10.2 Tatapan

191 18 1
                                    

Bel istirahat berbunyi merdu membuat para murid segera berebut tempat duduk dan memenuhi kantin. Azura dan kedua temannya segera menempati bangku kantin dan menikmati makanan masing-masing.

"Eh lo pada tau nggak si tadi tuh ada apa di kelas XI IPS 5, kok rame banget ya?" Mutia berbicara disela-sela makannya.

Amel menghentikan makannya. "Iya gue baru inget mau kasih tau lo pada."

"Apa Mel?" Mutia dibuat penasaran. Sedangkan Azura hanya mendengarkan sambil terus melanjutkan acara makannya. Pembicaraan yang tidak terlalu penting, pikir Azura.

"Jadi tadi tuh kelas XI IPS 5 rame gara-gara Stella nembak Akash di kelasnya. Gila nggak sih?" heboh Amel di tempatnya.

"Lo serius, Mel?"

"Serius lah masa gue boongan sih."

Mutia menggelengkan kepalanya tak percaya. "Dasar cewek nggak tau malu."

"Ra, lo kok nggak kaget sih? Jangan bilang lo nggak tau Stella siapa?" Amel menyipitkan matanya, curiga temannya satu ini benar-benar kudet.

"Tau kok gue. Siapa yang nggak kenal sama dia, anak pemilik yayasan sekolah kita." ucap Azura sambil terus melanjutkan makannya.

Anak tunggal dari pemilik yayasan, gaya hidupnya yang high, memakai barang-barang branded, bergelimang harta dan uang. Seperti itulah kehidupan seorang Stella yang membuatnya bebas melakukan apapun di sekolah dan memiliki banyak teman.

Dan tak jarang juga banyak cowok SMA Biper yang ingin menjadi kekasihnya. Entah benar-benar tulus atau ingin sekedar cari sensasi dan memanfaatkan uang Stella.

"Stella tuh emang sok cantik tau nggak? Nolak banyak cowok bahkan sampe malu-maluin cowok itu di depan umum. Sekarang rasain kan gimana dipermaluin gitu, sebel deh gue." gerutu Amel.

Setelah ucapan Amel, tak ada percakapan lagi. Mereka sibuk dengan makanan masing-masing dan dikejutkan kedatangan Bayu yang tiba-tiba duduk di meja mereka.

Amel terkejut. "Eh lo ngapain duduk di sini?!"

"Yaelah Mel, emang kenapa sih? Kan gue mau makan bareng."

"Nggak, lo nggak boleh makan di sini. Selera makan gue jadi ilang kalo lo di sini!" sanggah Amel cepat.

"Plis dong Mel, temen-temen lo aja nggak keberatan. Iya kan, Ra?Mut?" Bayu menoleh ke Azura dan Mutia yang sedari tadi menahan tawanya.

Azura dan Mutia mengangguk bersamaan. "Nggak keberatan kok Bay, makan aja di sini bareng kita, iya kan, Ra?"

"Iya makan aja." ucapan Azura dan Mutia barusan membuat Amel melototkan matanya.

Amel mendorong bahu Bayu. "Nggak lo nggak boleh makan di sini. Pergi nggak!"

"Ah lo Mel, plis dong." ucap Bayu memohon dengan nada memelas.

"Pergi atau gue pukul kepala lo pake sendok?!" ucap Amel sambil mengangkat sendok yang ia pegang tingi-tinggi.

"Pake cinta aja mel."

"PERGI BAYU!"

"Iya oke gue pergi. Awas lo Mel, kangen sama gue."

"Ngimpi lo!"

Bayu pasrah dengen segera pergi dari meja Amel dan menghampiri teman-temannya yang sedang asyik tertawa di meja kantin paling pojok. Benar-benar sadis mereka.

"Belom mulai aja udah ditolak lo Bay, miris amat." Arga tertawa sambil memegangi perutnya.

"Playboy cap kutil aja belagu lo Bay, segala deketin si Amel." Alwi menimpali.

"Lo pada tuh ya gue lagi sedih bukannya hibur gitu ini malah diledekin." gerutu Bayu sewot.

Dimas menepuk pelan pundak Bayu. Tanda menguatkan sesama teman. "Sabar aja Bay, paling juga si Amel gengsi dulu tuh."

Bayu menghela napas panjang sambil memandang ke meja Amel, cewek yang ia kenal baru-baru ini telah sukses menarik perhatiannya.

Sedangkan di mejanya, Amel terus menggerutu pada kedua sahabatnya. Makanan di depannya terus diacak-acak. "Lo berdua tadi ngapain coba iyain si kutil rese itu buat makan di sini?! Jadi ilang kan mood makan gue!"

"Lo mah Mel, kalo deket sama cowok tuh bilang-bilang ke kita gitu ya nggak, Ra?" ucap Mutia meledek membuat Amel benar-benar kesal di tempatnya.

Azura mengangguk semangat.

"Ih lo berdua tuh ya bikin gue makin badmood aja tau nggak?! Gue mau ke kelas aja ah males!" ucap Amel sambil bergegas pergi dari kantin.

"Eh Mel, kok marah sih?"

"Mel jangan baper dong, muka lo merah tuh."

Seruan kedua temannya membuat Amel makin kesal sambil terus menggerutu sepanjang jalan menuju pintu kantin.

Hal itu membuat Azura dan Mutia tertawa lepas, benar-benar seru meledek Amel saat ini. Sampai pandangan mata Azura bertubrukan tepat pada mata seseorang yang tenang menatapnya di seberang sana.

Akash. Lelaki yang baru beberapa hari ini Azura kenal sedang menatapnya dengan tenang di pojok kantin. Membuat Azura kikuk diam seribu bahasa ditatap seperti itu.

"Ra, kok berhenti sih ketawanya? Diem aja lagi kenapa, Ra?" tanya Mutia.

Azura bingung menjawab apa, mata itu tetap terus menatapnya. "Emm.. nggak ko Mut, mending kita ke kelas yu kasian tuh si Amel." ucapnya dengan terbata.

"Yaudah gue bayar makannya dulu ya?"

"Oke gue tunggu sini."

Azura tak tenang di tempatnya. Risih dipandang seperti itu. Sial, kalau seperti ini juga gadis mana yang tidak grogi ditatap seperti ini.

Benar, Akash itu menyebalkan. Laki-laki menyebalkan.

***
[TBC]

NOTE :

Jadi update kali ini aku bagi 2 part nya = #10(1) dan #10(2) gaesss, paham kan? Paham dong plis ehe.
Dan ada info juga buat kalian kalau aku update panjang bisa kemungkinan wp nya bakal eror lagi jadi aku bagi 2 kaya gini lagi supaya kalian ga bingung juga gitu, maaf ya? Gapapa dong ya plis huhu
Oke gapapa, jangan lupa untuk voment and share cerita AKASH ke teman-teman yg lain ya :3

Salam hangat, Pipid!!
Thank u and see u all <3

AkashTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang