Elang 29

36.4K 3.4K 974
                                    

Halooo apa kabar kalian? Masih kuat nunggu elang up?
Absen dulu deh, mana nih yg kangen sama elang?
Kangen othor yg ngeselin ini gak?😆
L

ansung aja yaa...

Happy reading.

Gravity kembali menelan kekecewaan terhadap El. Di sini dirinya lah yang menjadi pacar El dan seharusnya El membantunya bukan malah membantu Valery. Cukup lama Gravity tersedu dan terisak, rasanya dadanya sesak dan sulit untuk benafas. Tubuhnya kedinginan, kaki jenjangnya melangkah terseok-seok, untuk kesekian kalinya Gravity menatap punggung El, cowok itu tidak menoleh sedikitpun dan tak ada niatan untuk sekadar menegur Gravity.

Gravity tergugu di tempatnya, kakinya terasa pegal. Karna tidak berhati-hati Gravity tersandung batang pohon yang tumbang, ia merutuki kecerobohannya.

"Sa-kit," isak Gravity bersimpuh di atas rerumputan basah. Rasanya ia ingin menangis sekeras-kerasnya.

Gravity tau kalau El mengetahui jika dirinya jatuh. Terlihat El memelan 'kan langkahnya, meski tanpa melihat ke arah Gravity.

Dari kejauhan terlihat sorot cahaya menyilaukan, kemudian muncul dua panitia cowok bersama Alan dan Natly.

"Grave," panggil Natly dan Alan.
Gravity tersenyum getir, sedetik kemudian tubuhnya berada dalam pelukan Alan. Gravity yang ketakutan reflek membalas memeluk Alan begitu erat, dengan menumpahkan air matanya.

Natly mundur satu langkah untuk menjauh. Ada rasa sakit muncul kala melihat Alan memeluk Gravity, sangat kentara bahwa kenyataannya Alan memang mempunyai rasa pada Gravity. Tapi Natly berusaha berpikir untuk tidak egois, ia tidak boleh cemburu dalam situasi seperti ini. Lagi pula Alan bukan miliknya. Ia sadar ternyata sesakit ini mencintai dalam diam.

"Nggak usah takut Grave, gue di sini." Bisik Alan mencoba menenagkan. Kemudian Alan meminta Gravity untuk berdiri.

El sempat menoleh ke belakang setelah Valery diambil alih oleh dua temannya. Ia melihat Gravity berada dipelukan Alan. Sakit, namun dirinya sadar Gravity lah yang lebih tersakiti. Tapi El tidak habis pikir, Gravity tega mau membunuh Valery, ia pikir jika tadi dirinya tidak datang mungkin Valery sudah tewas.

****

Sampai di tempat perkemahan sudah banyak orang berkumpul di lapangan. Bisik-bisik orang yang membicarakan tentang Gravity mulai terdengar, ternyata berita tentang Gravity yang hampir membunuh Valery sudah sampai ditelinga mereka. Siapa lagi yang memberi tahu berita tidak benar ini jika bukan dua cewek yang bersama Valery tadi.

Gravity dan Valery di bawa ke tenda umum untuk diobati.
Gravity duduk di depan Natly yang sedari tadi membantu membersihkan lukanya.
"Grave, apa yang mereka tadi omingin itu bener?" Tanya Natly.

"Kenapa? Natly percaya sama mereka?"

Natly menggeleng cepat. "Ya nggak lah Grave, tapi kenapa bisa lo dituduh mau bunuh Valery sedangkan di sini yang babak belur elo, bukan Valery."

Gravity tersenyum miris. "Grave selalu salah di mata mereka,"

"Mereka semua aja yang goblok, kalo di nalar ya kenapa bisa mereka tau kalo lo mau bunuh Valery padahal tadi lo sama Valery belum ketemu, aneh 'kan." Ujar Natly dengan suara yang sengaja keras.

"Terus kenapa lo nggak ngebantah, apa kek lo jangan cuma diem, senyum seolah-solah lo nggak papa."

"Selama aku bisa pura-pura tersenyum dan bisa paksa diri  buat ketawa seolah semua baik-baik aja, kenapa enggak?"

ELANG [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang