[ADA TYPO TOLONG KASIH TAU YA]
Happy reading...
"Tapi gue punya Nama."
Akash menatap gadis di depannya. "Kan lo sendiri yang bilang kalo nama lo itu nggak penting."
"Tapi lo nggak usah manggil gue dengan sebutan tadi, lo kira lucu panggilan kaya gitu?!" jelas Azura tanpa sadar nada bicaranya meninggi di depan lawan bicaranya sekarang.
Akash tersenyum menyeringai. "Terus lo maunya dipanggil apa?"
Azura benar-benar muak melihat ekspresi Akash yang seperti meledeknya. Gadis itu berbalik badan meninggalkan Akash sendiri di koridor dengan wajah memerah menahan amarahnya.
Sedangkan Akash hanya tersenyum miring sambil terus menatap punggung gadis itu menjauh.
Cewek yang unik. Batin Akash.
***
Bel pertanda pulang berbunyi nyaring seantero SMA Bintang Permata. Semua murid bersorak sorai kegirangan dan segera menuju pulang.
Seperti saat ini, di Kelas XI IPA 2 hanya tinggal Azura dan kedua sahabatnya yang kebetulan mendapat giliran piket jadwal pulang.
"Ra, kayanya tugas gue udahan nih, gue sama Amel pulang duluan ya udah mendung."
Azura masih sibuk membersihkan papan tulis dan tak berniat mengalihkan pandangannya mengahadap kedua sahabatnya. "Yaudah lo berdua duluan aja gue dikit lagi juga kelar."
"Bener nih kita duluan jangan lama-lama piketnya udah mau hujan, Ra." ucap Amel di ambang pintu.
Azura mengalihkan pandangannya ke arah Amel. "Iya, Mel."
"Oke kita duluan ya Ra, bye mwahhh."
Azura hanya bergumam menanggapi kedua sahabatnya.
Tak terasa langit mulai gelap, gadis itu baru saja keluar dari kelas menuju parkiran sekolah untuk mengambil sepeda motornya.
SMA Biper memang mem-fasilitasi parkiran yang cukup luas khusus untuk murid yang membawa kendaraan ke sekolah. Azura sendiri membawa kendaraan ke sekolah hanya jika ia ingin, karena biasanya Azura diantar jemput oleh Abangnya yang kampusnya kebetulan melewati sekolahnya.
Jalanan Ibu Kota sore ini sepi tidak seperti biasanya, ditambah langit yang gelap tanda hujan akan turun membuat suasana semakin terasa mencekam.
Di tengah jalan tiba-tiba datang sebuah mobil jeep tak dikenalinya menghadang jalan yang Azura lewati. Terlihat dua pria berbadan besar disertai tato di tubuhnya.
"Eh neng jam segini sendirian aja." goda preman yang satu mencolek dagu Azura.
"Apaan sih jangan sentuh gue!"
"Jangan gitu dong neng, udah ikut aja sama abang yuk kita bermalam." ucap preman yang satunya lagi membuat Azura benar-benar ingin meninju mulutnya.
Dengan tiba-tiba satu orang preman itu menarik paksa tangan Azura dan temannya lagi membekap mulutnya membawanya ke arah mobil jeep.
Azura mencoba mengelak dan berusaha berteriak dalam bekapan tangan besar itu walau rasanya mustahil bisa terdengar. Ia menangis, berharap ada yang menolongnya siapapun itu.
Dari arah belakang tiba-tiba seseorang menendang kedua preman itu sampai tersungkur ke bawah. Azura menoleh dan mendapati Akash di belakangnya, tanpa pikir panjang gadis itu berlari ke arah Akash.
"Tolongin gue." Azura menangis ketakutan.
"Sekarang lo sembunyi di belakang gue, biar mereka gue yang urus."
Azura menurut. Dengan segera berlari menjauh, membiarkan Akash menangani semuanya.
Setelah cukup lama bergulat dengan kedua preman itu, Akash mendatangi Azura yang berjongkok ketakutan di sebelah motor ninjanya. Akash menepuk pelan pundak Azura dan memberikan jaketnya karena hujan yang mulai turun. "Tenang, lo aman."
Azura menatap dalam mata lelaki itu dan segera memeluknya, Akash hanya membalas pelukan gadis itu untuk mengurangi rasa takut yang dirasakannya. "Sekarang lo gue anter pulang, motor lo biar supir gue yang anter nanti."
Azura hanya mengangguk pasrah dan ikut berdiri saat Akash membopong tubuhnya yang lemah menaiki motor ninja lelaki itu.
Selama perjalanan, keheningan menyelimuti mereka. Akash yang sibuk dengan pikirannya sendiri dan Azura yang berusaha terlihat tenang setelah apa yang terjadi. Sesekali Akash bersuara sekedar menanyakan arah jalan.
Tak butuh waktu lama, motor Akash sampai di depan gerbang rumah Azura yang tak terlalu besar tapi cukup mewah. Kesan pertama Akash melihat rumah yang didominasi ber-cat putih dengan hiasan taman di halamannya adalah, nyaman.
Azura turun dari motor. "Makasih ya udah bantuin gue tadi, mungkin kalau nggak ada lo tadi gue udah..."
"Yang penting lo selamat." potong Akash seenaknya.
Azura tak memedulikan ocehan Akash, toh lelaki itu juga sudah menolongnya. "Itu luka lo gue obatin dulu, mampir dulu deh."
Akash bergegas memakai helm full face nya dan menyalakan motor. "Nggak apa cuma luka biasa. Gue duluan."
"Eh tapi ini.. jaket lo.."
Percuma, punggung Akash semakin menjauh dan tak terlihat. Azura jadi mengumpat sendiri. Ia bingung jika nanti Bundanya menanyakan jaket Akash yang ada pada dirinya.
Bisa-bisa dirinya ditanyai banyak hal.
***
[TBC]HAI SEMUA
Jangan lupa untuk voment and share cerita AKASH ke teman-teman yang lain ya! :)
Salam hangat, Pipid!!
Thank u and see u all <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Akash
Teen Fiction"Berjanjilah untuk menetap, Kash. Karena kepergian bukan suatu hal yang tidak mungkin." - Azura Gallenka "Seperti senja yang hanya ditakdirkan berlabuh di langit, sama hal nya diri ini yang akan selalu menetap, Ra. Percayalah. " - Akash Damara . . ...