"Ya ampun, Gi! Kostummu cocok sekali dengan tubuhmu!"
Tia berseru saat melihat Gi baru saja keluar dari kamarnya mengenakan kostum Halloweennya untuk malam ini. "Ah, tidak usah berlebihan, Tia." balas Gi sedikit malu. Setidaknya Gi tidak usah memakai kostumnya tahun lalu yang membuatnya harus cepat-cepat pulang ke rumah karena tidak merasa nyaman.
"Ini jauh lebih baik dibandingkan dengan kostummu tahun lalu." sahut Tia lagi yang menebalkan polesan lipstik di bibirnya. Ia memilih untuk mengenakan kostum karakter Anna pada film animasi Frozen yang sangat disukainya. Gi sudah memesan kostum itu dari jauh hari dan terbukti Tia senang bukan main saat mengetahuinya.
"Kau benar-benar memujiku atau kau mengatakannya hanya karena suasana hatimu sedang bagus?" tanya Gi mengalihkan pandangannya dari Neo, anjing jantannya, ke arah Tia.
Tia mengangkat kedua bahunya. "Aku mengatakan yang sejujurnya, Gi. Lagipula, kostum Minnie tidak begitu buruk. Tapi, kau tidak bisa mengalahkan keindahan kostumku ini." Tia berputar-putar dengan bangga sambil tertawa lebar memperhatikan gaunnya yang mengembang saat berputar.
"Harry yang memilih kostum ini. Aku hanya menurut saja, asal dia senang, aku juga senang." ucap Gi yang kemudian menjawab ponselnya yang berdering.
"Ya, dua sejoli yang baru saja meresmikan hubungannya tentu harus terlihat menarik di depan semua orang, Gi." Tia mengedipkan sebelah matanya sambil menunduk memperbaiki sepatunya.
Gi tidak menggubris pernyataan Tia dan masih menempelkan ponsel di telinga. "Ya, aku segera ke sana." Setelah berkata demikian, Gi mematikan ponselnya dan menarik Tia yang masih memandanginya dengan bingung ke pintu keluar.
Gi dan Harry sudah berjanji untuk memakai baju yang serupa. Gi dengan gaun merah dan motif polkadot seperti dengan karakter Minnie Mouse, tak lupa juga dengan bando telinga tikus yang menjadi khas karakter Minnie Mouse. Sementara Harry mengenakan celana panjang merah dan cardigan hitam yang melapisi kemeja putih. Hiasan kepala yang menyerupai telinga tikus juga ia pakai dan ditambah dengan dasi kupu-kupu kuning.
Harry tidak berada di dalam mobilnya, justru ia malah berdiri di luar mobilnya berdiri dengan pakaian bak Mickey Mouse. Telinga tikusnya menyembul di antara rambut ikalnya yang terlihat begitu lembut. Gi menganga melihat penampilan Harry yang sangat di luar dugaannya. Ia seumur-umur tidak pernah melihat Harry begitu menggemaskan dengan telinga tiruan itu. Di saat yang sama, Tia malah tertawa terbahak-bahak menatap Harry.
"Apa ini begitu buruk sampai ekspresi kalian seperti itu?" Harry meneliti lagi penampilannya malam itu dan cemberut.
Gi menggelengkan kepalanya dengan segera. "Tidak seperti itu. Hanya saja aku tidak pernah melihatmu dengan pakaian yang sangat bukan dirimu." Gi ikut tergelak seperti yang dilakukan Tia sebelumnya.
"Ya, Tuan Tikus," sahut Tia yang masih memamerkan cengiran lebar pada Harry. "Sebaiknya kita berangkat sekarang. Aku tidak ingin ketinggalan pestanya."
Setelah semua berada di dalam mobil, supir yang membawa Harry langsung berangkat menuju salah satu klub di kawasan menengah ke atas di kota London. Awalnya Gi enggan berangkat menuju pesta Halloween itu karena ia tidak ingin mengulang kejadian yang sama pada Halloween tahun lalu. Alasan lainnya, Gi memang bukan tipe orang yang suka menghabiskan waktu bersenang-senang dengan hingar bingar musik kencang di tempat yang sesak dan penuh dengan manusia.
Harry harus memaksa Gi dan Gi mengajukan syarat agar Tia juga ikut karena kalau Tia tidak ikut, Gi tidak akan menginjakkan kakinya keluar flat malam itu. Mau tidak mau Harry mengikuti kemauan Gi karena ia ingin sekali membawa Gi dan mengenalkan Gi kepada kawan-kawannya. Harry ingin berbagi rasa senangnya karena sudah bisa mengambil hati Gi.
KAMU SEDANG MEMBACA
the lucky one (h.s./l.p.) | COMPLETED
أدب الهواةit all started when gina bumped into the one and only, harry styles. she is also introduced to all of harry's friends, including liam payne. then everything in her life changes and everyone convince her that she's the lucky one. (written in bahasa i...