Geina berlari pergi meninggalkan lapangan menuju halaman belakang sekolahnya yang luas. Ia bergegas naik ke atas rumah pohon yang telah dibuat oleh teman-temannya.
Ia duduk diam sambil menangis tanpa memperdulikan tugasnya sebagai anggota upacara. Ia sedang kesal saat ini.
Itu mulut apa mercon meleduk sih? pedes amat omongannya hu hu hu Batinnya menangis.
Benar-benar mulut mercon. Hatinya sangat sakit saat mendengar kalimat yang dilontarkan Dikon kepadanya. Dan tak menyangka Dikon akan bersikap seperti itu padanya.
Sembari menangis Geina meracau tak jelas.
"Mama, masa Bang Dikon jahat sama aku ma. hiks...hiks... dia ngomongnya pedes banget Ma.""Hu...hu...hu Mama ih aku kesel." lanjut Geina sambil menyobek-nyobek daun yang menjuntai didepannya dengan menagis tersedu-sedu.
"Ihh, kok aku jadi cengeng sih? Kemana Geina yang murah senyum dan baik hati. Pokoknya aku bakalan jadiin Bang Dikon jadi pacar aku. Aku pasti bisa. Iya kan?"ucap Geina dengan bersungguh-sungguh tak memperdulikan jika dirinya lari dari tanggung jawab sebagai petugas upacara. Dan biarkan saja, jika nanti gurunya mengomeli dirinya, ia tak peduli. Yang ia pedulikan saat ini adalah hatinya yang sakit akan ucapan lelaki mulut rombeng itu.
Geina masih saja menampilkan wajah merenung sedih. Tak menyadari jika dirinya tak sendirian dihalaman belakang sekolahnya. Di sana, tepatnya dibawah rumah pohon itu ada Dikon yang sedang mendengarkan celoteh-celoteh Geina tentang dirinya yang Geina maki sebagai mulut bebek seperti mercon meleduk.
Dikon tertawa kecil. Ia sedikit terhibur akan perkataan Geina tadi. Apa mercon meleduk? hahaha gila saja dirinya disebut mercon meleduk. Memangnya Geina tahu jika dirinya akan seperti mercon meleduk yang tidak akan ada diamnya jika sudah mengenal dirinya lebih jauh. Dikon terdiam memperhatikan kaki Geina yang sedari tadi bergoyang-goyang tak ada diamnya. Ia yang sedikit usil sengaja menarik kaki Geina. Setelah itu pergi berlari menginggalkan Geina yang akan menerka-nerka siapa yang sudah menarik kakinya sambil tersenyum penuh arti.
"Ah ah, ih siapa sih yang narik kaki gue!"
Teriak Geina sebal.Ia menengadah kebawah untuk melihat siapa yang sudah menarik kakinya. Tetapi yang ia lihat tak ada seorang pun yang ada dibawah rumah pohon.
kosong!!
Ia menengok ke kanan ke kiri sambil meringis takut.
"jangan-jangan ada huhu.....ntu!" jerit Geina kencang sembari perlahan turun dari rumah pohon dan berlari sekencang-kencangnya.
Tak jauh dari sana Dikon menyeringai penuh arti. Ia sedang memikirkan bagaimana caranya untuk mengerjai adik kelasnya yang sangat cerewet itu.
hahaha rencana pertama sukses. Tunggu rencana gue selanjutnya cabe ucap Dikon dalam hati.
sedikit?
bsk lagi wkkwkwkwk
terima ksih telah membaca karya saya🙏🙏🙏
Enjoy terus guys😻😻

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Traveling (Ratu Jalan-Jalan)
Teen Fiction#4 dalam traveler 02042019 Geina si ratu jalan-jalan yang suka-nya traveling keliling Indonesia bahkan sampai ke luar negeri untuk mengisi waktu liburan sekolah yang sangat membosankan baginya. Hidup dilingkungan keluarga yang mampu membuat semua ke...