~Cewek itu selalu pengen dimengerti, tapi dengan cara yang sulit untuk dimengerti.~
****
Gravity berlari melewati lorong kelas Xl, sambil memegangi perutnya yang terasa panas. Tidak sengaja ia berpapasan dengan El yang keluar dari kelas bersama tiga sahabatnya. Gravity tidak peduli, dalam situasi genting seperti ini ia hanya butuh toilet.
Didalam toilet Gravity memuntahkan seluruh makanan yang ia makan tadi, rasanya campur aduk, selain muntah, perutnya juga mules. Efek cabai pada batagor tadi benar-benar berhasil menyentil lambungnya, bisa dipastikan maag dan asam lambungnya kambuh.
Gravity membasuh wajahnya, rasa panas diperutnya masih sangat terasa. Saat keluar dari toilet Gravity disambut oleh Natly.
"Grave ini nih minum dulu, lo sih pakek makan cabe sebanyak itu. Gayaan sok kuat makan pedes liat nih ujungnya kaya gini kan," cerocos Natly."Mules Nat, perut Grave sakit banget."
"Minum dulu ni. Abis ini pulang aja yuk biar gue anter,"
"Nggak ah, kan, nanti ulangan matematika."
"Bisa susulan kok, santai aja biar gue yang ijin."
"Nggak. Nanti kalau susulan Grave nggak bisa nyontek dong, udah yu balik kelas aja."
"Grave, gue tau perut lo masih sakit. Nggak usah pura-pura kuat. Udah ayok pulang!"
"Iya deh."
****
Gravity berdiri di depan pintu tempat parkir, untuk menunggu Natly mengambil mobil. Gravity kembali berpapasan dengan El. Tapi ia sudah bertekad untuk tidak lagi mengejar El, seperti saat ini meskipun El berada di depan mata Gravity tetap berusaha tidak peduli. Masih sangat jelas ucapan El kemarin saat di lapangan meskipun sedikit tapi bikin nyesek.
"Wuihh dedemit kali ciliwung mangkal ya?" Sapa Bima.
"Dedek Grapiti tumben diem-diem bae?" Tanya Sakti.
Gravity melengos, nggak guna ngeladenin mereka bikin tambah sakit perut aja. Ini Natly malah kemana lama banget cuma ngambil mobil aja.
"El, nggak mau ngasih hadiah buat Gravity apa? Kasian masa fans yang ngarep jadi pacar didiemin." Seloroh Sakti.
El diam sambil memandangi wajah Gravity dari samping.
"Eh BTW sejak lo balikan sama Valery si dedemit nggak ngejar-ngejar lagi ya?" Tanya Sakti.
"Ya iya lah terlanjur malu dia, nggak inget kemaren pas di lapangan, dia kan bikin onar. Malu-maluin banget emang bener kata lo kemaren El." Tambah Bima.
"Diem lo semua, norak tau nggak." Kata Satria, dia menyikut lengan El memberi isyarat pada cowok itu untuk menghampiri Gravity. Namun El masih bergeming.
Gravity meremas ujung roknya, ia sangat ingin mencakar-cakar wajah empat cowok yang bertengger di depannya ini tapi perutnya masih sakit. Takutnya nanti pas adegan cakar mencakar tiba-tiba mules terus kentut kan nggak elit banget.
Gravity di sini cuma bisa menangis dalam diam, nangis luar dalem ini mah. Tapi sekejab kemudian ia mendongak , bukan Gravity kalau dihina diem aja. Dengan percaya diri ia menghampiri empat cowok yang sempat mengusiknya tadi.
"Kalian itu cowok tapi nyinyir! Mulut lemes nggak tau diri, situ cowok apa banci?! Oh iya deng kalian, kan, banci semua! Kerjaan nyinyirin orang, kalian udah cocok jadi emak-emak rumpi pakek rok gih biar lebih pas." Sinis Gravity kemudian pergi meninggalkan mereka, namun baru beberapa langkah Gravity berbalik, lalu berkata. "Kalian bikin grup lambe turah boys aja, biar Viral." Sinis Gravity lalu menjulurkan lidahnya, mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG [Open PO]
Teen FictionElfas yang kerap disapa el putra dari pasangan vibra dan vio,cowok tampan dengan sejuta pesona siapa yang tau jika el yang selalu bersikap ramah dan mudah berbaur ternyata pengidap depresi (self injury) sejak usia 15th,hidupnya tergantung obat dan c...