Dua jam lebih El menghabiskan waktu bersama Gravity, langit sudah menggelap ditambah hawa dingin yang menandakan sebentar lagi akan hujan lebat. El duduk di tepi danau dengan Gravity yang bersandar di bahunya. Momen seperti ini lah yang paling El tunggu, dimana ia bisa bebas menghirup udara segar di malam hari bersama sang kekasih. Hawa dingin yang menusuk permukaan kulit tak menjadi masalah untuk El begitupun Gravity. Cukup lama mereka diam menikmati indahnya pantulan cahaya rembulan yang seolah tenggelam di danau.
"Maaf," ucap El mencium puncak rambut Gravity.
"Em?" Gravity tidak paham, ia mendongak menatap El.
"Maaf." Kata 'maaf' yang El ucap berarti luas, mungkin maksud El maaf untuk segala hal yang pernah ia lakukan pada Gravity.
"Kak El kenapa minta maaf?"
"Gue-" Gravity cepat-cepat membekap mulut El.
"Aku-kamu kak, bukan lo-gue!" Ujar Gravity mengingatkan.
"Iya sorry lupa." Mereka kembali diam sesaat.
"Grave," sebut El.
"Hmm?"
"Jangan terlalu berharap sama orang kaya aku."
"Lucu ya, berkali-kali kamu nangis karna aku, tapi segampang itu kamu maafin." Lanjut El. "Aku orang jahat Grave, nggak pantes buat kamu."Gravity mengeratkan pelukannya pada lengan El, lalu menggeleng cepat. "Kak El nggak jahat, kak El baik kok."
"Baik? Kalo aku baik nggak akan pernah mainin perasaan kamu, nggak akan pernah bikin kamu kecewa dan nangis, aku egois."
"Enggak! Kak El nggak gitu, itu cuma salah paham aja. Grave udah maafin kak El kok."
"Grave-" ucapan El terhenti, kepalanya tiba-tiba terasa sakit selang beberapa detik darah segar keluar dari hidungnya. Buru-buru El menyeka menggunakan jaketnya tanpa sepengetahuan Gravity.
"Kak El,"
"Em?"
"Kak El masih suka sama Paler?"
"Enggak, sama sekali." Jawab El tulus. Memang benar adanya ia sudah tidak ada perasaan apa-apa pada Valery.
"Cuma Gravity yang ada di sini." Kali ini El menggenggam telapak tangan Gravity lalu ia letakkan di depan dadanya.
"Mau pulang sekarang?" Gravity mengangguk kemudian melepas pelukan dilengan El.
El masih setia menggenggam tangan Gravity, mereka berjalan menuju mobil yang terparkir tak jauh dari danau. Meski sudah malam tapi suasana ditempat itu terlihat cukup ramai, entah apa yang membuat orang-orang betah duduk ditepi danau yang jelas tak sedikit orang yang masih singgah di sana.
Usai membukakan pintu untuk Gravity, El memutari mobil kemudian masuk dan duduk di sebelah Gravity. Mobil El membelah jalanan yang dipadati kendaraan. Hanya perlu beberapa menit untuk sampai di lokasi tujuan. Setelah hampir lima belas menit berada di jalan raya, mobil El kini berbelok arah ke sebuah jalan menuju rumah Gravity. El mematikan mesin mobilnya setelah sampai di depan rumah berpagar ditinggi di depannya.
"Besok aku jemput, jangan berangkat dulu." Pesan El.
"Siap, kak. Besok kak El latihan Band nggak pulang sekolah?"
"Enggak, kenapa?"
Gravity nyengir lebar. "Jalan-jalan lagi, yaa?"
"Iya, udah sana masuk! Istirahat, jangan lupa belajar."
"Nanti kalo kak El udah sampe rumah kabari ya, chat Grave yaa," Pinta Gravity sambil melepas seatbelt.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG [Open PO]
Teen FictionElfas yang kerap disapa el putra dari pasangan vibra dan vio,cowok tampan dengan sejuta pesona siapa yang tau jika el yang selalu bersikap ramah dan mudah berbaur ternyata pengidap depresi (self injury) sejak usia 15th,hidupnya tergantung obat dan c...