empat

3K 343 70
                                    

Sebenarnya Irene ingin masuk kelas hari ini, tapi suhu tubuhnya yang panas berhasil mengurungkan niatnya untuk masuk. Bukan hanya suhu tubuh yang panas saja, kepalanya juga pusing dan ia tidak bisa bangkit dari tempat tidur.

Irene meminta teman-temannya untuk tidak mengkhawatirkan dirinya, karena pastinya besok akan kembali seperti semula lagi.

"Mana Sehun?"

Saat ini, Chanyeol, Kai, dan Baekhyun sedang berkumpul bersama dengan Seulgi, Krystal dan Joy di kantin fakultas mereka.

"Itu anaknya," tunjuk Kai.

Ya, seperti apa yang di bilang oleh Kai. Sehun sedang berjalan mendekati mereka dan duduk tepat di samping Chanyeol dan Kai.

"Oh iya, girls.." kata Kai, "dimana Irene?"

Krystal menjawab, "Sakit, kak. Demam dia."

"Lho? Demam kenapa?" tanya Chanyeol.

Kali ini Seulgi yang menjawab, "Mau bulanan, kak. Biasalah.."

Sehun tak bergeming mendengar ucapan teman-temannya yang ia ketahui bahwa mereka memancing Sehun untuk peduli kepada Irene. Nyatanya tentu saja tidak sama sekali.

"Oh iya, kenapa banyak dosen mulai ga masuk, kak?" tanya Joy.

Baekhyun yang menjawab, "Rata-rata mau ujian skripsi. Makanya kebanyakan dosen lagi nguji nyali pelajarnya."

"Hun.. lo ga jadi ketemu sama Pak Farhan?"

Sehun menoleh dan berkata, "Ha? Untuk apaan?"

"Katanya mau konfirmasi tentang jam tambahan," kata Kai.

Sehun menghela napas, "Oh yang itu.. engga jadi kata bapaknya."

"Lha? Kenapa? Jangan bilang di suruh ngerjain tugas," ketus Baekhyun datar, "mending masuk lagi daripada ngerjain tugas."

Sehun mengangkat kedua bahunya dan berkata, "Belum di konfirmasi sama dia. Tapi, kalau jam tambahan ga jadi. Kalau tugas, belum di kabarin sama bapaknya."

"Semoga aja ga ada tugas, pusing kepala gue," lirih Chanyeol.

"Eh, tapi bapaknya kenapa batalin jam tambahan?" tanya Baekhyun.

Sehun menjawab, "Bapaknya lagi di luar kota. Dia ada kerjaan dari kampus kita bareng dosen dari fakultas lain."

"Sialan, pusing kepala gue," keluh Chanyeol.

"Yaaa~ semangat dong, kak!" kata Seulgi.

Sehun bangkit dari tempat duduknya dan menatap satu-persatu teman-temannya.

"Gue duluan."

Sontak mereka berenam menatap Sehun heran, "Mau kemana lo?"

"Mau ketemu Pak Farhan."

Mendengar jawaban Sehun, mereka terdiam dan mempersilahkan Sehun pergi menjauhi kantin. Tapi, hal itu tentu saja membuat mereka berenam mengerti apa maksud Sehun.

"Katanya Pak Farhan lagi di luar kota, tapi dia mau ketemu Pak Farhan." Baekhyun menggelengkan kepalanya, "Sehun begonya alami sekali."

Chanyeol tertawa, "Positif lagi aja, Baek. Entah-entah Pak Farhannya lagi sakit, karena ga bisa masuk kelas."

"Sehun sangat perhatian ya sama Pak Farhan," kata Kai.

Krystal tersenyum dan menganggukan kepalanya, "Ga apa-apa, kak. Entah-entah dia bisa dapetin hati Pak Farhan."

"Gue curiga kalau Pak Farhannya tu bukan keluar kota, tapi lagi demam," canda Seulgi.

Dan terlihatlah Joy sendiri yang tidak paham dengan situasi yang terjadi di antara mereka.

"Emang Pak Farhan lagi sakit, ya? 'Kan kata kak Sehun tadi, Pak Farhannya lagi di luar kota. Eh, tapi ngapain Pak Farhannya ketemu sama kak Sehun, padahal bapaknya lagi di luar kota? Terus, kenapa Pak Farhannya demam?" tanya Joy, "sebenarnya.. kalian lagi ngebahas Pak Farhan atau Irene, sih?"

Sepanjang itu Joy berbicara, selama itu juga yang lain tertawa karena tidak kepekaan Joy kepada situasi yang terjadi.

*****

Irene memandang langit-langit kamarnya dan tak berniat untuk bangkit dari tempat tidur. Irene menolehkan pandangannya ke arah pintu kamarnya yang terbuka.

Ia tercengang melihat Sehun datang dengan raut wajah datar dan dingin. Irene ingin menghampiri Sehun, tapi tubuhnya masih panas karena demam.

"Kak Sehun.." sapa Irene ramah.

Sehun diam dan duduk di samping tempat tidur Irene.

"Kakak ga masuk?" tanya Irene.

Sehun masih diam.

"Kakak harusnya ga usah dateng jengukin aku, nanti kakak nular 'kan bahaya," lirih Irene.

Sehun menghela napas dan meletakkan telapak tangannya di dahi Irene.

Sehun lumayan terkejut dengan suhu tubuh Irene yang sangat panas, belum lagi ia melihat Irene seperti kesusahan bernafas dan tubuhnya terlihat memerah sejak dari awal ia datang.

"Udah tahu sakit, bukannya istirahat malah sibuk mikirin orang lain," kata Sehun.

Irene terdiam.

Sehun menatap Irene datar, "Apa?"

"Engga, senang aja ngeliat kakak dateng ke rumah," kata Irene.

Sehun terdiam.

"Ternyata kakak juga perhatian ya sama orang lain," puji Irene, "dan aku tersanjung dengan kunjungan kakak kali ini."

Sehun masih diam.

"Masih ya kak.. udah ngejengukin aku dan dateng ke sini jauh-jauh dari kampus," ujar Irene.

Sehun tak memperdulikan ucapan Irene. Ia sibuk dengan ponselnya dan Irene terus-menerus bercerita.

"Kak, tahu ga kenapa aku suka sama kakak?" tanya Irene.

Sehun tak menyimak, ia hanya tak peduli saja.

"Waktu kakak datang di kafe dan kita ketemu pertama kalinya, aku langsung tahu kalau aku cinta pada pandangan pertama." Irene bercerita.

Sehun tak peduli denngan ucapan Irene. Ia hanya ingin pulang, lebih tepatnya.

"Kakak ke sini karena kakak mau 'kan?" tanya Irene.

"Gue dateng ke sini, karena nyokap lo minta tolong. Dia ada urusan mendadak dan gue di mintanya untuk ngejagain lo," jelas Sehun.

Irene tersenyum dan berkata, "Ya udah deh, ga apa-apa. Yang penting ada kakak di sampingku, semuanya aman."

"Tidurlah, gue cuman mau mastiin lo tidur," sahut Sehun.

Irene menganggukan kepalanya dan memejamkan mata. Tak butuh waktu yang lama, Irene sudah tertidur dengan lelap dan Sehun menatapnya sedaritadi.

"Dasar cewek bodoh," ejek Sehun sambil merapikan anak rambut di sekitar wajah Irene.

Sehun melihat sekeliling kamar Irene dan ia tanpa sadar tersenyum.

"Lo bodoh, tapi gue lebih bodoh lagi karena ngekhawatirin lo, Bae

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo bodoh, tapi gue lebih bodoh lagi karena ngekhawatirin lo, Bae."

tsundere ❝✔❞ - Irene SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang