Suasana Kelas XI IPS 5 tiba-tiba terasa sunyi dan tegang. Sesaat menyaksikan kemarahan Pak Dani pada seorang siswa di depannya. Sedangkan seorang siswa yang tengah berhadapan dengan Pak Dani hanya memasang tampang bosan dan malasnya, seperti sudah biasa dengan hal ini.
"Kenapa kamu telat masuk kelas lebih dari 15 menit?!"
Bukan menjawab pertanyaan, siswa di depannya ini hanya diam dan memilih bungkam. Membuat guru berkacamata yang usianya baru menginjak kepala tiga ini tersulut emosi.
"JAWAB PERTANYAAN SAYA, AKASH DAMARA!!" Gertak Pak Dani pada siswanya yang namanya saja ia sudah hafal karena terlalu sering membuat onar.
"Saya kesiangan, Pak."
"Alasan kamu selalu sama dari dulu sampai sekarang. Kamu saya hukum berdiri di depan sini dengan 1 kaki diangkat dan kedua tangan menjewer telinga sampai pelajaran saya selesai!" perintah Pak Dani.
"Iya Pak." Akash pasrah dengan segera melakukan perintah guru yang ada di depannya. Ia tidak bisa menolak perintah Pak Dani jika tidak ingin hukumannya bertambah.
30 menit kemudian...
"Oke anak-anak sekian pembelajaran hari ini, tolong tugas dari saya segera kerjakan dan dikumpulkan besok." ujar Pak Dani kepada murid sesaat setelah bel berbunyi tanda pelajaran pertama telah berakhir.
"Dan Kamu, Akash. Lain kali saya tidak ingin kamu telat lagi, kalau tidak saya akan memberikan hukuman yang lebih berat lagi dari ini! Paham kamu?!"
"Paham, Pak."
Setelah mendengar jawaban dari muridnya, Pak Dani segera keluar kelas menuju kelas selanjutnya yang akan ia ajar.
Dengan gaya santainya Akash berjalan ke tempat duduknya yang berada di pojok belakang dekat jendela.
"Kash, kenapa lagi lo telat? Kemana ampe 30 menit?" tanya Bayu sedikit heran, karena Akash biasa telat tidak lebih dari 15 menit.
Akash mendudukkan dirinya di bangku dan berdecak. "Nggak kemana-mana, gue cuma telat biasa emang tuh guru aja kali baperan."
"Ya lo tau sendiri kan? Pak Dani itu nggak suka muridnya telat lebih dari 15 menit. Masih untung lo cuma dihukum kaya tadi, nggak disuruh bersihin toilet belakang kantin yang bau nya kaya sikil Alwi." ucap Arga tanpa memindahkan tatapannya ke ponsel yang sedang menampilkan game online.
Alwi monoyor kepala Arga, kesal. "Apaan lo bawa-bawa nama gue. Gue matiin nih hotspot baru tau rasa lo!"
"Eh jangan dong. Kita kan temen bro." ucap Arga cengegesan sendiri.
"Basi lo."
"Udah, berantem mulu lo berdua." Dimas mencoba melerai pertikaian kecil antara Arga dan Alwi.
Begitulah Arga dan Alwi, bisa bertengkar hanya karena hal kecil. Tapi walaupun begitu, mereka berdua tak bisa dipisahkan.
"Yang penting gue nggak telat sendirian." ucap Akash sambil memainkan ponselnya.
"Emang lo telat sama siapa?" tanya Bayu yang mewakili tanda tanya semua temannya.
"Entah, gue belum tau siapa namanya. Dia cewek Kelas XI IPA 2." Akash mengedikkan bahunya, acuh tak acuh. Toh, memang ia tak peduli.
"Wedeeh enak bener lo bisa telat bareng cewek!!"
"Dapet rezeki pagi-pagi gile."
"Montok nggak tuh cewek, Kash?" timpal Alwi dengan disertai gelak tawa teman-temannya yang lain.
"Berisik! Gue mau tidur."
Akash langsung saja menyumpal telinganya dengan earphone dan menenggelamkan kepalanya di atas meja.
Malas meladeni obrolan teman-temannya yang tidak penting, pikir Akash.
***
[TBC]HAY !!
Jangan lupa voment and share cerita AKASH ke teman-teman kamu ya :3
Maaf jga kalau ada kurang, maklum baru pemula.Salam hangat, Pipid!!
Thank u and see u all <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Akash
Teen Fiction"Berjanjilah untuk menetap, Kash. Karena kepergian bukan suatu hal yang tidak mungkin." - Azura Gallenka "Seperti senja yang hanya ditakdirkan berlabuh di langit, sama hal nya diri ini yang akan selalu menetap, Ra. Percayalah. " - Akash Damara . . ...