun masih jam 08.58 Jam 9 aja belum toh aku juga lagi dateng bulan jadi engga papa tidur lebih cepet.

Part ini Lebih sedikit dari part part sebelum nya aku sengaja karna Di part ini Khusus Tentang Zahra

Oke jangan lupa Vote And Comen dan Lanjut Ke part Selanjutnya.

Jangan Sampe Hilang Jejak Yah

Salam ukhuwah fillah dari Ana 😘😍
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺❤🌺💓🌺💓🌺💓🌺❤
❤❤❤

Serang,
12 Desember 2018
23,34

Kekasih Halal kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang