[Kappa] Action

2.6K 501 164
                                    

Vote dan Comment ya. Aku akan sangat berterimakasih hehe.

..

Kematian itu menakutkan...

Terutama saat aku melihatmu nyaris mati didepan mataku sendiri.

...

Mark menundukkan kepalanya saat mendengar suara dengungan. Ia nyaris kehilangan kesempatan dan sudah tak punya banyak waktu. Apapun harus dia lakukan agar Yeri bisa selamat, tak terkecuali menentang garis takdir.

Namun, kondisi Mark belum sepenuhnya pulih. Luka dileher akibat lilitan masih membuatnya kesulitan bicara.

"YER!" Mark berlari. Dia berteriak. Perih, tenggorokannya seperti terbakar.

Mark terlihat frustasi. Sementara Jihoon sibuk ditepi pantai, ia berlari menerjang kerumunan makhluk seperti zombie yang mengerebungi Yeri. Kontan Yeri tertegun, mata gadis itu melebar seiring dengan perlawanan Mark yang secara tak langsung bergerak melindunginya.

"ARGH------" Pening. Yeri memegangi kepalanya membuat mark segera menoleh dan menarik tubuh kecil gadis itu kebelakang punggung.

BUG! BUG! BUG!

Mark mengandalkan sikut dan lututnya. Tangannya terkepal, kini sudah dipenuhi banyak cairan hijau. BUG! Suara ledakan membuat Mark tersadar, makhluk itu hancur begitu saja ketika ia menerjang kepalanya. Cairan hijau muncrat kemana-mana dan seluruh tubuhnya meluruh seketika.

Yeri menangis histeris. Tanpa sadar ia berjongkok dibelakang tubuh Mark saat pria itu masih sibuk dan tak sekalipun menyahuti panggilannya.

"MARK SAKIT-------" Yeri mengerang. Ia mulai kehilangan keseimbangan ketika pandangannya mengabur dan dipenuhi banyak warna berkelibatan. Yeri dibuat semakin pening ketika bias warna itu seolah berputar-putar didepan matanya.

Merah... Hijau... Kuning... Ungu.. Biru tua.. Jingga..Hitam.

Ini..


"ARGH!" lengah, satu cakaran mendarat di lengan Mark. Pria itu kontan mengerang dan langsung memukul kepala zombie dengan kepalan tangan. Sudut matanya melirik kecil gadis itu, gelisah menghujamnya seketika manakala Yeri membuka tutup matanya beberapa keli dengan wajah pucat. Gadis itu diambang kesadaran.

Mark mengibaskan lengannya yang mendadak kebas, pria itu berjongkok dan meraih busur panah Yeri. Satu tangannya mendekap, merangkul gadis itu dengan tangan lain memegangi busur kedepan sebagai senjata, tak sekali Mark menusuk dan memukul kan busur itu pada makhluk yang mendekat.

"Yeri!!--- Yeri!" Mark menggeleng pelan, dia merengkuh tubuh Yeri erat. Gadis itu masih bisa menatapnya dan berbisik parau "pusing....."

"Lo perem. Gak usah maksain kalau pusing, hm?"

Yeri menurut. Beban Mark makin bertambah karena Jihoon tak kunjung kembali dan hanya bergerak gelisah dibibir pantai.

Tsstttt...

Nafas Mark terengah, energinya mulai terkuras habis ketika Makhluk itu berdatangan tak henti-henti.

Dan saat itu...

Saat ia kehilangan harapan untuk bisa selamat, saat makhluk-makhluk itu mulai menerjangi tubuhnya. Gelombang air menghujam, membuat Banjir seketika dengan pasang surut tinggi.

ATLANTIS : Rise Of The DemonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang