Part 13 - Meminta

3.4K 441 8
                                    

"Aku sudah mengetahuinya sekarang. Terus apalagi?" Seloroh Ava, tanpa mengalihkan tatapannya dari mata Hayam Wuruk.

Tangan Hayam Wuruk terangkat. Mengelus pipi Ava dengan lembut. "Jangan seperti ini." Ujarnya, menghapus air mata dipipi Ava yang memejamkan mata merasakan sentuhan dikulitnya. Hatinya semakin berdenyut.

"Maukah kamu mengabulkan janjimu dulu?" Tanya Ava, kedua tangannya menangkap tangan Hayam Wuruk. Menggenggamnya dengan lembut. "Hanya sejenak. Bawa aku keluar dari sini. Aku ingin menjelajah diluar sana." Pintanya dengan memohon.

"Hanya sejenak." Tekan Ava seolah meyakinkan Hayam Wuruk agar mau memenuhi keinginannya.

Bagaimana mungkin Hayam Wuruk sampai hati untuk menolak keinginan dia yang dilindunginya. Tak akan mampu lidahnya membantah. "Pejamkan matamu." Hayam Wuruk menarik tangannya, mendekap Ava dalam pelukan hangat dan erat.

Seperti hembus angin, dia membawa Ava pergi keluar istana. Memakai mantra untuk membuat tubuhnya dan Ava menjadi transparan. Kedua sayap dwi warnanya mulai keluar memancarkan sinar sejenak sebelum mengepak. Kaki Hayam Wuruk beranjak. Pelukan dipinggang Ava semakin mengerat, menenggelamkan tubuh mungil itu.

Hayam Wuruk menundukan wajahnya sejajar dengan telinga Ava. "Buka matamu." Bisiknya lembut dan sedikit serak.

Dengan pelan Ava menuruti perintah Hayam Wuruk. Ava menundukan kepalanya, dan langsung terlonjak kaget saat merasakan jika kedua kakinya bertumpu dikaki Hayam Wuruk.
"Apa ini?" Jerit Ava mengeratkan lingkaran lengannya yang memeluk leher Hayam Wuruk.

"Kita terbang?" Ava menatap mata Hayam Wuruk dengan terkejut. Ava takut jatuh. Tanah dibawahnya terlihat sangat jauh. Dan jika sampai Ava terjun bebas, bisa dipastikan jika ia akan langsung mati dalam sekejap dalam keadaan yang mengerikan.

"Bagaimana bisa?" Lirih Ava lagi, menyadari dua sayap dipunggung Hayam Wuruk yang mengepak dengan pelan.

"Hei, apa yang akan kamu lakukan?" Ava memukul bahu Hayam Wuruk dengan sebelah tangannya, karena tak mendapat balasan untuk semua pertanyaan yang ia lontarkan.

"Diamlah, nikmati saja pemandangan dibawah sana." Bibir Ava mengerucut dengan sebal. Tapi tak urung dia juga melakukan apa yang Hayam Wuruk katakan.

Dibawah sana. Hutan rimbun dengan pohon-pohon yang terlihat pendek dan kecil terlihat seperti ornamen dengan putih awan diatasnya. Semelir angin lembut yang membelainya dengan ramah membuat senyumnya terbit sehangat mentari pagi menyapa.

Ava lupa akan perasaan kecewa dan sakitnya. Nyatanya dalam hadirnya, tanpa perlu suatu pengakuan rasa, Hayam Wuruk bisa membuatnya merasa bahagia dan berharga.





***

4 Januari 2019

Aku mau minta do'a kalian. Do'a kan aku semoga bisa LULUS SNMPTN, AMINNN.

Biru

Didhelikake ing Padjajaran (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang