Pelajaran terakhir sedang berlangsung. Azura terus saja melamun dengan tatapan mata lurus ke depan. Pikirannya melayang pada lelaki itu.
Sedangkan Mutia yang duduk di sebelahnya merasa heran melihat kelakuan Azura, tidak seperti biasanya. "Ra, bengong aja si lo."
Azura tersentak dan sadar dari lamunannya. "Apaan si lo ngagetin aja."
"Lagian lo dari tadi pagi tuh banyak bengong tau ga. Aneh. Kenapa si lo?"
"Nggak kok gapapa, perasaan lo aja kali."
Kriiinggg.....
"Anak-anak sekian pembelajaran dari saya hari ini. Jangan lupa tugas kalian dikerjakan." ucap Pak Fatur sesaat setelah bel pulang berbunyi.
"Iya pak.."
Setelah mengakhiri pelajaran, Pak Fatur bergegas pergi keluar kelas.
"Akhirnya pulang juga. Capek banget deh gue hari ini." keluh Amel sesaat setelah Pak Fatur hilang di ambang pintu.
Mutia yang sedang sibuk merapihkan peralatannya ke tas ikut menimpali ucapan Amel. "Iya gue juga capek banget. Yaudah yok mel pulang. Ra, kita duluan gapapa ya?"
"Iya gapapa"
"Seriusan lo, Ra?"
"Serius lah, lo berdua kan searah rumahnya jadi ya gapapa kali."
Di antara mereka bertiga memang hanya Azura yang rumahnya berbeda arah. Amel dan Mutia yang satu komplek membuat mereka berangkat dan pulang sekolah bersama.
"Oke kalau gitu kita pulang ya Ra, bye."
"Bye."
Setelah selesai merapihkan segala peralatannya, Azura bergegas keluar kelas menuju gerbang sekolah. Langkahnya terhenti saat benda di saku roknya bergetar. Azura membuka handphonenya.
Bang Rakan🐒
Sorry Azura adikku paling manis. Abang sore ini nggak bisa jemput. Naik bus umun aja ya hati-hati. Hehe:vAzura benar-benar kesal sesaat setelah membaca pesan dari Kakak laki-laki nya itu. Ia terus mengeluarkan sumpah serapahnya. Sepeda motornya masih belum bisa digunakan akibat kejadian kemarin.
Dengan langkah yang terpaksa, Azura bergegas ke halte untuk menunggu bus umum. Gadis itu menunduk menatap sepatu hitamnya. Azura khawatir tidak ada bus sore ini. Ia takut kejadian kemarin terulang, membayangkannya saja tidak ingin.
"Naik"
Azura mendongak menatap lawan bicaranya. "Akash."
"Ayo naik cepetan. Yakin mau nunggu bus?" tawar Akash sekali lagi.
Saat ini Azura benar-benar bimbang. Menuruti hatinya untuk ikut Akash atau egonya untuk menolak Akash.
Azura malu, terlebih lagi kejadian tadi pagi membuat gengsinya besar untuk menerima tawaran Akash. Namanya juga cewek.
"Banyak mikir lo. Gue tinggal nih."
"Eh tunggu. Oke gue bareng."
Setelah lamanya berpikir Azura memutuskan untuk menerima tawaran Akash. Ia pasrah. Setidaknya lebih baik dari pada ia harus menunggu bus umum yang belum tentu ada sore ini.
Akash tersenyum. "Nah gitu dong. Udah cepetan naik."
Azura segera naik ke motor ninja lelaki itu dengan perasaan campur aduk.
"Jadi cewek tuh jangan gengsian. Ribet sendiri tau rasa." ujar Akash dibalik helm full facenya yang masih terdengar jelas oleh Azura.
"Apaan sih lo. Gue mau nerima tumpangan lo ini karna menghargai aja ya nggak lebih."
Akash terkekeh mendengar jawaban dari Azura. Padahal dirinya hanya bercanda tetapi dibawa serius oleh gadis itu.
Suasana hening mendominasi perjalanan ke rumah Azura. Tidak ada yang berniat membuka pembicaraan. Akash sendiri sudah hafal jalan, karena kejadian kemarin yang membuat dirinya mengantar Azura. Akhirnya mereka sampai.
Azura segera turun dari motor. "Makasih ya."
"Sama-sama cewek bayi."
"Gue punya Nama."
"Udah tau."
Akash menyalakan motor ninjanya-sekilas menatap Azura yang di sampingnya. "Azura."
Azura terkejut tetapi setelahnya ia memasang ekspresi biasa saja. Tidak ingin berlebihan.
Sedangkan Akash tersenyum dibalik helm full facenya dan segera bergegas pergi dari rumah Azura."Eh non Azura udah pulang toh. Masuk atuh non." Mang Ujang menyadarkan lamunannya. Azura menggelengkan kepalanya. Lagi dan lagi ia melamunkan Akash.
"Eh iya, Mang."
"Tadi itu siapa non? Pacar non Azura ya?" tanya Mang ujang sambil membukakan gerbang rumahnya.
"Bukan. Itu mah cuma temen, Mang." Azura menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali. Ia hanya bingung menjawab apa, karena ini kali pertama teman Azura datang ke rumah selain Amel dan Mutia.
"Kirain pacarnya non Azura." ucap Mang Ujang.
"Bukan. Yaudah Mang, Azura masuk dulu ya."
"Oh iya non, silahkan."
Azura segera masuk ke dalam rumah dan disambut oleh Bundanya yang sedang asyik menonton televisi di ruang tengah.
"Azura kamu udah pulang sayang?" tanya Bunda menghampiri anak perempuannya.
"Iya Bun."
"Loh kamu kenapa, Ra? Kok lemes banget?" tanya Bunda-khawatir anak perumpuannya sakit.
Azura tersenyum. "Nggak kok Bun, gapapa cuma kecapean aja. Azura mau ke kamar ya, Bun."
"Yaudah istirahat ya."
Azura hanya membalas anggukan.
Sesampainya di kamar, ia langsung merebahkan tubuhnya. Kepalanya terus memikirkan lelaki itu, lagi.
"Ih apaan sih kok gue jadi mikirin tuh cowok rese. Lebih baik gue mandi deh." Azura tersadar dan segera bergegas mandi untuk menyegarkan pikirannya.
Sepertinya hari ini Azura benar-benar kelelahan. Ia harus merilekskan pikirannya agar jernih kembali.
***
[TBC]SAY HELLO !!
Oya aku bakalan jarang update banget sih nanti, soalnya kan bakal banyak ujian jadi sibuk. Tapi bakalan berusaha untuk update :3
Intinya jangan lupa voment and share cerita AKASH ke teman-teman yg lain ya !!Salam hangat, Pipid!!
Thank u and see u all <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Akash
Teen Fiction"Berjanjilah untuk menetap, Kash. Karena kepergian bukan suatu hal yang tidak mungkin." - Azura Gallenka "Seperti senja yang hanya ditakdirkan berlabuh di langit, sama hal nya diri ini yang akan selalu menetap, Ra. Percayalah. " - Akash Damara . . ...