tiga puluh delapan

1.7K 184 2
                                    

"DASAR BOCHEN!"

Teriakan Chanyeol membuat Sehun menutupi telinganya. Untuk saat ini, mereka berada di kantin yang sudah di padati oleh banyaknya mahasiswa-mahasiswi. Taehyung yang baru saja duduk tertawa senang melihat Chanyeol yang masih mengusili Sehun.

"Bilangnya ga bakalan mau sama si Irene. Eh ga tahunya lo malah masuk jadi tipe bochen! Dasar laki!" ejek Chanyeol, "makanya, jangan sok-sok benci sama orang, jadi cinta mati 'kan lo!"

Taehyung tertawa, "Gue yang udah kenal si Irene dari dulu aja pernah suka sama dia, gimana kalau lo yang selalu di ikuti dia kemana-mana. Mantap memang si Irene, berhasil bikin anak orang jadi cinta mati sama dia."

"Kayaknya emang jodoh dia si Irene deh, Tae. Lo lihat ajalah tu anak sebucin apa sama Irene. Irene ke Paris cuman nemuin bokapnya aja malah ngintilin. Alasannya klasik. 'Mama kamu ga bisa datang ke Paris, makanya tiketnya di kasih ke aku.' Seperti yang gue bilang tadi, terlalu klise." Chanyeol menatap Sehun datar, "asiap yang udah cinta mati cuman bisa diem doang."

Sehun menghela napas, "Gue mau gimana lagi? Lo berdua tim pro Irene. Gue ga ada yang bantu. Makanya gue cuman bisa diem doang."

"NAH TU LO TAHU, NYET!" pekik Chanyeol heboh, "makanya, jangan nyakitin cewek."

"Lo nyakitin cewek, berarti lo nyakitin emak lo, Hun. Emak lo 'kan cewek," kata Taehyung.

Sehun menggelengkan kepalanya, "Emak gue wanita bukan cewek."

"Ga nanya," kata Chanyeol, "capek gue ngomong sama cowok sejenis tsundere kayak lo."

"Biarin aja lo capek, 'kan judul worknya emang tsundere." Sehun menyahut.

Taehyung menggelengkan kepalanya, "Yeol, apa gunanya lo ada dua tangan tapi ga baku hantam?"

"Oh iyaya, ada benarnya juga," kata Chanyeol.

"Ya udah, baku hantam sana sama Sehun," ucap Taehyung.

Chanyeol menatap Taehyung, "Gue yang baku hantam, nanti gue yang di kena marah sama ciwi-ciwi karena ngenonjok nih laki duluan."

"Ya udah, itu 'kan masalah lo, bukan masalah gue," kata Taehyung santai, "lagipula gue juga dari dulu emang mau nonjok nih anak, tapi karena gue ada salah, ya udah ga jadi."

"Elah, tai!" umpat Sehun, "awas aja lo berani nyenggol gue secuil, gue aduin sama Irene baru tahu rasa!"

"Gue yang harusnya ngadu ke Irene, bukan lo." Taehyung memutarkan bola matanya, "kalian ga ada kelas?"

"Ga," kata Chanyeol.

Sehun menggelengkan kepalanya, "Free gue."

"Nah.. lo free ngapain dimari?" tanya Chanyeol heran, "pasti mau nganter sama jemput si Nyonya Bae Joohyun."

Sehun tertawa, "Tahu aja lo!"

"Bochennya keluar lagi," ejek Taehyung.

"Demi Irene ga apa-apa jadi bucin sekali-kali," kata Sehun santai, "tapi, dia belum jawab ajakan gue untuk jadian, guys."

Taehyung dan Chanyeol yang semulanya melongo langsung tertawa mengejek Sehun yang sedang menatap datar mereka berdua.

"Gue serius," kata Sehun.

Taehyung menganggukan kepalanya, "Irene itu tipe orang yang harus nyelesain masalahnya terakhir, setelah dia udah maafin orang lain."

"Maksud lo?" tanya Sehun.

"Dia berusaha untuk maafin diri dia sendiri biar ga keinget-inget kejadian yang lalu, walaupun dia udah maafin orang itu. Dan asal lo tahu, prosesnya lama," jawab Taehyung, "kalau lo nunggunya ga masalah, ya udah."

Sehun tersenyum, "Gue ga masalah nungguin."

"Yakin lo? Nanti tiba-tiba mendadak jadi bucin cewek lain," kata Chanyeol, "udahlah, lo sama Irene aja. Cocok."

Sehun menganggukan kepalanya setuju, "Gue emang maunya sama Irene doang."

"Idih, bucinnya nampak lagi," ejek Taehyung.

"Gimana gue ga bucin coba sama cewek kayak dia? Udah cantik, baik, pinter, sabar lagi. Gue doang yang bodoh," sesal Sehun.

"Emang lo bodoh," kata Chanyeol santai, "udah dari dulu lo bodoh, Hun. Jadi, mau ngapusin masa lalu lo yang bodoh juga susah."

"Iya, suka hati lo aja ngatain gue," pasrah Sehun, "tapi, gue bakalan nungguin Irene kok."

"Mau sampai kapan?" tanya Taehyung, "lo yakin?"

Sehun menganggukan kepalanya yakin, "Gue yakin. Selama ini Irene yang selalu nunggu kepastian gue. Dan untuk saat ini, gue yang bakalan nungguin kepastian dia, sampai kapanpun."

tsundere ❝✔❞ - Irene SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang