Part 5 - Persiapan

4.1K 514 6
                                    

Pesta perayaan hari kelahiran Raja akan diadakan besok malam. Ava dan para pelayaan lain mendapat banyak tugas hari ini. Karena semua harus selesai dengan sempurna. Belum lagi para tamu dari kerajaan tetangga sudah ada yang datang. Menambah daftar panjang pekerjaan para pelayan.

Ava mendapatkan tugas untuk berada didapur, membantu juru masak istana menyiapkan bahan-bahan masakan untuk menjamu makan siang para tamu. Ava sangat bersyukur mendapat tugas ini, setidaknya ia tidak harus melihat wajah sok bersahabat para bangsawan yang pada kenyataannya sama-sama licik, dan saling menjilat. Apalagi wajah para Putri kerajaan yang selalu memandang rendah para pelayannya. Padahal tanpa Dayang-Dayang itu, mereka tidak akan bisa apa-apa.

Mata Ava terasa perih saat ia diperintahkan juru masak untuk mengiris bawang merah yang tak tanggung-tanggung jumlahnya itu. Beberapa pelayan yang melewatinya sampai memandangnya dengan tatapan aneh.

"Cepat selesaikan itu. Dan langsung potong wotel ini." Juru masak itu kembali meletakan wotel yang sudah bersih kedekat Ava. Mata gadis itu melotot menatap nanar wotel yang baru diletakan itu satu bakul besar. Dan Ava tahu, pekerjaannya besok akan lebih banyak lagi.

"Kerjakan saja." Ava hanya mengangguk ketika pelayan senior yang juga tengah memotong sayur itu berkata dengan nada pelan padanya.

***

"Yang Mulia, apa anda akan mendatangi undangan dari kerajaan Padjajaran?" Hayam Wuruk yang duduk disinggasananya, menatap Gajah Mada dengan sorot dingin tapi jenakan.

Hayam Wuruk menyatukan kedua tangannya, meletakan dagunya disana. "Bagaimana menurutmu, Paman?" Gajah Mada menghela napas pelan. Dia mulai tak mengerti dengan jalan pikiran Yuvaraja nya itu.

"Lagipula, kita tidak mungkin akan menyerang Padjajaran sekarang, kan? Meski aku sangat ingin sekali." Gajah Mada menahan napas saat mendengar perkataan Hayam Wuruk, apalagi senyum miring itu membuatnya yakin, rajanya tengah memikirkan sesuatu.

Hayam Wuruk bukan hanya raja bijaksana yang membuat rakyat makmur. Lebih dari itu, dia bisa menjadi orang paling berbahaya, dengan rencana licik yang dijalankan secara harus hingga lawannya tidak menyadari.

"Bagaimana jika Padjajaran yang menyerang kita? Dengan undangan sebagai kamuplase?" Ujar Gajah Mada dengan serius. Bisa saja Padjajaran yang menyerang mereka, itu bukan hal yang mustahil. Mengingat bagaimana politik yang dijalankan Majapahit mengancam eksistensi kerajaannya.

"Paman tidak perlu risau akan itu. Karena mereka tidak akan bisa melakukannya. Siapkan saja pasukan, Paman. kita akan menghadiri acara itu." Senyum simpul terbit diwajah rupawannya. Tapi siapapun tidak ada yang mengetahui alasannya.

***

17 Desember 2018

Biru

Didhelikake ing Padjajaran (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang