Gi tengah berada dalam perjalanannya ke sebuah kedai kopi di dekat flatnya sambil membawa laptop dan beberapa lembar pekerjaan dari perpustakaan yang harus ia selesaikan hari Jumat itu. Langit senja sudah menyelimuti kota London dan menemani langkah kaki Gi yang kemudian berhenti di dalam kedai yang ditujunya. Ia menempatkan dirinya di pojok ruangan setelah memesan satu cangkir cokelat hangat yang ia idamkan sejak tadi di flat.
Gi terduduk di kursi kedai itu dan sudah menyalakan laptopnya, termasuk juga menyalakan sambungan internetnya. Ia membuka beberapa surat elektronik yang berasal dari atasannya. Tak lama, terdengar suara notifikasi yang jarang didengar Gi dari laptopnya. Setelah Gi telusuri, ternyata dari twitternya yang ia aktifkan.
Isi dari pesan yang ditandai dering tadi pun lebih mengejutkan Gi.
Niall Horan kini sudah mem-follow Gi di twitter!
Bukan main terkejutnya Gi melihat layar laptopnya. Beberapa menit kemudian, muncul satu lagi notifikasi di halaman twitter Gi. Sebuah pesan dari Niall untuknya. Sebenarnya Gi sudah berdebar-debar karena ia takut akan isi pesannya, karena Niall seumur-umur tidak pernah mengirimi Gi pesan.
Direct messages > with Niall Horan
Hai, Gi! :D Kita harus bertemu secepatnya, ada satu hal yang ingin kuceritakan. Bisa kita bertemu sekarang?
Jantung Gi semakin berdegup kencang. Apakah ada sesuatu yang buruk akan terjadi? Tapi kelihatannya di pesan Niall ada satu emoticon yang bisa menghapus prasangka Gi. Kalau memang ada sesuatu yang sangat penting pasti tidak akan ada emoticon tersebut.
Gi langsung membalas pesan itu karena ia sebetulnya juga penasaran dengan Niall.
Ya, boleh-boleh saja. Kebetulan aku sedang berada di luar. Temui aku di kedai kopi di Spitalfields. Letaknya tidak jauh dari flatku, kau bisa tanyakan alamatnya ke Harry atau Liam.
Setelah Gi mengirimkan pesannya, Niall juga membalas dengan cepat. Ia berkata bahwa ia sudah berada di jalan menuju kedai untuk bertemu dengan Gi. Sembari Gi menunggu, ia mengakses twitter untuk mencari tahu berita tentang One Direction dan orang-orang sekitar mereka.
Gi mengagumi gen-gen dari keluarga Zayn. Semuanya terlihat menawan dan menakjubkan. Entah bagaimana caranya, mereka tampak begitu alami dan memang berpenampilan menarik tanpa perlu diusahakan. Kemudian, Gi mendongak ke arah pintu dan ia sudah mendapati Niall dengan jaket hitam yang ia sering kenakan.
"Sudah lama di sini?" tanya Niall sambil melepas jaketnya dan kemudian tergantikan oleh kaus putih melekat di tubuhnya.
"Lumayan. Kau mau pesan apa?" Gi yang balik bertanya.
Niall berpikir sebentar. "Satu cappuccino kedengarannya enak."
Gi memanggil satu pelayan yang berada tidak jauh dari mereka dan memesankan minuman untuk Niall. Pelayan tersebut mengenali wajah Niall namun Niall meletakkan telunjuknya di bibir dan mengisyaratkan pelayan itu untuk diam. Pelayan hanya mengangguk kemudian berlalu.
"Ada apa? Sepertinya kau mau bicara hal penting?" ucap Gi tanpa melihat Niall, tapi malah ke layar laptopnya.
"Tidak tahu, aku rasanya bingung sendiri juga. Aku ingin menanyakan pendapatmu karena kau perempuan dan aku tidak tahu siapa teman perempuan lainnya yang bisa menjawab hal ini selain dirimu." jawab Niall yang meletakkan kedua lengannya di meja dan menopang dagunya.
"Biar kutebak," Gi memandang Niall lalu menyipitkan matanya. "Ini tentang Barbara?"
Niall menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal dan tersenyum. "Bagaimana kau tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
the lucky one (h.s./l.p.) | COMPLETED
Fanficit all started when gina bumped into the one and only, harry styles. she is also introduced to all of harry's friends, including liam payne. then everything in her life changes and everyone convince her that she's the lucky one. (written in bahasa i...