15. Fakta

74 6 2
                                    

Vote sebelum membaca dan jangan lupa comentnya. Thxu 💛

[Coment jika menemukan typo]

Happy reading...

Dalam diam aku menyukaimu.
Dalam diam juga aku terluka oleh kenyataan tentangmu.

- Akash

***

"Baju batik dari Solo."

"CAKEP!!"

"Kamu cantik kok masih jomblo?"

"WAH PARAH ANJIR LO, WI!"

Sekiranya seperti itu keramaian yang diciptakan Akash dan teman-temannya. Kelas XI IPS 5 tengah jam kosong membuat mereka memilih nongkrong di koridor depan lapangan outdoor.

Alwi selalu berpantun saat para cewek melewati mereka. Ada yang membalas dengan tersipu malu ada juga yang cuek saja, memilih mengabaikan gombalan receh seorang Alwi Atmaja.

"Parah amat lo, Wi. Tabok aja kebiasaan dia, Ce." ujar Akash pada Cece.

Gadis dengan wajah keturunan China itu melotot kesal pada Alwi.

"Lo melotot aja masih kaya merem, Ce. Nih gue ajarin kaya gini melotot tuh." ujar Arga sambil menunjukkan matanya yang melotot lalu setelahnya tertawa kencang.

"Sialan lo semua." maki Cece.

"Woy! Belum selesai ini pantunnya kampret." Alwi membela diri.

"Lanjutin anjir lama lo." Dimas berseru heboh.

Alwi menarik napas dalam sebelum melanjutkan pantunnya. "Kain batik di Kota Mekah."

"CAKEP!!"

"Neng cantik ayo nikah."

"SAIK!!!"

Semua tertawa karena ulah Alwi. Raut wajah Cece sudah merah bak kepiting rebus. Malu sekali, sudah pasti.

"Tuh diajak kawin, Ce. Terima aja si Alwi udah jomblo dari lahir, kasian gue liat mukanya melas banget." ujar Bayu masih dengan tawanya.

"Ce, asal lo tau si Alwi ini udah demen sama lo kemarin dia bilang gitu ke gue." Arga meledek Alwi.

Akash menimpali. "Pantun tadi itu dari hati Alwi yang paling dalam, Ce."

"Terima aja, Ce. Lumayan setiap hari ada ojek gratis diantar jemput sama Alwi." Dimas ikut meledek.

Alwi melirik sinis pada teman-temannya. "Temen bangsat."

Cece bergidik geli. Mengabaikan segala ocehan Akash dan teman-temannya. "Geli gue. Permisi dong kaki lo semua halangin jalan."

"Ce, mau ke toilet kan lo?" tanya Bayu.

Cece menoleh. "Iya, kenapa?"

Arga merangkul Alwi di sampingnya. "Temen gue ini siap nemenin lo, Ce."

Alwi melotot tak terima. Melepaskan rangkulan Arga seraya menoyor kepala temannya satu itu. "Sialan amat lo tai!"

AkashTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang