Elang 39

19.3K 1.4K 275
                                    

Haloooo apa kabar berapa taun aku nggak up coba😢 ah banyak banget kendala yaallah, semoga kalian masih mau baca ini cerita. Tapi nggak berharap lebih si, pokoknya jan lupa vote & komennya oke, Elang end sampe chp 40 ya... buru deh baca ulang sebelum nanti dihapus😙
Jangan lupa nabung buat Elang okey

***

Hari ini seluruh siswa disibukkan dengan acara persiapan hut sekolah. Agenda kali ini adalah gladiresik pentas seni, pendaftaran lomba, dan persiapan bazar.  Mungkin acara tahun ini bisa dibilang lebih meriah dari tahun sebelumnya, selain rangkaian acara yang sudah ditetapkan nantinya juga akan ada penampilan grup band Venus. Penampilan El dan kawan-kawan sangat ditunggu oleh seluruh murid, apalagi para fans El.

Para anggota osis terlihat masih menyiapkan keperluan panggung. Mereka sibuk berlalu lalang, sampai tidak ada satupun yang menyadari diujung sana tepatnya didepan bak sampah. Seorang cowok bertubuh tinggi tengah membungkuk sambil memukul pelan dadanya, siapa lagi kalau bukan El. Entah sudah berapa lama cowok itu ada di sana, yang jelas wajah El terlihat sangat pucat, dirinya memang sering mual akhir-akhir ini, itu karna efek kemoterapi yang ia jalani beberapa waktu lalu. Kesannya memang jorok jika El muntah di bak sampah, tapi mau bagai mana lagi ia sudah tidak tahan dengan rasa mualnya. Untuk sekadar ke toilet saja rasanya tidak sanggup, terpaksa ia muntah dibak sampah. Setelah merasa tidak ada yang tersisa untuk dimuntahkan lagi, El berpindah menuju kran untuk membasuh wajah dan mulutnya. El bisa kembali berdiri tegak, menghela nafas panjang dengan mata tertutup. Saat matanya terbuka seseorang menyodorkan air minderal ke arahnya.

Alan memberi isyarat pada El untuk menerima air mineral yang cowok itu beri, "minum! muka lo pucet, mata merah."

El terima air mineral itu kemudian ia minum. Sebelum akhirnya berucap, "thanks. Sejak kapan lo ada di sini?"

"Baru aja. Tadi liat lo tiba-tiba lari dari atas panggung sampai sini." Jawab Alan kemudian pergi.

"Titip Grave," ucap El, sontak Alan menghentikan langkahnya.

"Jangan sampai dia tau tentang masalah gue." Ucapnya, El bisa melihat kepala Alan mengangguk meski cowok itu membelakanginya.

****

Gravity duduk anteng dikursi yang sudah disediakan. Netra coklatnya fokus melihat penampilan tari yang dibawakan oleh kakak kelasnya. Tepatnya kelas Xl IPA 1, yang tidak lain adalah kelas El. Segerombolan anggota osis disamping panggung lah yang menjadi pusat perhatiannya sekarang, cowok jangkung berkulit putih dengan senyuman tipis yang terlihat sangat manis. Kalau boleh jujur Gravity sendiri heran kenapa semakin hari El terlihat makin menawan meski cahayanya terlihat redup, masih seperti hari sebelumnya cowok itu pucat.

"Kak El sakit?" Gravity membatin, pandangannya masih kearah yang sama.

Usai musik tari berhenti, salah satu anggota osis naik ke atas panggung. Cewek manis berkaca mata minus, yang nantinya akan menjadi pembawa acara.
"Cek satu dua tiga. Selamat siang semuanya," sapaan hangatnya disambut meriah oleh seluruh siswa.

"Oke, masih semangat ya? Untuk pentas seni selanjutnya dari kelas sebelas IPA dua kami persilahkan untuk naik ke panggung,"

Tidak terasa sudah dua jam lebih acara gladi resik, namun kelas Sepuluh belum mendapat giliran naik ke panggung karna memang  pentas dari kelas sebelas belum selesai saking banyaknya. Gravity ingat dirinya belum sempat makan siang, pantas saja perutnya keroncongan. Baru saja hendak mengajak Natly untuk ke kantin, tiba-tiba Alan ada disampingnya membawa kotak snack lalu menyodorkan ke arahnya.

"Buat lo, jatah pas rapat osis. Gue udah jajan dikantin tadi,"

"Makasih Alan, buat Grave sama Natly ya,"

ELANG [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang