Queen Traveling|Bagian Empat

493 82 19
                                    

Enjoy ya:)

∞∞∞

Geina masih penasaran dengan nama kakak kelasnya yang baru. Kenapa teman satu angkatan kak Dew ini sangat pendiam dari yang lainnya? Apa karena ia tak saling mengenal mangkanya sikap kakak kelasnya seperti itu?

Geina yang mulai jengah dengan sikap kakak kelasnya pun mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan dirinya kepada kakak kelasnya itu.

"Hai kak. Kayaknya kita belum kenalan, kenalin gue Geina kelas 10 anak ips. Nama kakak siapa?" Geina mengulurkan tanganya sambil mengajak kakak kelasnya berkenalan yang duduk dihadapanya.

Dikon yang mendapat uluran tangan dari adik kelasnya hanya menatap tangan itu datar. Ia sungguh sangat malas jika harus berurusan dengan yang namanya kaum hawa. Bukannya ia tak mau menerima uluran tangan itu tapi dirinya sangat benci dengan kaum hawa yang sukanya hanya memberikan kode-kode yang dapat menjerumuskannya ke hal-hal yang tidak masuk diakal biarpun itu pacaran sekalipun tapi, ia tak pernah melalukan itu walaupun ibunya adalah seorang kaum hawa tapi tinggkatan mereka sungguhlah berbeda.

Ia tidak percaya jika kakak kelasnya akan mengacuhkannya seperti ini. Tangan Geina yang masih mengantung diudara segera ia tarik. Ternyata bukan hanya pendiam saja sikap kakak kelasnya tapi ia juga sangat acuh kepada orang lain yang belum saling mengenal.

Sungguh nasib yang malang sahabat karib Bila ini. Bila yang melihat sikap kakak kelasnya kepada Geina hanya meringis kecil pasalnya biasanya Geina jarang sekali ingin berkenalan dengan orang yang baru jika bukan orang itu yang mengajak Geina kenalan.

Kak Dew, Butet, Geri, Bimo dan Fedrik yang melihat sikap acuh sahabat lamanya hanya mengangkat bahunya acuh. Ia sudah biasa dengan sikap sahabatnya yang kurang perspektif dengan orang yang baru ia temui. Mereka sudah mengenal Dikon sejak smp jadi ia tahu seluk beluk sikap Dikon.

Geina menatap kakak kelasnya dengan tampang muka bloon. Ia tak percaya akan diacuhkan seperti ini jadinya. ♪Apa salah dan dosa ku sayang....... Kenalan suci ku kau buang-buang jaran goyang jaran goyang♪ aduhhh kok gue jadi nyanyin lagunya mba siapa itu gue lupa yang judulnya jaran goyang?
Au dah salah lirik apa enggak, gue enggak hafal hehe lirih Geina dalam hati.

Disaat semuanya sedang asik memakan makanan yang mereka pesan tiba-tiba kakak kelas yang baru saja ia ajak berkenalan bersuara pamit untuk ke toilet sebentar.

"Dew, gue ke toilet " ucapnya sambil berdiri setelah mendapat jawaban dengan anggukan kepala kak Dew dan langsung melangkah pergi dari meja itu.

Baru pertama kali Geina mendengar suara berat dan agak serak itu. Ia masih memandang punggung kakak kelasnya itu yang lama kelamaan hilang dibelokan.
Ia tak menyangka kakak kelasnya itu sungguh dingin dan acuh dengannya. Padahal ia hanya mengajak kenalan apa susahnya sih nerima jabatan tangan gue lirih Geina dalam hati dan tercenung memikirkan apa yang baru saja terjadi denganya.

Dew melirik sekilas kepada Geina dengan rasa tak enak. Memang sahabatnya itu sangatlah pendiam tapi dibalik sikap pendiamnya ia sangat lah periang orangnya tapi itu dulu setelah orangtua sahabatnya itu meninggal.

Bimo beserta lainnya pun hanya memandang kasihan kepada Geina yang diacuhkan oleh sahabatnya. Ia mengerti kenapa sahabatnya seperti itu hingga keheningan itu berlanjut tapi tak lama karena Dew sudah mengintrupsikan dengan kata maaf kepada Geina atas sikap sahabatnya.

"Gei, maafin dia ya. Dia emang kaya gitu orangnya, tapi kalo sama yang udah kenal, dia nggak kaya gitu kok" jelas Dew yang duduk disamping sahabatnya yang sedang izin ke toilet itu.

"Heheh... iya kak gue ngerti" balas Geina dengan senyum kecil.

Bila yang duduk disamping Geina pun begitu ia merasa kasihan kepada sahabatnya yang diacuhkan oleh kakak kelasnya.

"Mmmm... tapi kak, apa gue boleh tau nama kakak tadi itu siapa sih?" tanya Geina penasaran.

"Ohh, namanya Dikon Ardines panggil aja Dikon" jawab Dew.

Geina yang mendapat jawaban itu hanya menganggukan kepalanya.
Geina menatap makanan yang ada dihadapannya tak selera, sungguh penolakan tadi masih terasa menyelekit dihati Geina. Tatapan datar dan sedikit cuek seakan-akan bisa menghunus ke dadanya. Bahkan dengan sikap seperti itu membuat nyali Geina menciut tadi.

Dan meja mereka pun dilanda keheningan tidak seperti tadi saat kak Butet menyemburkan beberapa bayolan yang sangat menggelitik di perutnya.

Hingga bel masuk pun berbunyi nyaring yang menandakan siswa-siswi harus segera memasuki kelasnya masing-masing.

Geina dan Bila pun berdiri dari tempat duduknya bersamaan dengan para kakak kelasnya yang akan memasuki kelasnya masing-masing dan berpamitan setelah membayar makanan yang ia pesan di mang Diding.

♦♦♦♦

" Sial !!! "Maki Dikon saat didalam kamar mandi sekolah.

Kulit bersih, mata coklat legam dan tinggi badan mungil itu mengingatkanya kepada sahabat perempuanya yang sudah pergi kealam yang berbeda dengannya. Saat melihat Geina pertama kali membuat dirinya tak percaya jika sahabatnya masih hidup dan berada di hadapannya. Tapi setelah di teliti lagi ternyata itu bukan sahabatnya melainkan orang lain.

×××××

Segini dlu ya!!

Vomentsnya biar aku semangat jngan lupa share keteman-teman kalian ya!!!

Mksih ya udh mau baca story aku yang amburadul hehehe

Seeyou<3

Queen Traveling (Ratu Jalan-Jalan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang