Part 2 - Aku Hanya Ingin...

5.3K 603 9
                                    

Ava saat ini tengah berada diruangan berisi buku-buku. Perpustakan istana, untuk membereskan buku yang berserakan dimeja-meja yang terbuat dari kayu jati mengkilap dengan ukiran rumit yang begitu indah. Para saudara-saudaranya memang pemalas, dan selalu melimpahkan semua padanya.

"Aku ingin pergi dari sini." Gumamnya pelan yang terdengar juga di telinga tajam Hayam Wuruk. Sebenarnya entah apa yang merasukinya hingga ia merasa begitu ingin mengikuti Ava? Gadis yang biasa-biasa saja itu.

Tanpa bisa ditahan. Hayam Wuruk memeluk dari belakang tubuh Ava yang tengah mengamati buku-buku dirak. Hayam Wuruk dapat merasakan bagimana perasaan gadis dalam pelukannya. Dan ketika hatinya juga terasa perih, itu terasa sangat tak nyaman.

Ava membeku merasakan kembali tangan yang memeluk perutnya dari belakang. Juga deru napas orang lain. Matanya menatap sekeliling dengan horor.

Tidak ada orang lain. Lalu ini apa? Tangan Ava menangkup tangan Hayam Wuruk yang melingkar diperutnya. Kepalanya menunduk tak ada tangan yang memeluknya. Tapi tangannya bisa merasakan itu.

"Siapa kamu?"

Hening. Tak ada yang menyahuti pertanyaannya. Tapi, Ava masih merasakan dengan jelas bahwa sekarang dia sedang bersandar pada dada seseorang. Detak jantungnya pun terdengar ditelinganya. Mengalun dengan lembut dan pelan, sangat menenangkan.

"Siapapun kamu, aku mohon jangan sakiti aku." Ujar mengiba, saat merasakan tangan itu mendekapnya semakin erat.

"Aku tidak akan menyakitimu Ava. Aku hanya ingin menjagamu. Menjadi tempatmu ketika keputusasaan menjeratmu semakin kuat. Aku akan menjadi kekuatanmu untuk bertahan."

Hayam Wuruk sekarang tahu, apapun yang dia rasakan sekarang. Ia hanya ingin melindungi gadis itu dengan kedua tangannya. Menjaga Ava dengan nyawanya. Bukankah ia terlalu cepat bersimpati? Kemana ia yang selalu membunuh para musuhnya dengan dingin, tanpa belas kasihan?

Gadis ini berbeda, untuk pertama kalinya netra coklat terang itu begitu terlihat mengiba, berharap seseorang untuk mengulurkan tangan. Mengeluarkannya dari penjara yang selama ini mengurungnya dalam kepedihan. Siksaan yang membuat mentalnya goyah. Dan Hayam Wuruk tak kuasa untuk menolak semua itu.


***

16 Desember 2018

Biru

Didhelikake ing Padjajaran (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang