~Sejahat apapun kamu, karna aku sudah terlanjur nyaman, nggak ada alasan lagi buat ninggalin kamu.~
****
Seminggu sejak kejadian El berontak di kelas, Gravity tidak pernah lagi melihat El. Teman satu kelas El yang ditanya juga tidak tau dimana El berada sekarang. Sudah satu minggu El tidak sekolah tanpa keterangan sakit ataupun ijin. Gravity sudah bolak-balik datang kerumah El, tapi nihil, pihak keluarga hanya bilang kalau El butuh istirahat dan tidak bisa diganggu.
Gravity menyandarkan punggungnya ke tembok perpustakaan, jam istirahat adalah waktu yang paling dinanti bagi siswa setelah sibuk berkutat dengan tugas-tugas. Tapi tidak dengan Gravity yang terlihat lesu, nggak ada El membuatnya kehilangan semangat hidup. Biasanya disaat istirahat Gravity pasti akan mengganggu El, tapi kali ini tidak. Karena pangerannya hilang seperti ditelan bumi.
"Kak elang...," ucapnya lirih.
"Sendirian Grave, tumben ke perpus?"
Gravity mendongak melihat cowok yang berdiri didepannya saat ini. Alan cowok tampan dengan postur tubuh tinggi tegap, teman satu kelasnya.
"Lagi pengen,"
Alan duduk disebelah Gravity, sambil menyisir rambut berjambulanya ke belekang dengan gaya sok cool.
"Alan, Nggak usah sok ganteng kamu bukan jungkook BTS ya tolong!"
Alan tertawa renyah, "gue ganteng? Serius?"
"Alann, Grave lagi nggak pingin bercanda sekarang." Terang Gravity.
"Grave gue boleh tanya sesuatu nggak?"
"Boleh, tanya apa?"
"Jadi, kan, gue punya temen cowok namana si A dia suka sama cewek si B, tapi si B punya temen si C namanya, dia suka sama Si A, dan si B suka banget sama si D, menurut lo ada kemungkinan nggak kalo si B bakal suka sama si A."
"Enggak, karna Si B akan selalu suka sama si D. Alan ngomongin Grave?" Tanya Gravity menduga-duga.
Alan langsung melotot dan menggeleng cepat, "enggak lah, kan gue ngomongin temen gue. Gimana si." Alan pikir Gravity tidak akan sadar, ternyata Gravity cukup paham.
"Yaudah lah, gue balik kelas dulu. Duluan." Ucap Alan sambil membawa buku geografi dan matematika yang ia pinjam.
"Alan kok aneh," gumam Gravity.
****
Bel tanda jam pelajaran berakhir sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Gravity menutup tas punggungnya usai membereskan alat tulis yang tadi ia pakai. Ia menoleh ke samping kursinya, tempat Natly duduk. Ingin rasanya meminta tolong Natly untuk melacak keberadaan El, mengingat Sahabatnya ini memiliki cukup banyak orang-orang handal dalam melacak orang hilang, ditambah lagi orang tua Natly memiliki alat pelacak yang dibuat oleh profesor dari jerman, yang berguna untuk melacak apapun yang hilang. Gravity masih sangat ingat, dulu saat Natly kabur dari rumah dan menginap ditempatnya baru lima menit langsung ketemu, kan lumayan kalau minta bantuan temen sendiri pasti gratis.
"Nat!"
"Hum?" Natly menghetikan aktivitas make up-an nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG [Open PO]
Teen FictionElfas yang kerap disapa el putra dari pasangan vibra dan vio,cowok tampan dengan sejuta pesona siapa yang tau jika el yang selalu bersikap ramah dan mudah berbaur ternyata pengidap depresi (self injury) sejak usia 15th,hidupnya tergantung obat dan c...