14. Perkelahian

117 6 0
                                    

Vote sebelum membaca dan jangan lupa comentnya. Thxu 💛

[Coment jika menemukan typo]

[⚠️WARNING⚠️]
Terdapat umpatan kasar, tolong tidak untuk ditiru dan pandai untuk menyaring yang negatif dan positif ya 👌

Happy reading...

Jangan senyum terus. Gue nggak mau banyak orang yang liat senyum lo.

- Akash

***

Bel pertanda pergantian jam pelajaran berbunyi, itu artinya sudah 1 jam lamanya kelas XI IPA 2 kosong pelajaran. Sedangkan sedari tadi dua orang siswi tengah sibuk memoles cat kuku, siapa lagi kalau bukan Amel dan Mutia.

"Ra! Sini gabung dong, gue cat kuku lo juga." Amel menoleh ke bangku belakang dimana Azura sedang menenggelamkan kepalanya di atas meja.

Mutia ikut menoleh ke belakang. Posisi mereka ada di depan bangku Azura alias tempat duduk Amel. Karena sebenarnya Mutia sebangku dengan Azura. "Tau lo, Ra. Gue kira daritadi lo tidur ternyata melamun. Mikirin apa sih, Ra?"

Azura sedari tadi memang diam sembari menenggelamkan kepala pada tumpukan tangannya di atas meja. Tidak tidur tetapi melamun. Entahlah, ia merasa tidak mood melakukan apapun.

"Lo sakit ya, Ra?" ucap Mutia. Tangannya bergerak mengecek kening Azura tetapi suhu tubuhnya normal. "Nggak panas kok."

Azura yang sebal acara melamunnya diganggu akhirnya mengangkat kepalanya. "Kalian alay banget sih. Gue gapapa."

Mutia dan Amel yang mendengar jawaban Azura hanya mendelik. "Kiliin iliy bingit sih. Gii gipipi." ujar Mutia dengan gaya alaynya.

"Najis! Muka lo jelek banget kalau kaya gitu, Mut. Hahahah." Amel tertawa kencang sampai memegangi perutnya.

Mutia menatap sinis Amel. Buku paket di atas meja melayang ke kepala temannya satu itu. "Sialan lo!"

Azura memutar bola matanya malas melihat perdebatan adu mulut antara Amel dan Mutia. Hal yang biasa. Akhirnya daripada menyaksikan perdebatan manusia di depannya, Azura memilih meletakkan kepalanya di meja dan mencoba memejamkan matanya untuk tidur.

Belum sampai satu menit Azura tenang, lagi dan lagi dua temannya mengganggu. Ingin tenang sebentar saja susah jika di dekatnya ada Amel dan Mutia.

"Ra, bangun. Gawat!" ucap Amel dengan hebohnya menggoyangkan lengan Azura.

Mutia ikut turut membangunkan Azura. "Ih, Ra. Bangun dong ada yang nyari lo!"

Azura berdecak. Masih tidak ingin meladeni kedua sahabatnya. Ia menutup telinganya dan semakin memejamkan mata. Sampai teriakan Amel membuatnya terkejut luar biasa.

"AZURA BANGUN!"

Membuka matanya lebar-lebar dan mengangkat kepalanya. Terkejut di depannya seseorang yang sangat Azura kenal sedang menatapnya. Dia Alvaro. Orang yang masih hangat diperbincangkan seluruh murid SMA Biper karena merupakan saudara tiri Akash.

Saat ini seluruh penghuni kelas tengah menatap ke arahnya dan Varo. Aura dingin dan mencekam dari Varo berhasil membuat penghuni kelas diam. Tak berniat ikut campur.

Azura menarik napasnya, mencoba untuk tetap tenang. "Mau apa lo?"

Varo tersenyum miring. Nada ketus cewek di depannya ternyata belum berubah semenjak terakhir kali mereka bertemu. "Mau lo. Ikut gue sekarang."

AkashTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang