18.

1.2K 114 32
                                    

Sepasang mata itu bertemu dengan kedua mata Gi. Gi tercengang dan sudah tidak bisa berpikir dengan jernih lagi. Pemilik sepasang mata itu kini berjalan ke arahnya yang kian lama kian mendekat. Gi tidak bisa berdiam di tempatnya dan melepaskan tangan Harry lalu segera keluar menghampiri orang yang daritadi mengamatinya.

"Mike?"

Mike masih menatap lekat-lekat wajah Gi. Ia tidak habis pikir dengan apa yang dilihatnya barusan. Seorang laki-laki menyentuh tangan Gi dan anehnya Gi terlihat... nyaman? Bahkan ia memalingkan wajahnya yang bersemu merah, dan Mike tahu Gi malu.

"Siapa dia, Gi?" tanya Mike dengan suara pelan.

"Itu Harry."

"Harry? Harry Styles?" tanya Mike menautkan alisnya dan cemberut.

"Ya." Gi hanya berkata singkat-singkat karena takut salah bicara di depan Mike. Ia tidak bisa meraba bagaimana emosi dalam diri Mike bagaimana sekarang.

"Dan kau membiarkannya memegang tanganmu?" tanya Mike lagi dengan tidak percaya.

Gi membelalakkan matanya saat mendengar pertanyaan Mike. "Ya Tuhan, Mike, ia hanya memegang tanganku kan?"

"Hanya? Kau bilang 'hanya' memegang tanganmu?" Mike kini sudah dekat dengan batas kesabarannya. Ia tidak percaya dengan pemandangan yang tadi dilihatnya dan sekarang jawaban Gi makin membuatnya tidak percaya.

Gi memutar matanya. "Ya, apa ada yang salah dengan memegang tangan?"

"Kau masih milikku, Gi." geram Mike.

"Iya, aku tahu. Aku dan Harry hanya berteman dan teman tidak salah kan jika berpegangan tangan?" Gi mengernyitkan dahinya sambil berkacak pinggang.

"Salah jika kau bersamaku. Kenapa kau bisa bersama dia sekarang? Aku sudah bilang jangan dekat-dekat dengan artis itu lagi." sahut Mike kesal.

Gi ingin membalas kalimat Mike tapi semua yang ia ingin katakan tertahan di bibirnya. Ia teringat perjanjiannya dengan Mike dan ia tahu ia mengingkarinya. Ini memang mutlak kesalahan Gi, tapi semua manusia pasti berbuat salah menurutnya.

"Kau sudah lupa dengan janjimu?" tambah Mike.

Gi masih mematung di tempatnya. Matanya melirik ke dalam jendela kafe di sampingnya. Ia bisa melihat Harry yang duduk dan daritadi memperhatikannya dan Mike dengan ekspresi bingung. Saat mata Harry menangkap tatapan yang dilemparkan Gi, Harry malah menaikan alisnya yang menandakan ia tidak tahu apa yang terjadi.

Mike mendekat ke arah Gi dan memegang kedua lengan atas Gi. "Gi, jawab aku, apa kau sudah lupa dengan janjimu?"

Gi merasa kaku di tempatnya dan menatap wajah Mike yang sudah merah karena menahan marahnya pada Gi.

"Ti, ti, tidak. Aku tidak lupa." jawab Gi terbata-bata.

"Lalu kenapa kau masih menemuinya?" Mike mengguncangkan tubuh Gi dengan cengkeraman kedua tangannya.

Gi menggigit bibirnya dan menarik napas yang ia usahakan secara teratur namun jantungnya masih berdegup kencang karena takut Mike akan meledakkan amarah di hadapan Gi.

"Jawab aku, Gi." geram Mike lagi.

"Kami tidak sengaja bertemu, Mike." tutur Gi pelan dan berusaha menghindari tatapan tajam dari mata Mike.

"Tidak sengaja? Kau bilang tidak sengaja?"

Gi mengangguk dengan gugup.

"Lalu bagaimana dengan berita makan malam itu?" tanya Mike.

Mulut Gi pun ternganga dan ia semakin yakin bahwa melihat mata Mike sekarang adalah suatu kesalahan. Ia bisa melihat Mike kembali seperti dulu lagi yang sering menekannya dan membentaknya.

the lucky one (h.s./l.p.) | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang