Elang 22

39.6K 3.2K 394
                                    

~Sikap kamu berubah lebih baik dan lebih peduli. Aku harap semua itu bukan karna rasa kasihan.~

****

Gravity bersama El menyusuri lorong sekolah yang cukup ramai. Banyak pasang mata melihat keduanya, ada yang menyapa El ramah, ada juga yang menatap sinis pada Gravity tidak masalah bagi Gravity selama masih bersama El apapun resikonya pasti ia hadapi.

El merapatkan rangkulan dibahu Gravity. "Nggak usah takut."

"Yee yang takut sama mereka mah siapa? Mau ngajak berantem sekarang juga Grave mah ayok-ayok aja. Kecil-kecil gini Grave juga sering berlajar berantem sama Kak Al, kak Al mah baik nggak kaya Kak El. Tukang php katanya mau nyium taunya malah kabur." Ucap Gravity lalu menghela nafas.

"Kenapa malah ngomingin Al?"

"Kan cuma ngomong dikit, kak El nggak suka? inget, kak Al itu adek kak El sendiri, jangan cemburu."

"Yang cemburu siapa?"

"Kak El lah, tuh mukanya langsung merah kaya angrybirds." Ucap Gravity dengan jari telunjuk mengacung di depan wajah El.
Bukan hal yang mudah berdebat dengan Gravity yang super cerewet dan tidak mau disalahkan. El memilih diam dan berjalan mendahului Gravity.

"Kak El yang ganteng jangan marah dong." Mengejar El.

"Kak El marah?"

"Enggak."

"Kok Grave ditinggal? Berarti kak El marahkan." Tanya Gravity di belakang El.

El berbalik, menatap Gravity dengan mengulas senyum penuh paksaan. "Enggak sayang,"

"Sayang? Kak El udah sayang Grave?" Tanya Gravity girang.
"Terus kapan kak El cinta ke Grave?" Tuntut Gravity.

"Kalau udah waktunya."

"Kapan kak waktunya?"

"Sekarang."

"Kak El cinta Grave?" Gravity merubah posisinya yang semula disamping El menjadi di depan El. "Kak El udah cinta sama Grave? Serius?" Gravity tersenyum malu-malu, ia memunggungi El untuk menyembunyikan semburat merah dipipinya.

"Nggak usah kepedean." El menoyor kepala Gravity ke depan. Sebelum berjalan lebih dulu.

"Ihh kak El!"
Sampai di dalam mobil, Gravity tak henti-hentinya berbicara panjang kali lebar kali tinggi meskipun El hanya diam dan menanggapi dengan dehaman.

Gravity membuka bungkus roti pemberian El tadi, ia sedikit kesusahan mengingat sebelah tangannya memegang susu kotak. Meskipun ia bisa meletakkan susunya dulu tapi sepertinya otak Gravity memang tidak berjalan.

"Susunya ditaro dulu."

"Nggak mau, Nanti diambil kak El."

"Terserah."

"Kak El bukain rotinya!"

El menggigit ujung plastik roti sekali tarik langsung kebuka.
"Nih."

"Wah kak El emang pinterya, padahal cuma pakek gigi lho." Puji Gravity. El menghela nafas jengah.

"Kak nanti Grave mau apel boleh ya,"

"Hmm. Tapi jangan sore, gue mau belajar."

"Siap," memberi hormat kepada El.

"Entar gue jemput." Putus El.

****

Sore harinya, Gravity menyiapkan beberapa masakan dan menaruhnya di kotak makan. Ia sengaja masak khusus untuk El.

ELANG [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang