PART 11

260 20 2
                                    

Pagi pagi sekali aku meninggalkan Zahra tanpa membangunkanya, entah apa yang aku rasakan sekarang dan ini sangat salah, tanpa di duga perasaan ini masih, hanya dengan melihat fotonya. Perasaan ini muncul kembali Astagfirulloh berdosakah aku jikalau merahasiakan ini terhadap Zahra.

"Bi jika Zahra sudah bangun dan nanya keberadaan saya bilang saja saya di pesantren"
Dia Bi Inah pembantu rumah tangga baru. Awalnya saya tidak mau jika di rumah ada pembatu tapi karna desakan dari umi ya harus gimana lagi katanya buat membantu Zahra agar tidak terlalu capek. Bukan bu Inah saja yang umi sewakan tapi pak somat suami bu inah penjaga kebun sekaligus sopir.

Skip

"Astaga li, ente itu" Ucap Adit geram dengan menjeda "Astagfirullohaladzim" lanjut nya dengan Lirih.

"Ane harus bagaimana dit, beneran dit setelah ane lihat fotonya perasaan itu muncul begitu saja"

"Ane engga tau lah li, ente itu egois, ente itu sudah punya istri tapi masih saja seperti dulu, memikirkan yang tidak jelas"

"Bukankah ane sudah cerita, dia yang mengkhianati janjinya sendiri, justru ane cerita sama ente agar ente kasih solusi dan jalan keluarnya"

"Jalan keluar?  solusi?, Li bukankah sudah terlihat jelas mana yang seharusnya ente pilih"

"Tapi gimana dit dengan perasaan yang muncul ini"

"Ente itu egois"

Aku diam aku rasa bener yang di katakan Adit, aku egois sangat-sangat egois seharusnya perasaan ini tidak usah datang dan akhirnya seperti ini kan,
Astagfirullohaladzim Apa aku akan terus-terusan menyembunyikanya kepada Zahra tapi engga mungkin dan pasti suatu saat juga terbongkar. Adit dialah satu-satunya sohib yang selalu menerima aku apa adanya dan seperti ini jikalau di salah satu kita ada Masalah dan merasa terbebani kita saling curhat dan menceritakan masalahnya, seperti saat ini aku menceritakan semua nya ke Adit dan tanpa di sadari di balik kita ada seseorang yang mendengarkan semua percakapan.

Zahra Pov

Aku terbangun, tapi sayang aku tak menemukan suamiku, jam menunjukan 05.45 aku sempet kaget kenapa mas Ali tidak membangunkanya apa kerna sekarang aku datang bulan jadi mas enggan untuk membangunkan ku atau kenapa? Terus sekarang dia kemana, tak menunggu lama aku langsung ke kamar mandi dan memakai Gamis Biru mudah.

"Asslamualaikum bi" Ucapku setelah menuruni anak tangga

"Waalaikumsalam, eh neng Zahra sudah bangun" Balasnya dengan menunda pekerjaanya.

"Bibi tau mas Ali di mana?" Tanyaku.

"Ohhh Den Ali teh ke pesantren neng"

"Owh Makasih bi, kalo gitu Zahra pamit dulu Asslamualaikum" Ucapku dengan langsung meninggalkan bi Inah dan di balas olehnya.

Skip

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam eh kak Zahra" Ucap indah.

"Indah lihat mas Ali" Tanyaku.

"Tadi si Indah lihat abang sama bang Adit"

"Kemana?"

"Engga tau juga ya kak...eh bentar Lastri" Panggil Indah.

"Anti lihat Ustadz Ali" Tanya Indah ke yang tadi di panggilnya.

"Ustadz Ali tadi ana lihat di kantin sama Ustadz Adit"

"Owhhh Syukron katsiron"

"Kalo gitu kakak duluan yah, Asslamualaikum"

Kekasih Halal kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang